Menteri Basuki Bakal Pakai Kompor Induksi di Rumah Barunya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membeberkan rumah pribadinya akan digusur. Meski begitu, dia tak menjelaskan akar persoalan penggusuran tersebut.
Saat ini, dia memilih membangun rumah baru. Rencananya, rumah yang dia dirikan nantinya menggunakan kompor induksi atau berbasis listrik. Langkah itu sekaligus dukungannya terhadap program ketahanan dan kemandirian energi nasional pemerintah.
"Ini akan meningkatkan ketahanan energi kita. Saya kebetulan sedang bikin rumah karena rumah saya mau digusur, jadi mungkin ini jadi ide juga untuk bisa memakai kompor induksi," ujar Basuki, Kamis (1/4/2021).
Dia menilai, dengan sinergisitas pemerintah dan masyarakat untuk mendorong penggunaan kompor induksi maka ketahanan energi yang dicita-citakan Indonesia akan terwujud.
Di sisi lain, pembangunan 1 juta rumah dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang menjadi program andalan Kementerian PUPR pun akan menggunakan integrasi data dengan PT PLN (Persero). Data ini akan berfungsi mengontrol berapa jumlah hunian rumah dengan penggunaan listrik, khususnya kompor induksi.
"Nah ini (data) saya kira juga menjadi integrasi yang sangat baik. Inovasi yang mempertemukan kebutuhan hunian dan pasokan rumah ini, tentunya akan mendukung kerja sama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) dengan PLN tadi," tutur dia.
Kementerian PUPR mencatat, hingga 2021 pembangunan 1 juta rumah dalam skema FLPP telah mencapai 1,1 juta unit. Program ini akan diteruskan sepanjang 2021.
Basuki menyebut, anggaran FLPP tahun ini mencapai Rp16,2 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi daripada anggaran tahun sebelumnya yakni Rp9,11 triliun. "Kami di Kementerian PUPR, khususnya untuk pembangunan perumahan melalui skema FLPP dengan program 1 juta rumah sampai 2021 sudah terbangun 1,1 juta unit. Kemudian pada 2021 ini FLPP dialokasikan anggarannya jauh lebih besar dari tahun sebelumnya, sebesar kurang lebih Rp16,2 triliun dari tadinya hanya Rp9,011 triliun," ujar Basuki.
Program 1 juta rumah sendiri akan diserap oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) dengan persentase sebesar 90 persen. Saat ini, manajemen sudah menyerap sekitar 21.000 unit rumah dengan nilai sebesar Rp2,5 triliun. Secara agregat, total unit yang harus diserap sebanyak 157.500 rumah.
"Yang sudah terserap, sekitar Rp2,5 triliun sebanyak 21.000 unit rumah dengan target 157.500 unit rumah, itu belum termasuk rusun-rusun yang kita bangun melalui APBN," katanya.
Saat ini, dia memilih membangun rumah baru. Rencananya, rumah yang dia dirikan nantinya menggunakan kompor induksi atau berbasis listrik. Langkah itu sekaligus dukungannya terhadap program ketahanan dan kemandirian energi nasional pemerintah.
"Ini akan meningkatkan ketahanan energi kita. Saya kebetulan sedang bikin rumah karena rumah saya mau digusur, jadi mungkin ini jadi ide juga untuk bisa memakai kompor induksi," ujar Basuki, Kamis (1/4/2021).
Dia menilai, dengan sinergisitas pemerintah dan masyarakat untuk mendorong penggunaan kompor induksi maka ketahanan energi yang dicita-citakan Indonesia akan terwujud.
Di sisi lain, pembangunan 1 juta rumah dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang menjadi program andalan Kementerian PUPR pun akan menggunakan integrasi data dengan PT PLN (Persero). Data ini akan berfungsi mengontrol berapa jumlah hunian rumah dengan penggunaan listrik, khususnya kompor induksi.
"Nah ini (data) saya kira juga menjadi integrasi yang sangat baik. Inovasi yang mempertemukan kebutuhan hunian dan pasokan rumah ini, tentunya akan mendukung kerja sama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) dengan PLN tadi," tutur dia.
Kementerian PUPR mencatat, hingga 2021 pembangunan 1 juta rumah dalam skema FLPP telah mencapai 1,1 juta unit. Program ini akan diteruskan sepanjang 2021.
Basuki menyebut, anggaran FLPP tahun ini mencapai Rp16,2 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi daripada anggaran tahun sebelumnya yakni Rp9,11 triliun. "Kami di Kementerian PUPR, khususnya untuk pembangunan perumahan melalui skema FLPP dengan program 1 juta rumah sampai 2021 sudah terbangun 1,1 juta unit. Kemudian pada 2021 ini FLPP dialokasikan anggarannya jauh lebih besar dari tahun sebelumnya, sebesar kurang lebih Rp16,2 triliun dari tadinya hanya Rp9,011 triliun," ujar Basuki.
Program 1 juta rumah sendiri akan diserap oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) dengan persentase sebesar 90 persen. Saat ini, manajemen sudah menyerap sekitar 21.000 unit rumah dengan nilai sebesar Rp2,5 triliun. Secara agregat, total unit yang harus diserap sebanyak 157.500 rumah.
"Yang sudah terserap, sekitar Rp2,5 triliun sebanyak 21.000 unit rumah dengan target 157.500 unit rumah, itu belum termasuk rusun-rusun yang kita bangun melalui APBN," katanya.
(ind)