BI Akan Tekan Dampak Buruk dari Digitalisasi Ekonomi

Rabu, 31 Maret 2021 - 14:42 WIB
loading...
BI Akan Tekan Dampak Buruk dari Digitalisasi Ekonomi
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Digitalisasi turut memberikan dampak bagi aktivitas perekonomian. Bank Indonesia (BI) menilai digitalisasi dalam ekonomi perlu dioptimalkan dan menimalisasi risiko yang ada.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengatakan, Bank Indonesia akan meminimalkan risiko dan ekses negatif yang terkait dengan digitalisasi ekonomi nasional. ( Baca juga:Bos BI Dorong Transformasi Keuangan Syariah )

"Kami di bank sentral juga melihat bahwa kami memiliki tantangan bagaimana kami mencari titik keseimbangan antara upaya mengoptimalkan peluang yang diusung oleh inovasi digital tetapi juga mengupayakan memitigasi kan risiko," ujar Filianingsih dalam forum diskusi virtual, Rabu (31/3/2021).

Dia menambahkan, dengan adanya digitalisasi, Bank Indonesia perlu bergerak secara selaras dengan upaya menjaga stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Tidak hanya itu, dia menyebut industri juga perlu melakukan perubahan.

"Bagi industri sendiri kita lihat perlu juga untuk melakukan transformasi digital secara end-to-end supaya bisa mampu untuk menjaga daya saingnya, jadi yak bisa di comfort zone harus melakukan transformasi," kata dia.

Filianingsih menyampaikan, digitalisasi telah melahirkan pola baru dalam aktivitas ekonomi, yang mana hal ini ditandai dengan munculnya tiga hal baru. Pertama adalah teknologi baru, mengenai teknologi baru atau disebut sebagai teknologi digital telah hadir di setiap sendi kehidupan dan hampir seluruh aktivitas baik individu maupun korporasi juga terpapar dengan inovasi digital ini. Teknologi baru pertumbuhannya pun eksponensial saat ini.

Kedua, model bisnis baru, di mana saat ini telah banyak lahir model bisnis baru yang sangat inovatif. Dia menyebut, teknologi digital memungkinkan terjadinya model bisnis yang baik yang bundling maupun unbundling. Di era saat ini juga penting untuk berkolaborasi model bisnis antara berbagai pelaku, salah satunya di sistem pembayaran. ( Baca juga:Pemerintah Tolak Sahkan Pengurus Partai Demokrat Kubu Moeldoko )

Terakhir, yaitu pemain baru. Dengan merebaknya teknologi digital memungkinkan banyaknya pemain baru khususnya non-bank. Hal ini terlihat terutama pada retail payment dan peran non bank semakin menguat sekaligus mengubah struktur dan tatanan sektor keuangan.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4995 seconds (0.1#10.140)