Yayasan Astra Aktif Bina Perajin Pacul Klaten
loading...
A
A
A
Supriyanto menjelaskan, rata-rata tiap hari UD Arum Sari bisa memproduksi 30 pacul. Produk paculnya itu dipasok ke sejumlah daerah melalui pengepul seperti di Sragen, Ponorogo, Pekalongan, dan wilayah Klaten sendiri.
Harga satu pacul beragam, bergantung pada ukurannya. Kisaran harganya yang ia jual sebesar Rp50.000 sampai Rp85.000 per unit. Saat ini, ia hanya mengalami kendala untuk pemasaran produk agar lebih massif.
Perajin lainnya, Didik Dwi Hartanto mengakui hal serupa. Menurut dia, kehadiran YDBA sangat positif dalam membantu para perajin cangkul. Pria berusia 57 tahun ini mengatakan, YDBA memberikan pelatihan-pelatihan agar pelaku usaha bisa memproduksi dengan sistematis. Kualitas produk menjadi perhatian yang besar.
Didik memproduksi “Pacul Jawa” yang memang menjadi andalannya. Pacul Jawa dianggap lebih kuat dan diminati banyak petani di Jawa. Tiap hari, ia bisa menghasilkan 10 pacul. Pacul itu dijual di kisahan Rp45.000 hingga di atas Rp50.000 per pacul. Pacul yang diproduksi di Klaten ini memang memiliki kualitas yang tinggi yakni tidak mudah patah dan lebih kuat dibanding produk sejenis yang diimpor.
Sebagaimana diketahui, luas lahan baku sawah (LBS) Indonesia sebesar 7.463.948 hektare. Pulau Jawa mendominasi kepemilikan luas lahan baku sawah terluas. Jawa Timur menjadi provinsi dengan LBS terluas di Indonesia. Provinsi tersebut memiliki LBS sebesar 1,2 juta hektare. Jawa Tengah dan Jawa Barat berturut-turut mempunyai LBS sebesar 1.049.661 hektare dan 928.218 hektare.
Luasan areal lahan sawah ini terus meningkat mengingat saat ini pemerintah tengah menggenjot program ketahanan pangan nasional dengan membuka ribuan hektare lahan sawah baru, terutama di luar Pulau Jawa. Otomatis, kebutuhan peralatan pertanian seperti cangkul yang berkualitas baik juga dipastikan akan bertambah. Ini tentunya merupakan peluang pasar yang baik bagi para pelaku UMKM pandai besi di Tanah Air.
Harga satu pacul beragam, bergantung pada ukurannya. Kisaran harganya yang ia jual sebesar Rp50.000 sampai Rp85.000 per unit. Saat ini, ia hanya mengalami kendala untuk pemasaran produk agar lebih massif.
Perajin lainnya, Didik Dwi Hartanto mengakui hal serupa. Menurut dia, kehadiran YDBA sangat positif dalam membantu para perajin cangkul. Pria berusia 57 tahun ini mengatakan, YDBA memberikan pelatihan-pelatihan agar pelaku usaha bisa memproduksi dengan sistematis. Kualitas produk menjadi perhatian yang besar.
Didik memproduksi “Pacul Jawa” yang memang menjadi andalannya. Pacul Jawa dianggap lebih kuat dan diminati banyak petani di Jawa. Tiap hari, ia bisa menghasilkan 10 pacul. Pacul itu dijual di kisahan Rp45.000 hingga di atas Rp50.000 per pacul. Pacul yang diproduksi di Klaten ini memang memiliki kualitas yang tinggi yakni tidak mudah patah dan lebih kuat dibanding produk sejenis yang diimpor.
Sebagaimana diketahui, luas lahan baku sawah (LBS) Indonesia sebesar 7.463.948 hektare. Pulau Jawa mendominasi kepemilikan luas lahan baku sawah terluas. Jawa Timur menjadi provinsi dengan LBS terluas di Indonesia. Provinsi tersebut memiliki LBS sebesar 1,2 juta hektare. Jawa Tengah dan Jawa Barat berturut-turut mempunyai LBS sebesar 1.049.661 hektare dan 928.218 hektare.
Luasan areal lahan sawah ini terus meningkat mengingat saat ini pemerintah tengah menggenjot program ketahanan pangan nasional dengan membuka ribuan hektare lahan sawah baru, terutama di luar Pulau Jawa. Otomatis, kebutuhan peralatan pertanian seperti cangkul yang berkualitas baik juga dipastikan akan bertambah. Ini tentunya merupakan peluang pasar yang baik bagi para pelaku UMKM pandai besi di Tanah Air.
(fai)