Technoplast Dukung Distribusi Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Trisinar Indopratama (Technoplast), produsen peralatan makan dan minum berbahan plastik, kini melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi Insulated Vaccine Carrier (IVC) berteknologi tinggi yang memenuhi kriteria sistem distribusi cold chain untuk vaksin Covid-19 .
Direktur Utama PT Trisinar Indopratama (Technoplast), Ellies Kiswoto mengungkapkan IVC Technoplast mampu memberikan kestabilan suhu ruangan antara 2 hingga 8 derajat Celcius dalam waktu 48 jam. “Meski suhu di luar ruangan mencapai 30 derajat celcius,” kata Ellies Kiswoto dalam Online Diskusi Media: Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Pelosok Indonesia, Selasa (20/4).
(Baca juga:Menkes Ungkap Perebutan Vaksin COVID-19 Semakin Keras)
Dia mengatakan, IVC Technoplast dilengkapi teknologi IOT yang bisa menjamin keamanan kualitas vaksin selama proses pendistribusian ke lokasi tujuan. IVC Technoplast juga telah dinyatakan lolos uji oleh balai sertifikasi Sucofindo.
“Teknologi IOT ini tidak sekadar mendeteksi suhu dan lokasi saja, tetapi juga memberikan informasi seperti tanggal pengiriman vaksin dari produsen, jumlah vaksin, real time lokasi, track record suhu, nama kurir, identifikasi pesawat, dan nomor plat mobil. Setiap vaksin box memiliki QR code tersendiri,” terangnya.
(Baca juga:Pertama di Dunia, Denmark Setop Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca)
Dengan kepastian keamanan vaksin, diharapkan animo masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 terus meningkat dan dapat mempercepat pencapaian target vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kondisi geografis Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa dan beriklim tropis menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini terutama berkaitan dengan proses distribusi dan jaminan keamanan vaksin hingga ke penerima.
(Baca juga:Indonesia Baru Mendapatkan 4 Jenis Vaksin Covid-19, Menkes Ungkap Alasannya)
“Dalam pedistribusian vaksin, dibutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin (cold chain) di mana vaksin harus selalu berada dalam kondisi suhu dingin tertentu dalam wadah penyimpanannya untuk menjaga kualitas dan efektivitas vaksin,” katanya.
Dia menambahkan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana distribusi vaksin adalah ketersediaan kendaraan, ketersediaan dan kapasitas sarana/alat pendingin sesuai karakteristik vaksin, jadwal distribusi, level stok maksimum dan minimum vaksin, dan juga waktu interval vaksin sesuai dengan jenis vaksin.
(Baca juga:Impor Vaksin Covid-19 Sebaiknya Tetap Dilakukan BUMN)
“Selama proses distribusi harus dipastikan kualitas vaksin Covid-19 terjaga dengan baik. Untuk itu harus dilakukan pemantauan vaksin sepanjang proses distribusi. Dari Biofarma ke Provinsi digunakan Bio Tracking dan Bio Detect yang dilengkapi freeze alert, alur perjalanan serta kualitas mutu vaksin selama perjalanan dengan memberikan peringatan dini ketika ada perubahan suhu yang signifikan dan dapat berdampak terhadap kualitas vaksin.” Jelasnya.
Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Kristoforus Hendra Djaya, sependapat bahwa hal utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan distribusi vaksin adalah bagaimana memastikan vaksin yang diterima masyarakat kualitasnya terjaga selama pengiriman agar vaksin tetap efektif.
(Baca juga:Masyarakat Diminta Tak Khawatirkan Efikasi Vaksin COVID-19 Buatan China)
“Harus ada sistem distribusi yang terencana dengan baik serta tentunya didukung oleh ketersediaan wadah penyimpanan vaksin selama distribusi cold chain yang dapat diandalkan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” katanya.
Kepala Bidang Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam, Bettia M.Bermawi mengatakan terkait distibusi vaksin, Bettia mengaku menghadapi sejumlah tantangan teknis yaitu menjaga vaksin tetap pada suhu yang optimal, stabil dan aman. Saat ini, Sentra Vaksinasi Serviam menggunakan IVC Technoplast sebagai wadah penyimpan vaksin Covid-19, yang menurutnya bisa menjamin keamanan vaksin saat pendistribusian mengingat suhu yang stabil dan adanya alarm jika terjadi peningkatan suhu.
