Perluas Program Agro Solution, Pupuk Indonesia Gandeng Perpadi dan Paskomnas
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan dua off-taker pertanian , Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) serta PT Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) dalam rangka perluasan kerja sama program Agro Solution.
Kemitraan diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta pada Jumat (9/4). Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman berharap Agro Solution bisa menjadi model yang diterima masyarakat dan bisa diterapkan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perseroan dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas.
Hal ini mengingat Perpadi dan Paskomnas memiliki jaringan hampir di seluruh Indonesia. Nantinya mereka akan menjadi pembeli hasil panen dari petani binaan Pupuk Indonesia pada program Agro Solution.
Menurut Bakir, peranan off-taker pertanian sangat krusial dalam skema Agro Solution. “Kerjasama dengan Perpadi dan Paskomnas yang memiliki jaringan yang sangat luas tentunya sangat membantu program ini," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (10/4/2021).
Melalui program Agro Solution, ungkap dia, Pupuk Indonesia memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian, baik melalui kegiatan off farm maupun on farm. Program ini akan menjadi solusi atas permasalahan yang selama ini dihadapi petani.
Dalam kegiatan off farm Agro Solution, perseroan memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi dan memberikan jaminan off-taker hasil panen mereka. Sedangkan on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro-input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida dan lainnya. Di samping itu juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis.
"Dengan demikian, Agro Solution bertujuan untuk mendongkrak produktivitas pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan dan daya beli petani sehingga tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi," paparnya.
Bakir menambahkan, keberhasilan program Agro Solution sangat bergantung pada multi-stakeholder yang terlibat. Salah satu stakeholder kunci adalah off-taker atau pihak yang menjamin bahwa hasil panen petani dapat dibeli dengan harga yang baik dan dipasarkan dengan harga kompetitif pula.
Sementara itu, Pupuk Indonesia meningkatkan target luas lahan Agro Solution menjadi 50.000 hektar (ha) pada tahun 2021. Target tersebut akan dilaksanakan oleh lima anggota holding, yaitu Petrokimia Gresik (16.000 ha), Pupuk Kalimantan Timur (12.000 ha), Pupuk Kujang (10.000 ha), Sriwidjaja Palembang (8.000 ha), dan Pupuk Iskandar Muda (4.000 ha).
Sedangkan realisasi Agro Solution hingga 30 Maret 2021 mencapai 16.799 ha atau 33,6% dari target. Melihat antusiasme di lapangan, angka tersebut akan terus bertambah.
Direktur Utama Paskomnas Indonesia, Hartono Wignjopranoto, menilai bahwa Agro Solution akan mendorong petani berkorporasi dan meningkatkan daya saing dan menjadikan pertanian di Indonesia semakin maju. Menurut dia, Agro Solution akan menjadi contoh kegiatan korporasi yang sesuai dengan harapan Presiden RI.
Untuk itu, pihaknya memastikan akan membantu memasarkan hasil panen petani Agro Solution sepanjang kualitas panennya bagus dan berkesinambungan. Sebab, dua poin itu yang akan menentukan hasil optimal di pasar. “Ini momentum yang bagus,” tandas Hartono.
Sebagai informasi, Paskomnas merupakan pasar induk yang sudah terbangun di Palembang, Tangerang, Semarang, dan Surabaya. Paskomnas fokus menjadi off-taker hortikultura dan dibangun untuk membuat akses pemasaran lebih baik dalam pendistribusian produk agribisnis (lokal) ke konsumen (pasar regional/ nasional).
Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyatakan, untuk tahap awal program ini akan diimplementasikan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. “Agro Solution adalah salah satu bentuk tanggung jawab kami turut membantu meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya.
Sebagai catatan, Perpadi merupakan organisasi profesi non-pemerintah. Bergerak di bidang usaha penggilingan padi dan pengusaha beras. Saat ini memiliki anggota sebanyak 182.199 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari penggilingan kecil (167.840 unit), sedang (8.624 unit) dan besar (2.117 unit). Mereka terdiri dari pengusaha penggilingan padi swasta, koperasi, BUMN, BUMD dan perorangan.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
Kemitraan diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta pada Jumat (9/4). Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman berharap Agro Solution bisa menjadi model yang diterima masyarakat dan bisa diterapkan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perseroan dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas.
