Butuh Rp2,2 Triliun, Anak Usaha Adhi Karya Cari Dana Lewat IPO di Kuartal IV-2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anak usaha dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk , yakni PT Adhi Commuter Properti (ADCP), berencana untuk melantai ( initial public offering/IPO ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Diperkirakan pada kuartal IV-2021, perseroan sudah bisa tercatat di BEI.
Direktur Keuangan Adhi Commuter Properti Mochamad Yusuf mengatakan, dana hasil IPO itu akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditur (capex). Perkiraannya, belanja modal perseroan pada tahun ini adalah sebesar Rp2,2 triliun. ( Baca juga:4 Saham Ini Kena Suspensi BEI karena Peningkatan Harga Kumulatif )
Dari jumlah tersebut Rp1,7 triliun akan berasal dari dana IPO. Sementara sisanya akan dipenuhi lewat penerbitan surat utang atau obligasi.
“Untuk belanja capex kita senilai Rp2,2 triliun. Terdiri dari, Rp500 miliar dari penggunaan obligasi. Kemudian sisanya Rp1,7 triliun itu menggunakan dana dari hasil IPO," ujarnya dalam acara konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Menurutnya, saat ini perseroan sedang memasuki tahapan penerbitan obligasi. Penerbitan surat utang Rp500 miliar tersebut ditawarkan dalam dua seri.
Seri pertama atau seri A memiliki tenor 365 hari dengan kupon 9,5%-10,5%. Sementara untuk seri B memiliki tenor tiga tahun dengan kupon 10,5%-11%.
“Setelah proses obligasi ini berjalan, kami akan percepat untuk persiapan IPO karena kami menargetkan di kuartal IV-2021 menjadi perusahaan tercatat di BEI,” ucapnya.
Sebagai informasi, dalam penawaran obligas, PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan rating idBBB (Triple B) untuk obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia tersebut. Sementara itu, PT Sucor Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. ( Baca juga:Diambil Alih Prestige, Renault Langsung Pamer Mobil Listrik Renault Zoe )
Jadwal penawaran umum obligasi PT Adhi Commuter Properti pertama pemberian izin publikasi prospektus ringkas dari OJK berlangsung 14 April 2021. Kemudian melakukan bookbuilding pada 15-26 April 2021.
Kemudian berlanjut pada pernyataan efektif dari OJK di 7 Mei 2021, dan penawaran umum pada 11 dan 17 Mei 2021. Selanjutnya, penjatahan dilakukan pada 18 Mei 2021, distribusi obligasi pada 20 mei 2021 dan pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia pada 21 Mei 2021.
Direktur Keuangan Adhi Commuter Properti Mochamad Yusuf mengatakan, dana hasil IPO itu akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditur (capex). Perkiraannya, belanja modal perseroan pada tahun ini adalah sebesar Rp2,2 triliun. ( Baca juga:4 Saham Ini Kena Suspensi BEI karena Peningkatan Harga Kumulatif )
Dari jumlah tersebut Rp1,7 triliun akan berasal dari dana IPO. Sementara sisanya akan dipenuhi lewat penerbitan surat utang atau obligasi.
“Untuk belanja capex kita senilai Rp2,2 triliun. Terdiri dari, Rp500 miliar dari penggunaan obligasi. Kemudian sisanya Rp1,7 triliun itu menggunakan dana dari hasil IPO," ujarnya dalam acara konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Menurutnya, saat ini perseroan sedang memasuki tahapan penerbitan obligasi. Penerbitan surat utang Rp500 miliar tersebut ditawarkan dalam dua seri.
Seri pertama atau seri A memiliki tenor 365 hari dengan kupon 9,5%-10,5%. Sementara untuk seri B memiliki tenor tiga tahun dengan kupon 10,5%-11%.
“Setelah proses obligasi ini berjalan, kami akan percepat untuk persiapan IPO karena kami menargetkan di kuartal IV-2021 menjadi perusahaan tercatat di BEI,” ucapnya.
Sebagai informasi, dalam penawaran obligas, PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan rating idBBB (Triple B) untuk obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia tersebut. Sementara itu, PT Sucor Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. ( Baca juga:Diambil Alih Prestige, Renault Langsung Pamer Mobil Listrik Renault Zoe )
Jadwal penawaran umum obligasi PT Adhi Commuter Properti pertama pemberian izin publikasi prospektus ringkas dari OJK berlangsung 14 April 2021. Kemudian melakukan bookbuilding pada 15-26 April 2021.
Kemudian berlanjut pada pernyataan efektif dari OJK di 7 Mei 2021, dan penawaran umum pada 11 dan 17 Mei 2021. Selanjutnya, penjatahan dilakukan pada 18 Mei 2021, distribusi obligasi pada 20 mei 2021 dan pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia pada 21 Mei 2021.
(uka)