Kesejahteraan Petani Jadi Prioritas, TaniHub Jaga Keseimbangan Supply-Demand
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perhatian serius terhadap kesejahteraan petani perlu menjadi prioritas. Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan taraf hidup, perbaikan kesejahteraan petani juga berdampak pada capaian ketahanan pangan nasional dan juga pertumbuhan ekonomi.
VP of Corporate Services TaniHub Astri Purnamasari menuturkan, mengenai tantangan yang mewarnai capaian ketahanan pangan nasional, TaniHub melihat ada beberapa celah yang terdapat di sana. Pertama adalah gap antara supply dan demand.
“Kita mencoba untuk me-matching-kan antara supply dan demand. Saat ini kondisi yang ada adalah itu nggak match. Contoh antara kuantitas yang ada di lahan dengan kuantitas yang dibutuhkan oleh pasar,” tuturnya dalam acara Market Review IDX Channel, JUmat (12/3/2021).
“Atau kita bisa bicara mengenai kualitasnya itu sendiri. Di pasar butuhnya grade A misalnya, yang sizenya sekian, beratnya sekian, level kemanisannya sekian, tapi hasil panen kita tidak seperti itu. Atau kalau misalnya bisa seperti itu secara jumlah itu tidak memenuhi yang dibutuhkan oleh pasar,” tambah dia.
Selain itu, terkait suistanability dan musim. Menurutnya, terkadang tidak secara terus menerus produk yang dihasilkan itu bagus. “Kadang-kadang produknya bagus lalu yang berikutnya tidak stabil gitu. Jadi self quality dan kuantitas itu tidak stabil pasokannya. Lalu, juga ada beberapa produk yang memang dia itu nggak bisa panen sepanjang tahun padahal kebutuhannya ada terus sepanjang tahun, di mana itu semua sebenarnya bisa disiasati dengan planning kultivasi yang lebih baik yang coba disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar,” jelas Astri.
Lebih lanjut Astri menjelaskan, dengan adanya gap-gap tersebut TaniHub mencoba membangun satu ekosistem yang terdiri dari tiga arm yaitu, me-matching-kan antara supply dan demand dengan cara membukakan akses petani ke pasar, memberikan akses modal melalui TaniFund, dan mengisi gap di supply chain agriculture melalui TaniSupply.
“Jadi yang paling pertama kita itu bukakan akses petani ke pasar, karena saat ini kondisi pertanian kita itu petani-petani kita itu mampu memproduksi tapi tidak mampu untuk memasarkan. Jadi yang pertama kali kita lakukan adalah me-matchingkan antara supply dan demand, dengan kita cari pasar seluas-luasnya dan kita cari supply sesuai dengan pasar tersebut,” jelas dia.
VP of Corporate Services TaniHub Astri Purnamasari menuturkan, mengenai tantangan yang mewarnai capaian ketahanan pangan nasional, TaniHub melihat ada beberapa celah yang terdapat di sana. Pertama adalah gap antara supply dan demand.
“Kita mencoba untuk me-matching-kan antara supply dan demand. Saat ini kondisi yang ada adalah itu nggak match. Contoh antara kuantitas yang ada di lahan dengan kuantitas yang dibutuhkan oleh pasar,” tuturnya dalam acara Market Review IDX Channel, JUmat (12/3/2021).
“Atau kita bisa bicara mengenai kualitasnya itu sendiri. Di pasar butuhnya grade A misalnya, yang sizenya sekian, beratnya sekian, level kemanisannya sekian, tapi hasil panen kita tidak seperti itu. Atau kalau misalnya bisa seperti itu secara jumlah itu tidak memenuhi yang dibutuhkan oleh pasar,” tambah dia.
Selain itu, terkait suistanability dan musim. Menurutnya, terkadang tidak secara terus menerus produk yang dihasilkan itu bagus. “Kadang-kadang produknya bagus lalu yang berikutnya tidak stabil gitu. Jadi self quality dan kuantitas itu tidak stabil pasokannya. Lalu, juga ada beberapa produk yang memang dia itu nggak bisa panen sepanjang tahun padahal kebutuhannya ada terus sepanjang tahun, di mana itu semua sebenarnya bisa disiasati dengan planning kultivasi yang lebih baik yang coba disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar,” jelas Astri.
Lebih lanjut Astri menjelaskan, dengan adanya gap-gap tersebut TaniHub mencoba membangun satu ekosistem yang terdiri dari tiga arm yaitu, me-matching-kan antara supply dan demand dengan cara membukakan akses petani ke pasar, memberikan akses modal melalui TaniFund, dan mengisi gap di supply chain agriculture melalui TaniSupply.
“Jadi yang paling pertama kita itu bukakan akses petani ke pasar, karena saat ini kondisi pertanian kita itu petani-petani kita itu mampu memproduksi tapi tidak mampu untuk memasarkan. Jadi yang pertama kali kita lakukan adalah me-matchingkan antara supply dan demand, dengan kita cari pasar seluas-luasnya dan kita cari supply sesuai dengan pasar tersebut,” jelas dia.
(ind)