Pasca Pandemi, Pariwiata Bakal Ikut Mendongkrak Ekonomi Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keindahan alam dan keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia, membuat negeri ini memiliki potensi wisata yang sangat besar. Bahkan pariwisata sempat digadang-gadang sebagai sektor yang akan dikembangkan sebagai kontributor PDB terbesar melampaui Migas sebagai sumberdaya yang tak terbarukan.
Sayang keadaan berkata lain, ketika Pandemi Covid 19 datang, sektor yang semula diharap cerah seketika berubah menjadi bidang yang paling keras menerima akibat pandemi. Perjalanan orang dibatasi, batas antar wilayah ditutup, hotel-hotel sepi, restoran merana, destinasi wisata senyap. Pandemi telah mengubah dan menjungkirbalikkan segalanya termasuk harapan pada pariwisata.
Mengapa sektor pariwisata begitu penting bagi Indonesia ? Di tahun 2019, tercatat lebih dari 34 juta rakyat Indonesia yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Lebih dari 90 juta rakyat yang terkait dan menikmati manfaat dari pariwisata dan ekonomi kreatif. Terdapat 31 subsektor lapangan usaha dalam cakupan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dari angka-angka tersebut tergambar potensi yang sangat luar biasa dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menjadi daya ungkit ekonomi. Namun Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kunjungan wisatawan menurun drastis, tingkat keterisian kamar hotel jadi menurun. Restoran dan sektor lainnya pun terdampak karena pergerakan wisatawan menurun.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan meningkat dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
Sandiaga Uno mengatakan, saat ini kontribusi sektor parekraf kepada PDB sekitar 4,3 persen. Sandi menargetkan, kontribusi sektor parekraf terhadap PDB bisa menembus 10 persen-12 persen dalam waktu 5-10 tahun ke depan.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020 diperkirakan berada pada angka 4,1 persen. Sementara itu, pada 2019 lalu, kontribusi sektor pariwisata sebesar 4,7 persen.
Menurut Menteri Pariwisata selama ini kita selalu memasang target berapa banyak jumlah wisatawan yang hadir ke Indonesia. Dirinya ingin mengubah target itu dari quantity menjadi quality.
Pariwisata Indonesia juga tidak mau hanya mengandalkan kepada wisatawan mancanegara tapi juga harus menambah jumlah wisatawan nusantara. Saat ini kontribusi sektor parekraf terhadap PDB sekitar 4,3 persen. “Saya menargetkan 5-10 tahun lagi kontribusinya bisa mencapai 10-12 persen dari PDB,” kata Sandiaga Uno dalam diskusi virtual DBS Asian Insight dan IDE Katadata 2021, Senin (22/3/2021).
Untuk mencapai target tersebut, Kemenparekraf melakukan dua kampanye nasional yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Untuk itu, Kemenparekraf perlu berkolaborasi dengan sejumlah pihak termasuk dengan media untuk bisa kembali membangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain itu, tambah Sandi, pemerintah juga mempunyai 5 destinasi Bali baru yang diharapkan bisa menpercepat pemulihan industri pariwisata. Kata Sandi, 5 Bali baru ini bukan berarti akan mengambil jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali.
“Jadi, kita tetap berharap jumlah wisatawan ke Bali tetap meningkat namun dengan adanya 5 Bali baru ini bisa menambah jumlah wisatawan. Jadi 5 Bali baru ini tidak mengambil kuenya Bali tapi justru untuk memperbesar jumlah wisatawan sehingga bisa memperbesar kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB,” jelasnya.
Sandi optimistis, kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun ini akan membantu pemulihan ekonomi nasional.
“Bringing back tourism means bringing back economy. Karena industri pariwisata itu adalah harapan yang bisa membuka peluang tenaga kerja. Saya berharap semua destinasi wisata sudah menjalankan dengan ketat protokol kesehatan sehingga wisatawan tidak ragu lagi untuk berlibur,” jelasnya.
Pariwisata termasuk salah satu sektor yang terkena danmpak paling parah dari pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) turun hingga 75%. Pada 2019, jumlah wisman lebih dari 16 juta. Adapun pada 2020 turun menjadi 4,08 juta kunjungan wisman.
Capaian devisa negara dari sektor pariwisata juga terimbas pandemi. Pada 2019, devisa sektor pariwisata mencapai USD16,9 miliar. Namun, pada 2020 turun drastis menjadi USD3,54 miliar. Lalu, jumlah tenaga kerja pariwisata juga mengalami penurunan, yakni menjadi 13,97 juta orang di 2020 dari sebelumnya 14,96 juta orang pada 2019.
