CEO PT Vale Febriany Eddy, Perempuan Pertama Memimpin di Sektor Tambang
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tak harus menjadi maskulin bisa bekerja disektor maskulin, seperti pertambangan. Jika mampu mengasah kompetensi dengan baik, maka semua akan bisa diwujudkan meski sekalipun pada sektor tersebut posisi perempuan belum dominan.
Era baru kepemimpinan perusahaan tambang multinasional PT Vale Indonesia Tbk dimulai. Untuk pertama kalinya, pada perusahaan tambang tampuk kepemimpinan tertinggi dipegang oleh seorang perempuan. PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan tambang dengan basis operasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tidak menutup mata terhadap potensi pemimpin wanita.
Salah satunya diwujudkan dengan ditunjuknya Febriany Eddy resmi menjadi Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), setelah pengangkatannya disetujui melalui e-RUPS, 29 April 2021. Febriany telah berkarir di Vale selama hampir 14 tahun.
Bagi Febriany, menunjukkan kemampuannya di tengah dominasi kaum pria justru menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik. Karena bekerja bukan semata perkara perempuan atau laki-laki, tapi bagaimana skill mampu diasah untuk menjadi yang terbaik.
Lantas seperti apa Febriany Eddy melihat perkembangan industri tambang setelah mendapatkan amanah baru sebagai Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale)? Bagaimana pula langkah dan strateginya membawa perusahaan kian maju dan berdaya saing? Berikut wawancara khusus Reporter KORAN SINDO Suwarny Dammar dengan CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy.
Selamat, anda terpilih menjadi CEO PT Vale Indonesia. Bisa diketahui, di tangan ibu, akan dibawa kemana arah Perusahaan?
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih. Khususnya kepada rekan-rekan media yang selalu mengawal perjalanan PT Vale, serta berkontribusi dalam pemberitaan seputar PT Vale dan industri pertambangan secara berimbang. Saya ingin mengawali penjelasan dengan Vale Purpose, atau tujuan kehadiran Vale secara global, termasuk PT Vale ketika kita bicara konteks Indonesia. Vale hadir untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan yang lebih baik, bersama.
Bisa dicermati bahwa manfaat material bukan menjadi tujuan utama Vale. Saya tidak berkata bahwa capaian finansial tidak penting. Tentu saja, bagi bisnis manapun, memiliki kinerja finansial yang unggul adalah sebuah syarat mutlak agar dapat menggerakkan roda operasi.
Namun jauh melampaui hal itu, Vale ingin memberi sumbangsih positif bagi kualitas hidup dan masa depan. Ada beberapa hal yang menjadi ambisi besar Vale, yaitu menjadi tolok ukur dalam hal keselamatan, menjadi operator yang andal, membangun organisasi yang dimotori oleh SDM kompeten, menjadi pemimpin di bidang pertambangan rendah-karbon, menjadi referensi dalam menciptakan shared value, serta menjadi Perusahaan yang dibangun dari pondasi keberagaman dan inklusi. Saya, dan tentu saja dengan bantuan seluruh stakeholders termasuk rekan-rekan media, ingin menggerakkan PT Vale untuk menggapai ambisi-ambisi tersebut.
Lalu, Bagaimana ibu melihat peran perempuan dalam perusahaan tambang, apalagi boleh dikatakan ibu mencetak sejarah dalam industri tambang yang terkenal “keras” mampu didapuk menjadi orang nomer satu?. Bahkan, menjadi CEO pertama di industri tambang skala nasiona.
Saya percaya satu hal, bahwa terlepas dari laki-laki atau perempuan, pada akhirnya keberhasilan kita ditentukan oleh tekad masing-masing dari kita untuk tumbuh dan berkembang. Saya tidak menampik bahwa saya pun pernah merasa minder.
