Kreasi UMi Pegadaian 'Si Penyelamat UMKM' di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Jari jemari perempuan paruh baya itu begitu telaten membentuk kalumping dalam bahasa Makassar atau lipatan-lipatan kecil pada pinggiran kulit pembungkus jalangkote. Jalangkote merupakan camilan khas Makassar yang dikalangan kebanyakan disebut pastel.
Aktivitas tersebut sudah 10 tahun lebih dilakoni oleh Suleha, 45 tahun, di rumah produksinya di Jalan Tanjung Raya 6 nomor 25, Kota Makassar. Dengan nama usaha Jalangkote Mita dan Ani. Melalui kepiawaiannya membuat jalangkote inilah, Suleha bisa menghidupi keluarganya.
Pada kondisi pandemi yang sudah berlangsung lama, Suleha bercerita, jika usahanya tidak secemerlang sebelum masa pandemi . Untuk itu, ibu tiga anak ini harus benar-benar memutar otak bagaimana menjaga agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jalangkotenya tetap berjalan.
Beruntung baginya, sejak kurun waktu 3 tahun terakhir bisa mengenal program Ultra Mikro (UMi) milik Pegadaian . Dari perkenalan inilah, Suleha mengaku usahanya bisa eksis di masa pandemi dengan sokongan program yang dihadirkan Pegadaian . Apalagi, jika melihat kondisi ekonominya dan aset yang dimilikinya akan sangat susah mengakses pembiayan perbankan alias unbankable.
Tapi, semua keinginannya untuk menambah modal usaha tanpa harus ribet mengurus persyaratan agunan yang bernilai besar dan administrasi berbelit bisa diwujudkan oleh Pegadaian .
“Sebenarnya saya sudah jadi nasabah Pegadaian sudah lebih dari 10 tahun untuk produk gadainya, tapi untuk Kreasi Ultra Mikro (UMi) dengan agunan BPKB motor sudah sejak tiga tahun. Dari pinjaman tersebut alhamdulillah usaha jalangkote saya bisa eksis di kondisi pandemi,” ujarnya.
Suleha mengaku kepincut dengan Pegadaian Kreasi UMi karena prosesnya tidak ribet, dan agunannya hanya bermodalkan BPKB serta syarat administrasi lainnya. Hasilnya, hanya butuh waktu empat hari pinjamannya sudah bisa dicairkan.
Salah satu keluarga petani melihat saldo tabungan emas Pegadaian di Kabupaten Maros, Minggu (25/04/2021). Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
“Awalnya pinjam Rp10 juta dengan waktu kembali 12 bulan, terus usaha berkembang saya tambah lagi modalnya Rp8 juta sudah lunas dan saya ajukan lagi Rp6 juta untuk menambah modal lagi. Dari proses itu saya senang karena bunganya rendah tidak mencekik leher, belum lagi petugasnya ramah dan kami tidak dikejar-kejar seperti pembiayaan lainnya,” jelasnya.
Dia mengakui dari dukungan Kreasi UMi Pegadaian , usahanya meski di tengah pandemi masih bisa menghasilkan untung dengan rata-rata omzet per bulannya Rp10 juta, bahkan sebelum pandemi bisa Rp15 juta. Dari omzet tersebut, Suleha memanfaatkannya membayar kewajiban Kreasi UMi, membeli mobil, membiayai pendidikan anak dan mengepulkan dapurnya.
“Produksi rata-rata hari biasa sebelum pandemi bisa 700 biji jalangkote, setelah pandemi 500 sampai 600 biji. Bersyukur di Ramadan sudah mulai naik pemesanan 1.000 biji dengan varian harga yang ditawarkan mulai Rp1.000 per biji hingga Rp2.000 per biji,” ungkapnya.
Suleha mengibaratkan Pegadaian sebagai penyelamat usaha miliknya, apalagi di masa pandemi. Entah, apa yang terjadi jika tak bisa mengakses pembiayaan tersebut.