Sayang keadaan berkata lain, ketika Pandemi Covid 19 datang, sektor yang semula diharap cerah seketika berubah menjadi bidang yang paling keras menerima akibat pandemi. Perjalanan orang dibatasi, batas antar wilayah ditutup, hotel-hotel sepi, restoran merana, destinasi wisata senyap. Pandemi telah mengubah dan menjungkirbalikkan segalanya termasuk harapan pada pariwisata.
Mengapa sektor pariwisata begitu penting bagi Indonesia ? Di tahun 2019, tercatat lebih dari 34 juta rakyat Indonesia yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Lebih dari 90 juta rakyat yang terkait dan menikmati manfaat dari pariwisata dan ekonomi kreatif. Terdapat 31 subsektor lapangan usaha dalam cakupan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dari angka-angka tersebut tergambar potensi yang sangat luar biasa dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menjadi daya ungkit ekonomi. Namun Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kunjungan wisatawan menurun drastis, tingkat keterisian kamar hotel jadi menurun. Restoran dan sektor lainnya pun terdampak karena pergerakan wisatawan menurun.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan meningkat dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
Sandiaga Uno mengatakan, saat ini kontribusi sektor parekraf kepada PDB sekitar 4,3 persen. Sandi menargetkan, kontribusi sektor parekraf terhadap PDB bisa menembus 10 persen-12 persen dalam waktu 5-10 tahun ke depan.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020 diperkirakan berada pada angka 4,1 persen. Sementara itu, pada 2019 lalu, kontribusi sektor pariwisata sebesar 4,7 persen.
Menurut Menteri Pariwisata selama ini kita selalu memasang target berapa banyak jumlah wisatawan yang hadir ke Indonesia. Dirinya ingin mengubah target itu dari quantity menjadi quality.
Pariwisata Indonesia juga tidak mau hanya mengandalkan kepada wisatawan mancanegara tapi juga harus menambah jumlah wisatawan nusantara. Saat ini kontribusi sektor parekraf terhadap PDB sekitar 4,3 persen. “Saya menargetkan 5-10 tahun lagi kontribusinya bisa mencapai 10-12 persen dari PDB,” kata Sandiaga Uno dalam diskusi virtual DBS Asian Insight dan IDE Katadata 2021, Senin (22/3/2021).
Untuk mencapai target tersebut, Kemenparekraf melakukan dua kampanye nasional yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Untuk itu, Kemenparekraf perlu berkolaborasi dengan sejumlah pihak termasuk dengan media untuk bisa kembali membangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain itu, tambah Sandi, pemerintah juga mempunyai 5 destinasi Bali baru yang diharapkan bisa menpercepat pemulihan industri pariwisata. Kata Sandi, 5 Bali baru ini bukan berarti akan mengambil jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali.
“Jadi, kita tetap berharap jumlah wisatawan ke Bali tetap meningkat namun dengan adanya 5 Bali baru ini bisa menambah jumlah wisatawan. Jadi 5 Bali baru ini tidak mengambil kuenya Bali tapi justru untuk memperbesar jumlah wisatawan sehingga bisa memperbesar kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB,” jelasnya.
Sandi optimistis, kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun ini akan membantu pemulihan ekonomi nasional.
“Bringing back tourism means bringing back economy. Karena industri pariwisata itu adalah harapan yang bisa membuka peluang tenaga kerja. Saya berharap semua destinasi wisata sudah menjalankan dengan ketat protokol kesehatan sehingga wisatawan tidak ragu lagi untuk berlibur,” jelasnya.
Pariwisata termasuk salah satu sektor yang terkena danmpak paling parah dari pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) turun hingga 75%. Pada 2019, jumlah wisman lebih dari 16 juta. Adapun pada 2020 turun menjadi 4,08 juta kunjungan wisman.
Capaian devisa negara dari sektor pariwisata juga terimbas pandemi. Pada 2019, devisa sektor pariwisata mencapai USD16,9 miliar. Namun, pada 2020 turun drastis menjadi USD3,54 miliar. Lalu, jumlah tenaga kerja pariwisata juga mengalami penurunan, yakni menjadi 13,97 juta orang di 2020 dari sebelumnya 14,96 juta orang pada 2019.
(eko)