Joe Biden Target AS Bebas Covid Saat 4 Juli, Ekonomi Paman Sam Bisa Tumbuh 5%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah menandatangai UU Stimulus Fiskal sebesar USD1,9 triliun atau setara dengan Rp 26.600 triliun (kurs Rp 14.000) menjadi Undang-Undang. Paket stimulus USD1,9 triliun juga menyediakan USD 400 miliar, dimana USD1.400 untuk pembayaran langsung kepada sebagian besar orang Amerika.
Direktur Investasma Hans Kwee mengatakan, ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh lebih dari 5% dari perkiraan sebelumnya 4 %. "Pemulihan ekonomi yang cepat berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi dan pada akhirnya menaikan suku bunga," kata Hans Kwee di Jakarta.
Selain itu pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari negara lain berpotensi menaikan minat pelaku pasar akan asset berisiko di USA dan menyebabkan USD menguat. Tetapi jangka pendek stimulus akan menyebakan likuditas Dollar yang longgar di pasar keuangan, sehingga berpotensi memperlemah USD terhadap mata uang negara lain.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan, mengambil tindakan agresif untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 dan membuat Negeri Paman Sam -julukan AS- bisa pulih pada tanggal 4 Juli 2021. Hal ini lebih cepat dari perkiraan awal dimana Amerika Serikat di perkirakan normal pada Maret 2022.
Biden juga akan memerintahkan seluruh negara bagian, wilayah, dan suku AS untuk membuat semua orang dewasa memenuhi syarat menerima vaksin Covid-19 paling lambat 1 Mei 2020. Hal terjadi setelah Biden mengumumkan akan ada cukup vaksin virus corona untuk semua orang dewasa Amerika pada akhir Mei.
Percepatan ini tidak lepas dari Food and Drug Administration (FDA), memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson. Ini merupakan vaksin virus Covid 19 ketiga yang disetujui di AS.
Produsen vaksin Merck, pesaing Johnson & Johnson, kemudian setuju untuk membantu memproduksi vaksin yang baru disetujui untuk menggandakan kapasitas bagi warga AS. "Sejauh ini, baru sekitar 10 persen orang Amerika telah divaksinasi penuh," tandasnya.
Direktur Investasma Hans Kwee mengatakan, ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh lebih dari 5% dari perkiraan sebelumnya 4 %. "Pemulihan ekonomi yang cepat berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi dan pada akhirnya menaikan suku bunga," kata Hans Kwee di Jakarta.
Selain itu pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari negara lain berpotensi menaikan minat pelaku pasar akan asset berisiko di USA dan menyebabkan USD menguat. Tetapi jangka pendek stimulus akan menyebakan likuditas Dollar yang longgar di pasar keuangan, sehingga berpotensi memperlemah USD terhadap mata uang negara lain.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan, mengambil tindakan agresif untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 dan membuat Negeri Paman Sam -julukan AS- bisa pulih pada tanggal 4 Juli 2021. Hal ini lebih cepat dari perkiraan awal dimana Amerika Serikat di perkirakan normal pada Maret 2022.
Biden juga akan memerintahkan seluruh negara bagian, wilayah, dan suku AS untuk membuat semua orang dewasa memenuhi syarat menerima vaksin Covid-19 paling lambat 1 Mei 2020. Hal terjadi setelah Biden mengumumkan akan ada cukup vaksin virus corona untuk semua orang dewasa Amerika pada akhir Mei.
Percepatan ini tidak lepas dari Food and Drug Administration (FDA), memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson. Ini merupakan vaksin virus Covid 19 ketiga yang disetujui di AS.
Produsen vaksin Merck, pesaing Johnson & Johnson, kemudian setuju untuk membantu memproduksi vaksin yang baru disetujui untuk menggandakan kapasitas bagi warga AS. "Sejauh ini, baru sekitar 10 persen orang Amerika telah divaksinasi penuh," tandasnya.
(akr)