Dulu, saya mengira, saya harus berpikir dan bertindak layaknya seorang pria untuk bisa sukses di industri ini. Saya pernah mengira bahwa sulit bagi perempuan untuk bisa diterima di dunia yang maskulin. Namun seiring waktu, saya semakin yakin bahwa industri pertambangan memerlukan kehadiran perempuan. Dengan syarat, perempuan punya determinasi dan selalu mengasah kompetensi. Justru dengan mengedepankan sudut pandang dan suara perempuan, dunia pertambangan bisa maju, di era yang semakin mengedepankan keberagaman dan inklusivitas. Bicara diversity and inclusion, saya tidak hanya menekankan keberagaman gender, melainkan juga keberagaman ras, suku, latar belakang, termasuk merangkul rekan-rekan difabel. Dengan menjadi beragam dan inklusif, Perusahaan menjadi lebih kaya sudut pandang, kaya solusi, dan kaya inovasi.
Terkhusus di Vale, bagaimana ibu melihat apresiasi perusahaan terhadap pekerja perempuan? Apakah diberi ruang yang sama berdasarkan kapabilitas yang dimiliki, tidak melulu karena posisinya perempuan harus didahulukan?
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk melangkah ke tahap selanjutnya, adalah mengakui kondisi yang ada saat ini. Sebelum kita mencapai kesetaraan gender, kita perlu mengakui bahwa ada ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Kita tidak boleh menutup mata. Di PT Vale, jumlah karyawan perempuan baru 257 atau 8,5% dari total keseluruhan karyawan. Padahal untuk mencapai kesetaraan, proporsi atau keterwakilan menjadi titik awalnya.
Di sinilah saya menekankan pentingnya positive affirmation. Rekrutmen dan promosi di PT Vale tetap berlandaskan pada kompetensi. Di sisi lain, PT Vale berupaya menjadi Perusahaan yang ramah perempuan dan memberikan kesempatan kepada pekerja perempuan untuk mengembangkan karirnya. Bukan berarti perempuan mendapat keistimewaan tanpa memandang kompetensinya, melainkan kami memberi dukungan ekstra kepada perempuan untuk berkembang. Misalnya begini, jika ada satu posisi di PT Vale yang ditinggalkan oleh seorang karyawan perempuan, maka penggantinya juga diutamakan perempuan. Dengan catatan, dia kompeten. Begitulah contoh bentuk afirmasi positif yang kami lakukan. Vale punya terget meningkatkan persentase pekerja perempuan sebesar 100% dalam jangka menengah-panjang. Afirmasi positif, adalah salah satu caranya.
Bagaimana menjalankan perusahaan dengan mengedepankan kesetaraan?
Tentu tidak mudah. Sampai hari ini, dunia pertambangan masih erat citranya dengan industri yang maskulin, meskipun sudah banyak pergeseran dibanding waktu pertama kali saya mengawali karir di Vale, 16 tahun lalu. Untuk mewujudkan kesetaraan, saya ingin menggarisbawahi peran leaders. Tidak hanya manajemen atau level high managerial, tetapi termasuk leaders di lapangan. Mereka harus bebas bias gender dan punya wawasan kesetaraan. Ketika leaders sudah bisa menjadi teladan bagi anggota timnya, budaya setara itu akan terbentuk. Untuk itu, PT Vale melakukan pelatihan bias gender terhadap para leader dan kami punya jadwal khusus untuk membahas agenda D&I dalam rapat rutin. Saya menaruh harapan bahwa Vale dapat menjadi “rumah” untuk semua kalangan.
Strategi dalam bekerja seperti apa, apalagi yang didirect adalah dominasi laki-laki?
Saya memegang teguh prinsip respect is earned, not given. Orang lain akan menaruh hormat kepada kita jika kita juga menghargai mereka, mau mendengar, punya empati, siap menerima kritik membangun, dan, yang paling penting, menunjukkan kompetensi. Vale menanamkan budaya open and transparent dialogue.
