Rights Issue, BSI Bidik Rp7,15 Triliun di Pasar Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) di Bursa Efek Indonesia. Langka rights issue itu untuk menghimpun dana segar di pasar modal Indonesia senilai USD500 juta atau setara Rp7,15 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS).
Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyebut, skema HMETD dengan penerbitan sebagian saham emiten di BEI itu untuk menemukan kemitraan kerja yang strategis.
Dalam penerbitan saham tersebut, emiten juga akan akan menargetkan free float atau saham yang dimiliki publik dengan kepemilikan kurang 7,5 persen. rights issue mulai dilakukan pada tahun 2021.
"Tahun 2021 ini Bank Syariah Indonesia atau BSI akan melakukan rights issue. Ini merupakan bagian dari ketentuan free float dan juga untuk menemukan strategic partner," ujar Tiko dalam gelaran Market Outlook 2021 Mandiri Investasi, Rabu (10/3/2021).
Tak hanya HMETD, BSI akan melakukan langkah strategi lain pada tahun ini, rencana aksi korporasi emiten tersebut dilakukan hingga 2023 mendatang. "Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," katanya.
Melalui aksi korporasi itu, BSI menargetkan investor global sebagai pemilik saham emiten melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).
BSI ditargetkan masuk dalam 10 bank syariah terbesar di dunia. Bahkan mampu disejajarkan dengan Bank Al-Rajhi dan Bank Albilad. Kedua bank itu merupakan dua bank yang berpusat di Riyadh, Arab Saudi dengan nilai aset masing-masing USD111,3 miliar dan USD23,6 miliar pada 2019. Sementara aset BSI pasca merger sekitar USD15 miliar.
Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyebut, skema HMETD dengan penerbitan sebagian saham emiten di BEI itu untuk menemukan kemitraan kerja yang strategis.
Dalam penerbitan saham tersebut, emiten juga akan akan menargetkan free float atau saham yang dimiliki publik dengan kepemilikan kurang 7,5 persen. rights issue mulai dilakukan pada tahun 2021.
"Tahun 2021 ini Bank Syariah Indonesia atau BSI akan melakukan rights issue. Ini merupakan bagian dari ketentuan free float dan juga untuk menemukan strategic partner," ujar Tiko dalam gelaran Market Outlook 2021 Mandiri Investasi, Rabu (10/3/2021).
Tak hanya HMETD, BSI akan melakukan langkah strategi lain pada tahun ini, rencana aksi korporasi emiten tersebut dilakukan hingga 2023 mendatang. "Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," katanya.
Melalui aksi korporasi itu, BSI menargetkan investor global sebagai pemilik saham emiten melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).
BSI ditargetkan masuk dalam 10 bank syariah terbesar di dunia. Bahkan mampu disejajarkan dengan Bank Al-Rajhi dan Bank Albilad. Kedua bank itu merupakan dua bank yang berpusat di Riyadh, Arab Saudi dengan nilai aset masing-masing USD111,3 miliar dan USD23,6 miliar pada 2019. Sementara aset BSI pasca merger sekitar USD15 miliar.
(ind)