Direktur Utama PT Trisinar Indopratama (Technoplast), Ellies Kiswoto mengungkapkan IVC Technoplast mampu memberikan kestabilan suhu ruangan antara 2 hingga 8 derajat Celcius dalam waktu 48 jam. “Meski suhu di luar ruangan mencapai 30 derajat celcius,” kata Ellies Kiswoto dalam Online Diskusi Media: Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Pelosok Indonesia, Selasa (20/4).
(Baca juga:Menkes Ungkap Perebutan Vaksin COVID-19 Semakin Keras)
Dia mengatakan, IVC Technoplast dilengkapi teknologi IOT yang bisa menjamin keamanan kualitas vaksin selama proses pendistribusian ke lokasi tujuan. IVC Technoplast juga telah dinyatakan lolos uji oleh balai sertifikasi Sucofindo.
“Teknologi IOT ini tidak sekadar mendeteksi suhu dan lokasi saja, tetapi juga memberikan informasi seperti tanggal pengiriman vaksin dari produsen, jumlah vaksin, real time lokasi, track record suhu, nama kurir, identifikasi pesawat, dan nomor plat mobil. Setiap vaksin box memiliki QR code tersendiri,” terangnya.
(Baca juga:Pertama di Dunia, Denmark Setop Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca)
Dengan kepastian keamanan vaksin, diharapkan animo masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 terus meningkat dan dapat mempercepat pencapaian target vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kondisi geografis Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa dan beriklim tropis menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini terutama berkaitan dengan proses distribusi dan jaminan keamanan vaksin hingga ke penerima.
(Baca juga:Indonesia Baru Mendapatkan 4 Jenis Vaksin Covid-19, Menkes Ungkap Alasannya)
“Dalam pedistribusian vaksin, dibutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin (cold chain) di mana vaksin harus selalu berada dalam kondisi suhu dingin tertentu dalam wadah penyimpanannya untuk menjaga kualitas dan efektivitas vaksin,” katanya.
Dia menambahkan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana distribusi vaksin adalah ketersediaan kendaraan, ketersediaan dan kapasitas sarana/alat pendingin sesuai karakteristik vaksin, jadwal distribusi, level stok maksimum dan minimum vaksin, dan juga waktu interval vaksin sesuai dengan jenis vaksin.
(Baca juga:Impor Vaksin Covid-19 Sebaiknya Tetap Dilakukan BUMN)
“Selama proses distribusi harus dipastikan kualitas vaksin Covid-19 terjaga dengan baik. Untuk itu harus dilakukan pemantauan vaksin sepanjang proses distribusi. Dari Biofarma ke Provinsi digunakan Bio Tracking dan Bio Detect yang dilengkapi freeze alert, alur perjalanan serta kualitas mutu vaksin selama perjalanan dengan memberikan peringatan dini ketika ada perubahan suhu yang signifikan dan dapat berdampak terhadap kualitas vaksin.” Jelasnya.
Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Kristoforus Hendra Djaya, sependapat bahwa hal utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan distribusi vaksin adalah bagaimana memastikan vaksin yang diterima masyarakat kualitasnya terjaga selama pengiriman agar vaksin tetap efektif.
(Baca juga:Masyarakat Diminta Tak Khawatirkan Efikasi Vaksin COVID-19 Buatan China)
“Harus ada sistem distribusi yang terencana dengan baik serta tentunya didukung oleh ketersediaan wadah penyimpanan vaksin selama distribusi cold chain yang dapat diandalkan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” katanya.
Kepala Bidang Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam, Bettia M.Bermawi mengatakan terkait distibusi vaksin, Bettia mengaku menghadapi sejumlah tantangan teknis yaitu menjaga vaksin tetap pada suhu yang optimal, stabil dan aman. Saat ini, Sentra Vaksinasi Serviam menggunakan IVC Technoplast sebagai wadah penyimpan vaksin Covid-19, yang menurutnya bisa menjamin keamanan vaksin saat pendistribusian mengingat suhu yang stabil dan adanya alarm jika terjadi peningkatan suhu.
(dar)