Kartu Prakerja Tingkatkan Inklusi Keuangan dan Perluas Literasi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menyebut, Kartu Prakerja menjadi bantuan pemerintah pertama yang menggunakan sistem digital . Dimana semua peserta program ini harus memiliki rekening bank atau e-wallet.
“Program Kartu Prakerja ini telah mewajibkan untuk memiliki dompet digital atau rekening bank. Sudah tidak ada lagi bantuan tunai secara langsung melalui dinas setempat. Hal ini tidak hanya mempercepat, tetapi tepat sasaran. Ini sangat bagus,” ujar Trubus.
Trubus juga menilai, program Kartu Prakerja ini tidak diperuntukkan hanya memenuhi pangsa pasar kerja, namun mencetak banyak wirausaha yang berkompeten.
“Program Kartu Prakerja tidak hanya bermanfaat untuk menyiapkan kompetensi untuk pasar kerja pasca pandemi. Namun dengan adanya insentif tambahan bagi alumni program, ini akan mendorong lebih banyak wirausahawan berkompeten,” kata Trubus.
Menurut Trubus, guna mencetak wirausahawan yang semakin kompeten hingga pasca pandemi nanti. Ia menyebut program ini diperlukan implementasi pengawasan yang lebih detail. Dimana perlu adanya kolaborasi bersama pemerintah daerah guna memastikan para pelaku usaha alumni Kartu Prakerja mendapatkan pelatihan yang baik, permodalan yang sesuai hingga tingkat pemasarannya.
“Pengawasan ini penting, agar para alumni program ini menjadi entrepreneur yang baik. Juga agar tidak adanya penyimpangan ataupun kesulitan dalam mendapatkan modal KUR super mikro ini,” tutupnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengatakan, program Kartu Prakerja telah meningkatkan inklusi keuangan nasional . Pasalnya, sebesar 25% dari total peserta yang sebanyak 55,6 juta orang sebelumnya belum memiliki rekening perbankan atau di lembaga keuangan lainnya.
“Program ini mengakselerasi inklusi keuangan. Sebanyak 25% penerima manfaat belum pernah punya rekening atau juga belum punya e-wallet (dompet digital),” ujar Menko Airlangga.
Selain itu, kata Menko Airlangga, program kartu prakerja juga memicu kebiasaan belajar baru yang sangat dibutuhkan pada era 4.0, yaitu secara daring dan mandiri. “Dengan kata lain, Program Kartu Prakerja mendorong perluasan literasi digital masyarakat,” tambahnya.
“Program Kartu Prakerja ini telah mewajibkan untuk memiliki dompet digital atau rekening bank. Sudah tidak ada lagi bantuan tunai secara langsung melalui dinas setempat. Hal ini tidak hanya mempercepat, tetapi tepat sasaran. Ini sangat bagus,” ujar Trubus.
Trubus juga menilai, program Kartu Prakerja ini tidak diperuntukkan hanya memenuhi pangsa pasar kerja, namun mencetak banyak wirausaha yang berkompeten.
“Program Kartu Prakerja tidak hanya bermanfaat untuk menyiapkan kompetensi untuk pasar kerja pasca pandemi. Namun dengan adanya insentif tambahan bagi alumni program, ini akan mendorong lebih banyak wirausahawan berkompeten,” kata Trubus.
Menurut Trubus, guna mencetak wirausahawan yang semakin kompeten hingga pasca pandemi nanti. Ia menyebut program ini diperlukan implementasi pengawasan yang lebih detail. Dimana perlu adanya kolaborasi bersama pemerintah daerah guna memastikan para pelaku usaha alumni Kartu Prakerja mendapatkan pelatihan yang baik, permodalan yang sesuai hingga tingkat pemasarannya.
“Pengawasan ini penting, agar para alumni program ini menjadi entrepreneur yang baik. Juga agar tidak adanya penyimpangan ataupun kesulitan dalam mendapatkan modal KUR super mikro ini,” tutupnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengatakan, program Kartu Prakerja telah meningkatkan inklusi keuangan nasional . Pasalnya, sebesar 25% dari total peserta yang sebanyak 55,6 juta orang sebelumnya belum memiliki rekening perbankan atau di lembaga keuangan lainnya.
“Program ini mengakselerasi inklusi keuangan. Sebanyak 25% penerima manfaat belum pernah punya rekening atau juga belum punya e-wallet (dompet digital),” ujar Menko Airlangga.
Selain itu, kata Menko Airlangga, program kartu prakerja juga memicu kebiasaan belajar baru yang sangat dibutuhkan pada era 4.0, yaitu secara daring dan mandiri. “Dengan kata lain, Program Kartu Prakerja mendorong perluasan literasi digital masyarakat,” tambahnya.
(akr)