Tingkatkan Produktivitas, IPDMIP Dukung Kementan di Daerah Irigasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penguatan kapasitas penyuluh bagi pemberdayaan petani terus diupayakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) . Cara itu dilakukan agar penyuluh mampu menerapkan rekomendasi inovasi teknologi pada tanaman pangan, khususnya padi.
Upaya BPPSDMP Kementan tersebut dilakukan melalui Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Program IPDMIP ini terdapat 74 kabupaten di 16 provinsi. Cakupannya mencapai 875.249 hektarw (ha) atau 778 daerah irigasi dan jaringan irigasi yang direhabilitasi seluas 330.037 ha.
(Baca juga:Amankan Ketersedian Pangan, Kementan Intervensi Distribusi dan Stok)
“Sesuai tujuan IPDMIP, sebagai proyek pemerintah yang dilaksanakan di daerah irigasi, mendukung terwujudnya ketahanan pangan dengan mengedepankan pertanian berkelanjutan,” kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/4/2021).
Dalam pelaksanaannya, katanya, IPDMIP melakukan pemberdayaan SDM, sarana dan infrastruktur irigasi didukung konsultan. Tujuannya, mendukung eksekusi kegiatan dan peningkatan produktivitas, pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
(Baca juga:Kementan Latih Petani Hitung Produktivitas Padi Gunakan Cara Ubinan Jajar Legowo)
Langkah tersebut meningkatkan semangat petani di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Para petani di daerah ini telah melakukan panen di sejumlah kecamatan, seperti kelompok tani (Poktan) Donggo di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat dengan potensi panen 20 ha.
Menurut Dedi Nursyamsi, hal itu sejalan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa petani adalah pahlawan pangan yang mendukung pemenuhan kebutuhan pangan 270 juta jiwa. Para petani telah melakukan langkah konkrit menjamin pangan rakyat.
(Baca juga:Pakai Jurus Simontok, Kementan Jinakkan Harga Sembako)
“Pandemi Covid-19 merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi. Selain kesehatan adalah food security sekaligus menjamin stabilitas nasional, sehingga kita sektor pertanian harus bekerja keras memenuhi harapan seluruh rakyat,” kata Mentan Syahrul.
Komitmen dukungan terhadap petani, dikemukakan Bryan Rudolf, penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rusalangga bersama Semi di Kecamatan Rote Barat mendampingi Filipus Sellu, petani setempat panen padi varietas Ciherang. Produktivitasnya 5,6 ton gabah kering panen (GKP) per ha.
(Baca juga:Kementan-IPDMIP Fasilitasi Petani Perangkat Uji Tanah)
“Total potensi panen 20 ha, dengan potensi panen 5,6 ton per ha, maka Poktan Donggo di Desa Oenitas panen 112 ton GKP, setara beras 5,6 ton,” kata Bryan.
Yulia, Koordinator Wilayah Binaan (Korwilbin) di NTT menilai apabila potensi panen rata-rata dari varietas Ciherang maksimal di kisaran 7-8 ton per ha, maka inovasi teknologi pertanian dan mekanisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di NTT, khususnya Kabupaten Rote Ndao.
Upaya BPPSDMP Kementan tersebut dilakukan melalui Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Program IPDMIP ini terdapat 74 kabupaten di 16 provinsi. Cakupannya mencapai 875.249 hektarw (ha) atau 778 daerah irigasi dan jaringan irigasi yang direhabilitasi seluas 330.037 ha.
(Baca juga:Amankan Ketersedian Pangan, Kementan Intervensi Distribusi dan Stok)
“Sesuai tujuan IPDMIP, sebagai proyek pemerintah yang dilaksanakan di daerah irigasi, mendukung terwujudnya ketahanan pangan dengan mengedepankan pertanian berkelanjutan,” kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/4/2021).
Dalam pelaksanaannya, katanya, IPDMIP melakukan pemberdayaan SDM, sarana dan infrastruktur irigasi didukung konsultan. Tujuannya, mendukung eksekusi kegiatan dan peningkatan produktivitas, pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
(Baca juga:Kementan Latih Petani Hitung Produktivitas Padi Gunakan Cara Ubinan Jajar Legowo)
Langkah tersebut meningkatkan semangat petani di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Para petani di daerah ini telah melakukan panen di sejumlah kecamatan, seperti kelompok tani (Poktan) Donggo di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat dengan potensi panen 20 ha.
Menurut Dedi Nursyamsi, hal itu sejalan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa petani adalah pahlawan pangan yang mendukung pemenuhan kebutuhan pangan 270 juta jiwa. Para petani telah melakukan langkah konkrit menjamin pangan rakyat.
(Baca juga:Pakai Jurus Simontok, Kementan Jinakkan Harga Sembako)
“Pandemi Covid-19 merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi. Selain kesehatan adalah food security sekaligus menjamin stabilitas nasional, sehingga kita sektor pertanian harus bekerja keras memenuhi harapan seluruh rakyat,” kata Mentan Syahrul.
Komitmen dukungan terhadap petani, dikemukakan Bryan Rudolf, penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rusalangga bersama Semi di Kecamatan Rote Barat mendampingi Filipus Sellu, petani setempat panen padi varietas Ciherang. Produktivitasnya 5,6 ton gabah kering panen (GKP) per ha.
(Baca juga:Kementan-IPDMIP Fasilitasi Petani Perangkat Uji Tanah)
“Total potensi panen 20 ha, dengan potensi panen 5,6 ton per ha, maka Poktan Donggo di Desa Oenitas panen 112 ton GKP, setara beras 5,6 ton,” kata Bryan.
Yulia, Koordinator Wilayah Binaan (Korwilbin) di NTT menilai apabila potensi panen rata-rata dari varietas Ciherang maksimal di kisaran 7-8 ton per ha, maka inovasi teknologi pertanian dan mekanisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di NTT, khususnya Kabupaten Rote Ndao.
(dar)