Kelar Lebih Cepat, Transpark Juanda Laris Diminati Konsumen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak menghalangi Trans Property untuk menyelesaikan proyek propertinya berupa superblok apartemen Transpark Juanda Bekasi. Malahan proyek tersebut selesai digarap lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.
Hari ini, Rabu (24/3/2021) Trans Property melakukan topping off terakhir untuk Transpark Juanda. Di kawasan ini ada lima tower, yaitu tower Jade, Saphire, Ruby, Emerald, dan Diamond. ( Baca juga:Penghapusan PPN Diyakini Dongkrak Penjualan Properti )
"Jadi sekarang pemasaran sudah masuk tower keempat. Hari ini adalah topping off tower keempat, tapi ini adalah topping off yang terakhir dari kelima tower yang ada di Transpark Juanda Bekasi," kata Marketing Director Trans Property Fransiskus Afong.
Total unit di lima tower tersebut sebanyak 5.600-an unit. Komposisinya, di Tower Jade dan Sapphire masing-masing 700-an unit, di Tower Ruby 900-an, di Tower Emerald dan Diamond masing-masing 1.500-an unit.
Afong menambahkan, saat penjualan perdana Tower Jade dan Sapphire di tahun 2017, range harga unit apartemen tersebut masih di kisaran Rp320 jutaan. Namun harga unit apartemen ini sekarang sudah naik. “Ada yang sudah Rp400 jutaan, tergantung di tower mana. Ada juga yang masih kisaran Rp360 jutaan. Rata-rata sekarang di Emerald harganya Rp420 jutaan,” kata Afong.
Afong menambahkan, Transpark Juanda merupakan kawasan modern mixed used development superblock yang dibangun di atas lahan seluas lima hektare. Makanya, di kawasan ini ada bangunan komersial, residensial, kampus, dan ada gedung hotel setara bintang 3.
Menurut Afong, hingga saat ini penjualan Emerald Tower telah mencapai di atas 60%. Bahkan, pihaknya juga telah menargetkan serah terima Emerald Tower akan dilakukan pada April 2022. "Untuk tower lainnya, seperti Jade dan Saphire telah habis terjual dan siap diserahterimakan pada Agustus akhir tahun ini," kata Afong.
Larisnya proyek Transpark Juanda tak lepas dari konsep yang diusung pengembang, yakni transit-oriented development (TOD). Transpark Juanda menjadi salah satu hunian idaman yang dekat dengan berbagai fasilitas umum.
"Dengan letak lokasi, konsep dan fasilitas yang kami hadirkan, terutama kekuatan TOD-nya menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi apartemen ini punya mal langsung, dan 80 meter di depan sudah stasiun commuter line Bekasi Timur, ada dua koridor busway, 1,5 kilo menuju stasiun LRT," papar Afong.
Ditambah lagi, pembangunan Transpark Juanda memperhatikan konsep eco green, yakni menghadirkan fasilitas taman terbuka dan water park. "Kalau kita perhatikan antara gedung terdapat water park, taman, dan gym terbuka seluas kurang lebih sekitar satu lapangan bola. Selain itu kami juga memberikan fasilitas taman terbuka di lantai 16 yang kami jadikan sebagai sky garden sebagai area olahraga ringan atau berkumpul dengan keluarga," katanya. ( Baca juga:Peta Pangkalan Militer Rahasia Israel Bocor ke Publik )
Dari sejumlah unit yang sudah terjual, lanjut Afong, diketahui bahwa pembeli yang merupakan end user dan investor jumlahnya lumayan berimbang. Sebab, banyak konsumen yang menggunakan cara membayar lewa KPA (kredit pemilikan apartemen).
“Biasanya pengguna KPA itu end user, kalau investor itu pilihnya cash bertahap, atau cash keras. Meskipun tidak tertutup kemungkinan end user ini semi investor. Di sini, di atas 50 persen adalah end user,” ujar Afong.
Hari ini, Rabu (24/3/2021) Trans Property melakukan topping off terakhir untuk Transpark Juanda. Di kawasan ini ada lima tower, yaitu tower Jade, Saphire, Ruby, Emerald, dan Diamond. ( Baca juga:Penghapusan PPN Diyakini Dongkrak Penjualan Properti )
"Jadi sekarang pemasaran sudah masuk tower keempat. Hari ini adalah topping off tower keempat, tapi ini adalah topping off yang terakhir dari kelima tower yang ada di Transpark Juanda Bekasi," kata Marketing Director Trans Property Fransiskus Afong.
Total unit di lima tower tersebut sebanyak 5.600-an unit. Komposisinya, di Tower Jade dan Sapphire masing-masing 700-an unit, di Tower Ruby 900-an, di Tower Emerald dan Diamond masing-masing 1.500-an unit.
Afong menambahkan, saat penjualan perdana Tower Jade dan Sapphire di tahun 2017, range harga unit apartemen tersebut masih di kisaran Rp320 jutaan. Namun harga unit apartemen ini sekarang sudah naik. “Ada yang sudah Rp400 jutaan, tergantung di tower mana. Ada juga yang masih kisaran Rp360 jutaan. Rata-rata sekarang di Emerald harganya Rp420 jutaan,” kata Afong.
Afong menambahkan, Transpark Juanda merupakan kawasan modern mixed used development superblock yang dibangun di atas lahan seluas lima hektare. Makanya, di kawasan ini ada bangunan komersial, residensial, kampus, dan ada gedung hotel setara bintang 3.
Menurut Afong, hingga saat ini penjualan Emerald Tower telah mencapai di atas 60%. Bahkan, pihaknya juga telah menargetkan serah terima Emerald Tower akan dilakukan pada April 2022. "Untuk tower lainnya, seperti Jade dan Saphire telah habis terjual dan siap diserahterimakan pada Agustus akhir tahun ini," kata Afong.
Larisnya proyek Transpark Juanda tak lepas dari konsep yang diusung pengembang, yakni transit-oriented development (TOD). Transpark Juanda menjadi salah satu hunian idaman yang dekat dengan berbagai fasilitas umum.
"Dengan letak lokasi, konsep dan fasilitas yang kami hadirkan, terutama kekuatan TOD-nya menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi apartemen ini punya mal langsung, dan 80 meter di depan sudah stasiun commuter line Bekasi Timur, ada dua koridor busway, 1,5 kilo menuju stasiun LRT," papar Afong.
Ditambah lagi, pembangunan Transpark Juanda memperhatikan konsep eco green, yakni menghadirkan fasilitas taman terbuka dan water park. "Kalau kita perhatikan antara gedung terdapat water park, taman, dan gym terbuka seluas kurang lebih sekitar satu lapangan bola. Selain itu kami juga memberikan fasilitas taman terbuka di lantai 16 yang kami jadikan sebagai sky garden sebagai area olahraga ringan atau berkumpul dengan keluarga," katanya. ( Baca juga:Peta Pangkalan Militer Rahasia Israel Bocor ke Publik )
Dari sejumlah unit yang sudah terjual, lanjut Afong, diketahui bahwa pembeli yang merupakan end user dan investor jumlahnya lumayan berimbang. Sebab, banyak konsumen yang menggunakan cara membayar lewa KPA (kredit pemilikan apartemen).
“Biasanya pengguna KPA itu end user, kalau investor itu pilihnya cash bertahap, atau cash keras. Meskipun tidak tertutup kemungkinan end user ini semi investor. Di sini, di atas 50 persen adalah end user,” ujar Afong.
(uka)