Salah satu pedagang kelontong membuka buku rekening tabungan emas Pegadian di Makassar. PT Pegadaian akan terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi) dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui KUR. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
“Kreasi UMi ini menyelamatkan usaha saya, tidak tahu bagaimana keberlangsungan usaha ini jika tanpa dukungan Pegadaian . Mau pinjam ke rentenir tentu bunganya mencekik. Terima kasih Pegadaian sudah mengerti apa yang menjadi kebutuhan UMKM,” ujarnya.
Untungnya menjadi nasabah Kreasi UMi juga dirasakan Karmansyah Rahim yang merupakan salah satu pelaku usaha binaan Pegadaian Makassar.
Karmansyah Rahim adalah seorang pengusaha UMK yang bergelut di sektor industri dan perdagangan dengan membuat souvenir tas rajut serta toko kelontong.
Usaha Karmansyah berada di Kelurahan Lakkang, Kecamatan Tallo, untuk mengakses lokasi tersebut harus menyusuri Sungai Tallo.
“Alhamdulillah usaha saya bisa terus berkembang berkat bantuan pembiayaan UMi Pegadaian , saya tidak tahu dari mana dapat pinjaman karena waktu itu saya sulit mengakses perbankan,” terangnya.
Karmansyah memproduksi kurang lebih 8 tas rajut dari benang dengan omzet Rp350 ribu dan modal sekitar Rp100 ribu per tasnya. Dari usaha ini, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp250 ribu per tas, sehingga keuntungan yang diperoleh per bulannya mencapai Rp2 juta. Usaha yang lain yang dijalankan adalah usaha toko kelontong dengan omzet per bulannya sebesar Rp1,5 juta.
“Meski di tengah pandemi Covid-19, sangat disyukuri usaha tetap berjalan dan mampu menghasilkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya,” paparnya.
Hal serupa juga dirasakan Fence Liwanto, 55 tahun, yang memiliki usaha toko klontong. Usahanya berlokasi di Jalan Pelanduk nomor 23 Makassar bisa eksis sampai saat ini.
“Sudah 3 tahunan saya jadi nasabah Kreasi UMi dengan pinjaman awal Rp10 juta, kemudian Rp8,5 juta dan sedang berjalan Rp5 juta, saya manfaatkan menambah varian barang di toko. Alhamdulillah bisa eksis sampai saat ini dan bisa lancar, apalagi cicilannya ringan dan bunganya sangat rendah,” tuturnya.
UMi Bantu Kembangkan UMKM
PT Pegadaian (Persero) akan terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi) dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui KUR.
Di Makassar, kehadiran PT Pegadaian (Persero) Kanwil Makassar sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk membantu perekonomian nasional.
Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil VI Makassar, Zulfan Adam mengatakan, sebagai salah satu lembaga jasa keuangan non bank milik pemerintah, Pegadaian menyediakan fasilitas pembiayaan usaha kepada pengusaha mikro, kecil dan menegah yang membutuhkan tambahan modal untuk kegiatan usahanya.
“Sebagai BUMN, Pegadaian memiliki visi yaitu menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat sehingga Pegadaian hadir untuk memberikan akses permodalan kepada pengusaha ultra mikro dan UMKM sehingga terhindar dari rentenir atau praktek ijon,” ujarnya.
Warga membuka aplikasi Pegadian mobile di depan Masjid Terapung, Makassar, Senin (13/4/2021). Pegadaian Mobile memanfaatkan aplikasi smartphone untuk berbagai macam transaksi pembayaran sehingga transaksi jadi lebih praktis.Dengan Pegadaian Mobile nasabah dapat menjadi agen multi pembayaran online pegadaian. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
Selain menyediakan fasilitas pembiayaan usaha, untuk mendukung pengembangan UMKM, selama bulan maret 2021 ini Pegadaian Kanwil Makassar melakukan workshop online bertema UMKM Bangkit Indonesia Bangkit kepada pengusaha binaan Pegadaian Kanwil Makassar dengan menghadirkan influencer dan praktisi pengembangan UMKM bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Saat ini, Pegadaian Kanwil Makassar juga sedang menjajaki kerja sama dengan IWAPI Makassar dalam rangka pembinaan pengusaha melalui pelatihan-pelatihan, sehingga diharapkan kerja sama ini nantinya dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan UMKM di wilayah kerja Pegadaian Kanwil VI Makassar.