Di situlah leaders memosisikan diri setara dengan karyawan lain. Ketika kita saling terbuka dan menghargai satu sama lain, komunikasi menjadi lancar dan efektif. Leaders bisa memberi arahan dengan lancar, sekaligus menerima masukan dari anggota tim. Leaders dihargai karena kompetensi dan kepeduliannya. Di sini, saya tidak melihat ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Siapapun harus mengembangkan sikap dan perilaku saling menghargai.
Di masa pandemi, tentu bukan perkara mudah untuk menjalankan perusahaan. Strategi apa yang dilakukan agar menjaga operasional tetap berjalan dengan maksimal?
Pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi seluruh kalangan, terutama dunia usaha. Vale memiliki nilai utama life matters most, kehidupan adalah hal terpenting. Di sinilah komitmen kami untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan diuji. PT Vale dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru secara cepat. Pedoman kami dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 mencakup screening, testing, tracing, treatment, dan recovery. Kami melakukan screening COVID-19 melalui swab antigen setiap 3 minggu sekali yang diikuti dengan tes PCR bagi mereka yang reaktif dan masih berjalan hingga hari ini, kami juga masih menangguhkan seluruh perjalanan yang sifatnya non-esensial, menerapkan mekanisme bekerja dari rumah bagi fungsi-fungsi yang memungkinkan, memberlakukan daily health checklist kepada siapapun yang hendak memasuki area operasi kami, melakukan pembatasan jarak fisik di lokasi operasi, memberlakukan metode sekolah dari rumah bagi siswa Yayasan Pendidikan Sorowako, menutup fasilitas olahraga dan rekreasi di bawah pengelolaan Perusahaan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, strategi lainnya yang diterapkan seperti apa?
Dalam upaya kuratif, PT Vale menyiapkan RS INCO Sorowako sebagai fasilitas perawatan pasien COVID-19 dan 108 ruang isolasi di berbagai lokasi. Saya sangat mengapresiasi kerja sama tim kami sebagai satu kesatuan sehingga PT Vale tetap bisa beroperasi penuh di tengah pandemi dengan mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan. Bahkan ketika gelombang PHK terjadi di berbagai industri, PT Vale justru melakukan beberapa kali rekrutmen tenaga kerja lokal. Hal itu membuktikan bahwa fokus terhadap kesehatan akan membawa dampak yang baik bagi roda perekonomian.
Dari sisi bisnis, target bisnis perseroan yang akan dicapai?
PT Vale punya komitmen yang kuat untuk melaksanakan proyek-proyek pengembangan. Saya harap, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kami sudah bisa menyelesaikan seluruh perizinan di Sulteng-Sultra dan mendapatkan mitra dengan visi yang selaras untuk joint venture di Sulawesi Tengah.
Bagaimana ibu mendirect perusahaan dalam menyeimbangkan antara bisnis dan tanggungjawab sosial ke masyarakat utamanya pada daerah terkena dampak?
Sebagai Perusahaan yang menjalankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan, kami memandang tiga pilar keberlanjutan, yaitu people-planet-profit, sebagai mata rantai yang tidak bisa diputus. Terkhusus untuk pilar people, PT Vale senantiasa menjalankan program sosial di wilayah terdampak. Program Terpadu Pengembangan Masyarakat kami merupakan agenda jangka panjang 5 tahunan yang terus bergulir. Di antaranya Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri yang menitikberatkan pada kemajuan kawasan lintas-desa lintas-kecamatan. Program sosial kami tidak hanya bersifat charity, melainkan benar-benar mendorong kemandirian masyarakat.
Sebagai seorang perempuan, ibu, istri dan CEO bagaimana membagi waktu dan menempatkan fungsi-fungsi tersebut?
