Investasi Emas untuk Jangka Pendek atau Jangka Panjang?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Investasi dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat meraih tujuan finansial. Salah satu instrumen investasi yang sudah dikenal sejak dahulu adalah emas dalam bentuk logam mulia. Berinvestasi emas dianggap memberikan keuntungan yang menjanjikan karena harga emas cenderung meningkat serta minim risiko sehingga cocok dimanfaatkan bagi para pemula dalam berinvestasi.
( Baca juga:Ekonom Indef Sebut 'Lebay' Proyeksi Pertumbuhan yang Disampaikan Erick Thohir )
Berinvestasi emas juga bukanlah hal yang sulit dimengerti karena untuk mendapatkan keuntungan dapat dijual saat harga naik. Namun, lebih baik manakah ketika berinvestasi emas antara jangka pendek dengan jangka panjang sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal?
Co-Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah mengatakan, para investor perlu mengetahui bahwa ketika berinvestasi emas, harganya bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat suku bunga dan kondisi perekonomian. Untuk itu, harga emas membutuhkan jangka waktu yang lama agar naik secara signifikan.
"Ketika Anda berinvestasi emas, disarankan untuk jangka panjang minimal lima tahun. Namun, saat terjadi resesi, seperti misalnya akibat pandemi saat ini, investasi emas semakin menguat. Menabung emas yang telah dilakukan dalam kurun waktu dua tahun pun, sudah menghasilkan keuntungan yang terbilang besar,” ujarnya di Jakarta, Minggu (18/4/2021).
Apabila ditengok kembali, harga emas pada 10 tahun yang lalu, yakni di 2011, pernah menembus di angka Rp500.000 per gram. Maka, kenaikan harga emas hingga hari ini telah mencapai lebih dari 85%.
( Baca juga:4 Sifat Arya Saloka yang Jarang Dipunyai Lelaki Lain )
"Ini menunjukkan bahwa memang investasi emas cocok untuk digunakan pada kebutuhan jangka panjang, seperti misalnya dana pendidikan atau dana pensiun," terang Indra.
Indra menambahkan bahwa dalam berinvestasi emas juga perlu menetapkan tujuan finansial yang ingin dicapai serta diverfisikasi aset. Portofolio investasi emas disarankan sekitar 10-20% dari portofolio investasi.
( Baca juga:Ekonom Indef Sebut 'Lebay' Proyeksi Pertumbuhan yang Disampaikan Erick Thohir )
Berinvestasi emas juga bukanlah hal yang sulit dimengerti karena untuk mendapatkan keuntungan dapat dijual saat harga naik. Namun, lebih baik manakah ketika berinvestasi emas antara jangka pendek dengan jangka panjang sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal?
Co-Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah mengatakan, para investor perlu mengetahui bahwa ketika berinvestasi emas, harganya bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat suku bunga dan kondisi perekonomian. Untuk itu, harga emas membutuhkan jangka waktu yang lama agar naik secara signifikan.
"Ketika Anda berinvestasi emas, disarankan untuk jangka panjang minimal lima tahun. Namun, saat terjadi resesi, seperti misalnya akibat pandemi saat ini, investasi emas semakin menguat. Menabung emas yang telah dilakukan dalam kurun waktu dua tahun pun, sudah menghasilkan keuntungan yang terbilang besar,” ujarnya di Jakarta, Minggu (18/4/2021).
Apabila ditengok kembali, harga emas pada 10 tahun yang lalu, yakni di 2011, pernah menembus di angka Rp500.000 per gram. Maka, kenaikan harga emas hingga hari ini telah mencapai lebih dari 85%.
( Baca juga:4 Sifat Arya Saloka yang Jarang Dipunyai Lelaki Lain )
"Ini menunjukkan bahwa memang investasi emas cocok untuk digunakan pada kebutuhan jangka panjang, seperti misalnya dana pendidikan atau dana pensiun," terang Indra.
Indra menambahkan bahwa dalam berinvestasi emas juga perlu menetapkan tujuan finansial yang ingin dicapai serta diverfisikasi aset. Portofolio investasi emas disarankan sekitar 10-20% dari portofolio investasi.
(uka)