Zulfan Adam memaparkan, segmen yang menjadi perhatian utama Pegadaian dalam pengembangan usaha ultra mikro meliputi perdagangan, pertanian, dan industri, di mana tiga sektor ini yang paling erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Pegadaian Kanwil Makassar.
Dalam mendukung keberlangsungan dan pengembangan Usaha Ultra Mikro dan UMKM, PT Pegadaian (Persero) memberikan fasilitas berupa pembiayaan dalam produk Kreasi Ultra Mikro yang berbasis fidusia, serta KCA/ Rahn UMi yang berbasis gadai.
Dijelaskannya, Kreasi Ultra Mikro sendiri adalah fasilitas pembiayaan berbasis fidusia dengan tarif sewa modal sebesar 1.25% per bulan dengan jangka waktu 12 - 36 bulan dan range pembiayaan dari Rp1 juta sampai dengan Rp10 juta. Sementara, KCA/ Rahn UMi adalah pembiayaan berbasis Gadai/ Rahn dengan tarif 1.05% per 15 hari untuk KCA UMi dan 0.64% per 10 hari untuk Rahn UMi dan range pembiayaan dari Rp1 juta sampai dengan Rp10 juta.
“Tahun ini total penyaluran Kreasi UMi Rp165 miliar dan khusus di Sulsel sebanyak Rp120 miliar. Dari jumlah tersebut sampai dengan 25 Maret 2021, penyalurarn kredit Kreasi UMi adalah sebesar Rp7,41 miliar,” jelasnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penyaluran kredit Kreasi UMi per Maret 2021 adalah sebesar Rp17,5 miliar. Dari jumlah tersebut terdapat penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan efek pandemi yang memang banyak memberi dampak pada berbagai sektor usaha.
“Penyaluran kredit pada tahun yang lalu cukup tinggi hingga Maret 2020 karena efek pandemi COVID 19 belum terasa signifikan, begitu juga denga pelaksanaan PSBB yang baru berlaku pada bulan April 2020. Untuk mendorong penyaluran Kredit Kreasi UMi ini, Pegadaian giat melakukan pengenalan dan literasi produk pembiyaan mikro sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui dan paham akan program Pegadaian khususnya pembiayaan ultra mikro ini,” terangnya.
Pegadaian juga mengembangkan produk kredit UMi melalui sistem Gadai dengan nama program KCA/Rahn UMi. Produk ini diluncurkan pada bulan Agustus 2020. Tercatat hingga Desember tahun 2020 penyaluran kredit KCA UMi adalah sebesar Rp117,38 miliar.
Dengan adanya produk baru ini, lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kredit UMi ini dengan hanya menggadai emas yang dimiliki serta mendapatkan sewa modal yang sangat rendah.
“Di Kanwil Makassar jenis usaha yang paling banyak menggunakan kredit UMi usaha sembako, lalu disusul oleh jualan kue dan jualan di Pasar. Sementara untuk item segmen yang dibiayai seperti usaha Pertanian sawah & jagung, toko sembako, warung makan, usaha peternakan dan toko campuran,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, jika hingga saat ini, Program Kreasi UMi masih disalurkan oleh Pegadaian , karena terdapat perbedaan dalam pembiayaan ini di mana Kreasi UMi berbasis fidusia dengan jaminan kendaraan bermotor. Sedangkan KCA/ Rahn UMi berbasis gadai dengan mayoritas barang jaminan yang digadaikan adalah emas perhiasan. Jadi ketiga fasilitas pembiayaan ini tetap berjalan berbarengan untuk mengakomodir kebutuhan dana masyarakat dengan cakupan yang lebih luas lagi.