Saya yakin setiap individu punya cara yang berbeda untuk mencapai dan mengejar work-life balance. Bagi perempuan, apalagi yang sudah menikah dan punya anak, ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena perspektif budaya yang sudah mengakar. Bagi saya, hal paling utama yang perlu dilakukan adalah membangun support system. Agar dapat menciptakan system dukungan yang baik, komunikasi menjadi mutlak. Bicarakan kondisi dan kebutuhan Anda dengan orang-orang terdekat. Dalam situasi saya, suami menjadi support system utama, selain anggota keluarga dekat. Saya dan suami berbagi peran dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak, tidak berat sebelah. Menurut saya, kehadiran keluarga sama sekali bukan penghalang, tapi justru menjadi dorongan besar untuk mencapai potensi terbaik. Energi yang saya dapatkan dari bekerja membuat suasana di rumah menjadi hidup dan punya dinamika yang baik. Sementara energi dari rumah memberi saya semangat di tempat kerja. Keduanya saling mengisi.
Pesan ke perempuan di Indonesia untuk terus maju?
Semua berawal dari diri sendiri. Tempat perempuan adalah di manapun dia ingin berada. Ketika dia memutuskan untuk merintis karir, maka lakukanlah dengan sepenuh hati dan yakini bahwa itu merupakan keputusan terbaik. Demikian pula ketika sudah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, tidak ada bedanya. Dukungan dari lingkungan memang penting. Karena itu, peran dunia usaha dalam menciptakan iklim kerja yang setara menjadi krusial. Para leaders, baik itu leaders laki-laki maupun perempuan, harus punya perspektif kesetaraan gender. Ketika tercipta lingkungan kerja yang ramah perempuan dan diimbangi dengan keinginan kuat dari perempuan itu sendiri untuk maju, saya percaya bahwa dunia kita akan menjadi lebih baik, lebih inklusif. Sebuah dunia yang menjadi impian kita untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Era baru kepemimpinan perusahaan tambang multinasional PT Vale Indonesia Tbk dimulai. Untuk pertama kalinya, pada perusahaan tambang tampuk kepemimpinan tertinggi dipegang oleh seorang perempuan. PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan tambang dengan basis operasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tidak menutup mata terhadap potensi pemimpin wanita.
Salah satunya diwujudkan dengan ditunjuknya Febriany Eddy resmi menjadi Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), setelah pengangkatannya disetujui melalui e-RUPS, 29 April 2021. Febriany telah berkarir di Vale selama hampir 14 tahun.
Bagi Febriany, menunjukkan kemampuannya di tengah dominasi kaum pria justru menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik. Karena bekerja bukan semata perkara perempuan atau laki-laki, tapi bagaimana skill mampu diasah untuk menjadi yang terbaik.
Lantas seperti apa Febriany Eddy melihat perkembangan industri tambang setelah mendapatkan amanah baru sebagai Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale)? Bagaimana pula langkah dan strateginya membawa perusahaan kian maju dan berdaya saing? Berikut wawancara khusus Reporter KORAN SINDO Suwarny Dammar dengan CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy.
Selamat, anda terpilih menjadi CEO PT Vale Indonesia. Bisa diketahui, di tangan ibu, akan dibawa kemana arah Perusahaan?
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih. Khususnya kepada rekan-rekan media yang selalu mengawal perjalanan PT Vale, serta berkontribusi dalam pemberitaan seputar PT Vale dan industri pertambangan secara berimbang. Saya ingin mengawali penjelasan dengan Vale Purpose, atau tujuan kehadiran Vale secara global, termasuk PT Vale ketika kita bicara konteks Indonesia. Vale hadir untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan yang lebih baik, bersama.
Bisa dicermati bahwa manfaat material bukan menjadi tujuan utama Vale. Saya tidak berkata bahwa capaian finansial tidak penting. Tentu saja, bagi bisnis manapun, memiliki kinerja finansial yang unggul adalah sebuah syarat mutlak agar dapat menggerakkan roda operasi.
