Asian Agri Targetkan Peremajaan Sawit Tiap Tahun 5.000 Ha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asian Agri , perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional menargetkan bisa melakukan peremajaan tanaman sawit (replanting) seluas 5.000 hektare (ha) tiap tahunnya. Adapun lokasi kebun yang akan direplanting berada di Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Jambi.
Director Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri Bernard Riedo mengatakan replanting ini dilakukan secara bertahap untuk menjaga keberlangsungan produksi sawit perusahaan.
(Baca juga:Asian Agri Bantu Masyarakat Desa Cegah Pandemi Covid-19)
“Asian Agri memiliki luas kebun inti mencapai 100.000 hektare (ha). Dalam lima tahun terakhir, kami fokus melakukan replanting agar keberlangsungan bisnis sawit perusahaan terus berjalan,” ujar Bernard dalam Ngabuburit Virtual Bersama Asian Agri dan Apical, Selasa (27/42021).
Merujuk data Ditjen Perkebunan, rerata kebutuhan dana replanting Rp62 juta per ha. Namun, perusahaan berupaya mengefisienkan pengeluaran biaya replanting. Bernard menuturkan semakin besarnya luasan kebun membuat perusahaan berupaya mengelola cost lebih rendah. Perusahaan memegang tiga prinsip dalam peremajaan lahan quality, productivity, dan cost. Asian Agri juga aktif mendampingi petani mitra yang akan memasuki periode replanting.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
Menurut Bernard, perusahaan memberikan perhatian penuh terhadap peremajaaan kebun sawit petani yang menjadi mitra. Asian Agri mendampingi petani sawit dari pemilihan bibit unggul, persiapan lahan, penanaman hingga perawatan dengan praktik agronomi terbaik. Sebab, replanting sawit rakyat sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani sawit.
“Kami lakukan pendampingan secara maksimal kepada petani. Kehadiran BPDP Kelapa Sawit melalui hibah dana peremajaan sangat membantu pembiayaan petani,” jelasnya.
Atas dasar itulah, ia menekankan, replanting harus dipersiapkan sangat baik dan terencana. Tidak bisa, replanting ini menjadi ajang spekulasi. Fokus utama penyediaan benih berkualitas dan bagus dengan dukungan Best Practices Management.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
”Perusahaan memberikan pengarahan kepada petani mitra dalam replanting ini. Business model juga mengacu seperti kami. Akses benih petani lebih mudah dalam pendampingan ini,” jelasnya.
Di masa pandemi, Asian Agri juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat di kebun dan kantor termasuk saat pendampingan mitra petani. Menurut Bernard, perusahaan mengikuti arahan pemerintah dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Tujuannya agar kegiatan kebun tetap berlanjut karena ada target harus dicapai demi kelangsungan industri.
“Pergerakan orang di kebun dan kantor sangat diawasi ketat supaya tidak terjadi kluster. Sosialisasi protokol rutin disampaikan baik kepada tim dan masyarakat sekitar demi kesehatan bersama,” pungkasnya.
Director Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri Bernard Riedo mengatakan replanting ini dilakukan secara bertahap untuk menjaga keberlangsungan produksi sawit perusahaan.
(Baca juga:Asian Agri Bantu Masyarakat Desa Cegah Pandemi Covid-19)
“Asian Agri memiliki luas kebun inti mencapai 100.000 hektare (ha). Dalam lima tahun terakhir, kami fokus melakukan replanting agar keberlangsungan bisnis sawit perusahaan terus berjalan,” ujar Bernard dalam Ngabuburit Virtual Bersama Asian Agri dan Apical, Selasa (27/42021).
Merujuk data Ditjen Perkebunan, rerata kebutuhan dana replanting Rp62 juta per ha. Namun, perusahaan berupaya mengefisienkan pengeluaran biaya replanting. Bernard menuturkan semakin besarnya luasan kebun membuat perusahaan berupaya mengelola cost lebih rendah. Perusahaan memegang tiga prinsip dalam peremajaan lahan quality, productivity, dan cost. Asian Agri juga aktif mendampingi petani mitra yang akan memasuki periode replanting.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
Menurut Bernard, perusahaan memberikan perhatian penuh terhadap peremajaaan kebun sawit petani yang menjadi mitra. Asian Agri mendampingi petani sawit dari pemilihan bibit unggul, persiapan lahan, penanaman hingga perawatan dengan praktik agronomi terbaik. Sebab, replanting sawit rakyat sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani sawit.
“Kami lakukan pendampingan secara maksimal kepada petani. Kehadiran BPDP Kelapa Sawit melalui hibah dana peremajaan sangat membantu pembiayaan petani,” jelasnya.
Atas dasar itulah, ia menekankan, replanting harus dipersiapkan sangat baik dan terencana. Tidak bisa, replanting ini menjadi ajang spekulasi. Fokus utama penyediaan benih berkualitas dan bagus dengan dukungan Best Practices Management.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
”Perusahaan memberikan pengarahan kepada petani mitra dalam replanting ini. Business model juga mengacu seperti kami. Akses benih petani lebih mudah dalam pendampingan ini,” jelasnya.
Di masa pandemi, Asian Agri juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat di kebun dan kantor termasuk saat pendampingan mitra petani. Menurut Bernard, perusahaan mengikuti arahan pemerintah dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Tujuannya agar kegiatan kebun tetap berlanjut karena ada target harus dicapai demi kelangsungan industri.
“Pergerakan orang di kebun dan kantor sangat diawasi ketat supaya tidak terjadi kluster. Sosialisasi protokol rutin disampaikan baik kepada tim dan masyarakat sekitar demi kesehatan bersama,” pungkasnya.
(dar)