“Kami sangat optimis bahwa dengan penyaluran pembiayaan Ultra Mikro ini dapat membantu masyarakat terutama pengusaha mikro dalam menjalankan usahanya dalam masa pandemi ini, bahkan mengembangkannya sehingga mampu menyokong perekonomian rumah tangganya. Dengan adanya peningkatan pendapatan maka akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat sehingga mampu mendukung perputaran ekonomi khususnya di Sulawesi Selatan yang kemudian memberikan dampak bagi pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Aktivitas tersebut sudah 10 tahun lebih dilakoni oleh Suleha, 45 tahun, di rumah produksinya di Jalan Tanjung Raya 6 nomor 25, Kota Makassar. Dengan nama usaha Jalangkote Mita dan Ani. Melalui kepiawaiannya membuat jalangkote inilah, Suleha bisa menghidupi keluarganya.
Pada kondisi pandemi yang sudah berlangsung lama, Suleha bercerita, jika usahanya tidak secemerlang sebelum masa pandemi . Untuk itu, ibu tiga anak ini harus benar-benar memutar otak bagaimana menjaga agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jalangkotenya tetap berjalan.
Beruntung baginya, sejak kurun waktu 3 tahun terakhir bisa mengenal program Ultra Mikro (UMi) milik Pegadaian . Dari perkenalan inilah, Suleha mengaku usahanya bisa eksis di masa pandemi dengan sokongan program yang dihadirkan Pegadaian . Apalagi, jika melihat kondisi ekonominya dan aset yang dimilikinya akan sangat susah mengakses pembiayan perbankan alias unbankable.
Tapi, semua keinginannya untuk menambah modal usaha tanpa harus ribet mengurus persyaratan agunan yang bernilai besar dan administrasi berbelit bisa diwujudkan oleh Pegadaian .
“Sebenarnya saya sudah jadi nasabah Pegadaian sudah lebih dari 10 tahun untuk produk gadainya, tapi untuk Kreasi Ultra Mikro (UMi) dengan agunan BPKB motor sudah sejak tiga tahun. Dari pinjaman tersebut alhamdulillah usaha jalangkote saya bisa eksis di kondisi pandemi,” ujarnya.
Suleha mengaku kepincut dengan Pegadaian Kreasi UMi karena prosesnya tidak ribet, dan agunannya hanya bermodalkan BPKB serta syarat administrasi lainnya. Hasilnya, hanya butuh waktu empat hari pinjamannya sudah bisa dicairkan.
Salah satu keluarga petani melihat saldo tabungan emas Pegadaian di Kabupaten Maros, Minggu (25/04/2021). Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
“Awalnya pinjam Rp10 juta dengan waktu kembali 12 bulan, terus usaha berkembang saya tambah lagi modalnya Rp8 juta sudah lunas dan saya ajukan lagi Rp6 juta untuk menambah modal lagi. Dari proses itu saya senang karena bunganya rendah tidak mencekik leher, belum lagi petugasnya ramah dan kami tidak dikejar-kejar seperti pembiayaan lainnya,” jelasnya.
Dia mengakui dari dukungan Kreasi UMi Pegadaian , usahanya meski di tengah pandemi masih bisa menghasilkan untung dengan rata-rata omzet per bulannya Rp10 juta, bahkan sebelum pandemi bisa Rp15 juta. Dari omzet tersebut, Suleha memanfaatkannya membayar kewajiban Kreasi UMi, membeli mobil, membiayai pendidikan anak dan mengepulkan dapurnya.
“Produksi rata-rata hari biasa sebelum pandemi bisa 700 biji jalangkote, setelah pandemi 500 sampai 600 biji. Bersyukur di Ramadan sudah mulai naik pemesanan 1.000 biji dengan varian harga yang ditawarkan mulai Rp1.000 per biji hingga Rp2.000 per biji,” ungkapnya.
Suleha mengibaratkan Pegadaian sebagai penyelamat usaha miliknya, apalagi di masa pandemi. Entah, apa yang terjadi jika tak bisa mengakses pembiayaan tersebut.
Salah satu pedagang kelontong membuka buku rekening tabungan emas Pegadian di Makassar. PT Pegadaian akan terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi) dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui KUR. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
“Kreasi UMi ini menyelamatkan usaha saya, tidak tahu bagaimana keberlangsungan usaha ini jika tanpa dukungan Pegadaian . Mau pinjam ke rentenir tentu bunganya mencekik. Terima kasih Pegadaian sudah mengerti apa yang menjadi kebutuhan UMKM,” ujarnya.
