Indonesia Tawarkan Digital Ekonomi Saat Bosphorus Summit di Turki
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Indonesia melihat bahwa ekonomi digital dapat menjadi salah satu jalan keluar dari kemandekan ekonomi global akibat wabah Covid-19. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Turki , Lalu Muhamad Iqbal, saat menjadi pembicara di Bosphorus Summit di Istanbul, 8-9 Maret 2021.
Karena itu, Pemerintah Indonesia terus mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi digital, bahkan sebelum 2020. Selain Dubes Indonesia, tiga Dubes lainnya yang menjadi pembicara dalam sesi khusus mengenai 'Kerjasama Internasional di Era Ketidakpastian' adalah Dubes India, Dubes Perancis dan Dubes Inggris untuk Turki.
Lebih jauh Dubes Iqbal mengatakan, bahwa wabah Covid-19 menciptakan dua kecenderungan yang berlawanan. Disatu sisi menciptakan kebutuhan Kerjasama internasional yang lebih kuat, namun di sisi lain negara-negara semakin menutup diri.
“Ekonomi digital dapat menjadi solusi. Karena ekonomi digital bersifat lintas batas dan tidak terhalang oleh jarak serta sektor. Bila berkembang dalam ekosistem yang baik, ekonomi digital dapat menciptakan digital spill over ke sektor ekonomi non-digital," ujar Dubes Iqbal.
Menurut Oxford Economic, nilai ekonomi digital dunia pada tahun 2016 sebesar USD11 triliun dan pada tahun 2025 akan menjadi USD23 triliun. Tahun ini diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia saja bisa mencapai USD40 miliar.
"Di Turki nilai ekonomi digital mendekati USD15 miliar dan ditargetkan mencapai USD30 miliar pada tahun 2023. Karena itu, baru-baru ini Indonesia dan Turki sudah mulai mendorong ke arah kerjasama ekonomi digital," imbuh Iqbal.
Bosphorus Summit adalah forum strategis di Kawasan Balkan yang diselenggarakan setiap tahun di Istanbul, Turki. Forum tersebut dihadiri oleh para CEO, pembuat kebijakan, politisi, akademisi, wartawan senior serta aktivis sosial dan LSM dari negara-negara di Kawasan Balkan.
Bosphorus Summit edisi ke-11 ini adalah forum strategis skala internasional pertama yang diselenggarakan di Turki sejak terjadinya wabah Covid-19 tahun lalu. KBRI Ankara menjadi mitra strategis dalam Bhosporus Summit kali ini.
Karena itu, Pemerintah Indonesia terus mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi digital, bahkan sebelum 2020. Selain Dubes Indonesia, tiga Dubes lainnya yang menjadi pembicara dalam sesi khusus mengenai 'Kerjasama Internasional di Era Ketidakpastian' adalah Dubes India, Dubes Perancis dan Dubes Inggris untuk Turki.
Lebih jauh Dubes Iqbal mengatakan, bahwa wabah Covid-19 menciptakan dua kecenderungan yang berlawanan. Disatu sisi menciptakan kebutuhan Kerjasama internasional yang lebih kuat, namun di sisi lain negara-negara semakin menutup diri.
“Ekonomi digital dapat menjadi solusi. Karena ekonomi digital bersifat lintas batas dan tidak terhalang oleh jarak serta sektor. Bila berkembang dalam ekosistem yang baik, ekonomi digital dapat menciptakan digital spill over ke sektor ekonomi non-digital," ujar Dubes Iqbal.
Menurut Oxford Economic, nilai ekonomi digital dunia pada tahun 2016 sebesar USD11 triliun dan pada tahun 2025 akan menjadi USD23 triliun. Tahun ini diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia saja bisa mencapai USD40 miliar.
"Di Turki nilai ekonomi digital mendekati USD15 miliar dan ditargetkan mencapai USD30 miliar pada tahun 2023. Karena itu, baru-baru ini Indonesia dan Turki sudah mulai mendorong ke arah kerjasama ekonomi digital," imbuh Iqbal.
Bosphorus Summit adalah forum strategis di Kawasan Balkan yang diselenggarakan setiap tahun di Istanbul, Turki. Forum tersebut dihadiri oleh para CEO, pembuat kebijakan, politisi, akademisi, wartawan senior serta aktivis sosial dan LSM dari negara-negara di Kawasan Balkan.
Bosphorus Summit edisi ke-11 ini adalah forum strategis skala internasional pertama yang diselenggarakan di Turki sejak terjadinya wabah Covid-19 tahun lalu. KBRI Ankara menjadi mitra strategis dalam Bhosporus Summit kali ini.
(akr)