Hal ini mengingat Perpadi dan Paskomnas memiliki jaringan hampir di seluruh Indonesia. Nantinya mereka akan menjadi pembeli hasil panen dari petani binaan Pupuk Indonesia pada program Agro Solution.
Menurut Bakir, peranan off-taker pertanian sangat krusial dalam skema Agro Solution. “Kerjasama dengan Perpadi dan Paskomnas yang memiliki jaringan yang sangat luas tentunya sangat membantu program ini," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (10/4/2021).
Melalui program Agro Solution, ungkap dia, Pupuk Indonesia memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian, baik melalui kegiatan off farm maupun on farm. Program ini akan menjadi solusi atas permasalahan yang selama ini dihadapi petani.
Dalam kegiatan off farm Agro Solution, perseroan memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi dan memberikan jaminan off-taker hasil panen mereka. Sedangkan on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro-input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida dan lainnya. Di samping itu juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis.
"Dengan demikian, Agro Solution bertujuan untuk mendongkrak produktivitas pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan dan daya beli petani sehingga tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi," paparnya.
Bakir menambahkan, keberhasilan program Agro Solution sangat bergantung pada multi-stakeholder yang terlibat. Salah satu stakeholder kunci adalah off-taker atau pihak yang menjamin bahwa hasil panen petani dapat dibeli dengan harga yang baik dan dipasarkan dengan harga kompetitif pula.
Sementara itu, Pupuk Indonesia meningkatkan target luas lahan Agro Solution menjadi 50.000 hektar (ha) pada tahun 2021. Target tersebut akan dilaksanakan oleh lima anggota holding, yaitu Petrokimia Gresik (16.000 ha), Pupuk Kalimantan Timur (12.000 ha), Pupuk Kujang (10.000 ha), Sriwidjaja Palembang (8.000 ha), dan Pupuk Iskandar Muda (4.000 ha).
Sedangkan realisasi Agro Solution hingga 30 Maret 2021 mencapai 16.799 ha atau 33,6% dari target. Melihat antusiasme di lapangan, angka tersebut akan terus bertambah.
Direktur Utama Paskomnas Indonesia, Hartono Wignjopranoto, menilai bahwa Agro Solution akan mendorong petani berkorporasi dan meningkatkan daya saing dan menjadikan pertanian di Indonesia semakin maju. Menurut dia, Agro Solution akan menjadi contoh kegiatan korporasi yang sesuai dengan harapan Presiden RI.
Untuk itu, pihaknya memastikan akan membantu memasarkan hasil panen petani Agro Solution sepanjang kualitas panennya bagus dan berkesinambungan. Sebab, dua poin itu yang akan menentukan hasil optimal di pasar. “Ini momentum yang bagus,” tandas Hartono.
Baca Juga
Sebagai informasi, Paskomnas merupakan pasar induk yang sudah terbangun di Palembang, Tangerang, Semarang, dan Surabaya. Paskomnas fokus menjadi off-taker hortikultura dan dibangun untuk membuat akses pemasaran lebih baik dalam pendistribusian produk agribisnis (lokal) ke konsumen (pasar regional/ nasional).
Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyatakan, untuk tahap awal program ini akan diimplementasikan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. “Agro Solution adalah salah satu bentuk tanggung jawab kami turut membantu meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya.
Sebagai catatan, Perpadi merupakan organisasi profesi non-pemerintah. Bergerak di bidang usaha penggilingan padi dan pengusaha beras. Saat ini memiliki anggota sebanyak 182.199 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari penggilingan kecil (167.840 unit), sedang (8.624 unit) dan besar (2.117 unit). Mereka terdiri dari pengusaha penggilingan padi swasta, koperasi, BUMN, BUMD dan perorangan.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
(ind)