Untungnya menjadi nasabah Kreasi UMi juga dirasakan Karmansyah Rahim yang merupakan salah satu pelaku usaha binaan Pegadaian Makassar.
Karmansyah Rahim adalah seorang pengusaha UMK yang bergelut di sektor industri dan perdagangan dengan membuat souvenir tas rajut serta toko kelontong.
Usaha Karmansyah berada di Kelurahan Lakkang, Kecamatan Tallo, untuk mengakses lokasi tersebut harus menyusuri Sungai Tallo.
“Alhamdulillah usaha saya bisa terus berkembang berkat bantuan pembiayaan UMi Pegadaian , saya tidak tahu dari mana dapat pinjaman karena waktu itu saya sulit mengakses perbankan,” terangnya.
Karmansyah memproduksi kurang lebih 8 tas rajut dari benang dengan omzet Rp350 ribu dan modal sekitar Rp100 ribu per tasnya. Dari usaha ini, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp250 ribu per tas, sehingga keuntungan yang diperoleh per bulannya mencapai Rp2 juta. Usaha yang lain yang dijalankan adalah usaha toko kelontong dengan omzet per bulannya sebesar Rp1,5 juta.
“Meski di tengah pandemi Covid-19, sangat disyukuri usaha tetap berjalan dan mampu menghasilkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya,” paparnya.
Hal serupa juga dirasakan Fence Liwanto, 55 tahun, yang memiliki usaha toko klontong. Usahanya berlokasi di Jalan Pelanduk nomor 23 Makassar bisa eksis sampai saat ini.
“Sudah 3 tahunan saya jadi nasabah Kreasi UMi dengan pinjaman awal Rp10 juta, kemudian Rp8,5 juta dan sedang berjalan Rp5 juta, saya manfaatkan menambah varian barang di toko. Alhamdulillah bisa eksis sampai saat ini dan bisa lancar, apalagi cicilannya ringan dan bunganya sangat rendah,” tuturnya.
UMi Bantu Kembangkan UMKM
PT Pegadaian (Persero) akan terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi) dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui KUR.
Di Makassar, kehadiran PT Pegadaian (Persero) Kanwil Makassar sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk membantu perekonomian nasional.
Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil VI Makassar, Zulfan Adam mengatakan, sebagai salah satu lembaga jasa keuangan non bank milik pemerintah, Pegadaian menyediakan fasilitas pembiayaan usaha kepada pengusaha mikro, kecil dan menegah yang membutuhkan tambahan modal untuk kegiatan usahanya.
“Sebagai BUMN, Pegadaian memiliki visi yaitu menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat sehingga Pegadaian hadir untuk memberikan akses permodalan kepada pengusaha ultra mikro dan UMKM sehingga terhindar dari rentenir atau praktek ijon,” ujarnya.
Warga membuka aplikasi Pegadian mobile di depan Masjid Terapung, Makassar, Senin (13/4/2021). Pegadaian Mobile memanfaatkan aplikasi smartphone untuk berbagai macam transaksi pembayaran sehingga transaksi jadi lebih praktis.Dengan Pegadaian Mobile nasabah dapat menjadi agen multi pembayaran online pegadaian. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
Selain menyediakan fasilitas pembiayaan usaha, untuk mendukung pengembangan UMKM, selama bulan maret 2021 ini Pegadaian Kanwil Makassar melakukan workshop online bertema UMKM Bangkit Indonesia Bangkit kepada pengusaha binaan Pegadaian Kanwil Makassar dengan menghadirkan influencer dan praktisi pengembangan UMKM bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Saat ini, Pegadaian Kanwil Makassar juga sedang menjajaki kerja sama dengan IWAPI Makassar dalam rangka pembinaan pengusaha melalui pelatihan-pelatihan, sehingga diharapkan kerja sama ini nantinya dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan UMKM di wilayah kerja Pegadaian Kanwil VI Makassar.
Zulfan Adam memaparkan, segmen yang menjadi perhatian utama Pegadaian dalam pengembangan usaha ultra mikro meliputi perdagangan, pertanian, dan industri, di mana tiga sektor ini yang paling erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Pegadaian Kanwil Makassar.
Dalam mendukung keberlangsungan dan pengembangan Usaha Ultra Mikro dan UMKM, PT Pegadaian (Persero) memberikan fasilitas berupa pembiayaan dalam produk Kreasi Ultra Mikro yang berbasis fidusia, serta KCA/ Rahn UMi yang berbasis gadai.
Dijelaskannya, Kreasi Ultra Mikro sendiri adalah fasilitas pembiayaan berbasis fidusia dengan tarif sewa modal sebesar 1.25% per bulan dengan jangka waktu 12 - 36 bulan dan range pembiayaan dari Rp1 juta sampai dengan Rp10 juta. Sementara, KCA/ Rahn UMi adalah pembiayaan berbasis Gadai/ Rahn dengan tarif 1.05% per 15 hari untuk KCA UMi dan 0.64% per 10 hari untuk Rahn UMi dan range pembiayaan dari Rp1 juta sampai dengan Rp10 juta.
“Tahun ini total penyaluran Kreasi UMi Rp165 miliar dan khusus di Sulsel sebanyak Rp120 miliar. Dari jumlah tersebut sampai dengan 25 Maret 2021, penyalurarn kredit Kreasi UMi adalah sebesar Rp7,41 miliar,” jelasnya.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penyaluran kredit Kreasi UMi per Maret 2021 adalah sebesar Rp17,5 miliar. Dari jumlah tersebut terdapat penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan efek pandemi yang memang banyak memberi dampak pada berbagai sektor usaha.
“Penyaluran kredit pada tahun yang lalu cukup tinggi hingga Maret 2020 karena efek pandemi COVID 19 belum terasa signifikan, begitu juga denga pelaksanaan PSBB yang baru berlaku pada bulan April 2020. Untuk mendorong penyaluran Kredit Kreasi UMi ini, Pegadaian giat melakukan pengenalan dan literasi produk pembiyaan mikro sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui dan paham akan program Pegadaian khususnya pembiayaan ultra mikro ini,” terangnya.
Pegadaian juga mengembangkan produk kredit UMi melalui sistem Gadai dengan nama program KCA/Rahn UMi. Produk ini diluncurkan pada bulan Agustus 2020. Tercatat hingga Desember tahun 2020 penyaluran kredit KCA UMi adalah sebesar Rp117,38 miliar.
Dengan adanya produk baru ini, lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kredit UMi ini dengan hanya menggadai emas yang dimiliki serta mendapatkan sewa modal yang sangat rendah.
“Di Kanwil Makassar jenis usaha yang paling banyak menggunakan kredit UMi usaha sembako, lalu disusul oleh jualan kue dan jualan di Pasar. Sementara untuk item segmen yang dibiayai seperti usaha Pertanian sawah & jagung, toko sembako, warung makan, usaha peternakan dan toko campuran,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, jika hingga saat ini, Program Kreasi UMi masih disalurkan oleh Pegadaian , karena terdapat perbedaan dalam pembiayaan ini di mana Kreasi UMi berbasis fidusia dengan jaminan kendaraan bermotor. Sedangkan KCA/ Rahn UMi berbasis gadai dengan mayoritas barang jaminan yang digadaikan adalah emas perhiasan. Jadi ketiga fasilitas pembiayaan ini tetap berjalan berbarengan untuk mengakomodir kebutuhan dana masyarakat dengan cakupan yang lebih luas lagi.
“Kami sangat optimis bahwa dengan penyaluran pembiayaan Ultra Mikro ini dapat membantu masyarakat terutama pengusaha mikro dalam menjalankan usahanya dalam masa pandemi ini, bahkan mengembangkannya sehingga mampu menyokong perekonomian rumah tangganya. Dengan adanya peningkatan pendapatan maka akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat sehingga mampu mendukung perputaran ekonomi khususnya di Sulawesi Selatan yang kemudian memberikan dampak bagi pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.
(luq)