Namun jauh melampaui hal itu, Vale ingin memberi sumbangsih positif bagi kualitas hidup dan masa depan. Ada beberapa hal yang menjadi ambisi besar Vale, yaitu menjadi tolok ukur dalam hal keselamatan, menjadi operator yang andal, membangun organisasi yang dimotori oleh SDM kompeten, menjadi pemimpin di bidang pertambangan rendah-karbon, menjadi referensi dalam menciptakan shared value, serta menjadi Perusahaan yang dibangun dari pondasi keberagaman dan inklusi. Saya, dan tentu saja dengan bantuan seluruh stakeholders termasuk rekan-rekan media, ingin menggerakkan PT Vale untuk menggapai ambisi-ambisi tersebut.
Lalu, Bagaimana ibu melihat peran perempuan dalam perusahaan tambang, apalagi boleh dikatakan ibu mencetak sejarah dalam industri tambang yang terkenal “keras” mampu didapuk menjadi orang nomer satu?. Bahkan, menjadi CEO pertama di industri tambang skala nasiona.
Saya percaya satu hal, bahwa terlepas dari laki-laki atau perempuan, pada akhirnya keberhasilan kita ditentukan oleh tekad masing-masing dari kita untuk tumbuh dan berkembang. Saya tidak menampik bahwa saya pun pernah merasa minder.
Dulu, saya mengira, saya harus berpikir dan bertindak layaknya seorang pria untuk bisa sukses di industri ini. Saya pernah mengira bahwa sulit bagi perempuan untuk bisa diterima di dunia yang maskulin. Namun seiring waktu, saya semakin yakin bahwa industri pertambangan memerlukan kehadiran perempuan. Dengan syarat, perempuan punya determinasi dan selalu mengasah kompetensi. Justru dengan mengedepankan sudut pandang dan suara perempuan, dunia pertambangan bisa maju, di era yang semakin mengedepankan keberagaman dan inklusivitas. Bicara diversity and inclusion, saya tidak hanya menekankan keberagaman gender, melainkan juga keberagaman ras, suku, latar belakang, termasuk merangkul rekan-rekan difabel. Dengan menjadi beragam dan inklusif, Perusahaan menjadi lebih kaya sudut pandang, kaya solusi, dan kaya inovasi.
Terkhusus di Vale, bagaimana ibu melihat apresiasi perusahaan terhadap pekerja perempuan? Apakah diberi ruang yang sama berdasarkan kapabilitas yang dimiliki, tidak melulu karena posisinya perempuan harus didahulukan?
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk melangkah ke tahap selanjutnya, adalah mengakui kondisi yang ada saat ini. Sebelum kita mencapai kesetaraan gender, kita perlu mengakui bahwa ada ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Kita tidak boleh menutup mata. Di PT Vale, jumlah karyawan perempuan baru 257 atau 8,5% dari total keseluruhan karyawan. Padahal untuk mencapai kesetaraan, proporsi atau keterwakilan menjadi titik awalnya.
Di sinilah saya menekankan pentingnya positive affirmation. Rekrutmen dan promosi di PT Vale tetap berlandaskan pada kompetensi. Di sisi lain, PT Vale berupaya menjadi Perusahaan yang ramah perempuan dan memberikan kesempatan kepada pekerja perempuan untuk mengembangkan karirnya. Bukan berarti perempuan mendapat keistimewaan tanpa memandang kompetensinya, melainkan kami memberi dukungan ekstra kepada perempuan untuk berkembang. Misalnya begini, jika ada satu posisi di PT Vale yang ditinggalkan oleh seorang karyawan perempuan, maka penggantinya juga diutamakan perempuan. Dengan catatan, dia kompeten. Begitulah contoh bentuk afirmasi positif yang kami lakukan. Vale punya terget meningkatkan persentase pekerja perempuan sebesar 100% dalam jangka menengah-panjang. Afirmasi positif, adalah salah satu caranya.
Bagaimana menjalankan perusahaan dengan mengedepankan kesetaraan?
Tentu tidak mudah. Sampai hari ini, dunia pertambangan masih erat citranya dengan industri yang maskulin, meskipun sudah banyak pergeseran dibanding waktu pertama kali saya mengawali karir di Vale, 16 tahun lalu. Untuk mewujudkan kesetaraan, saya ingin menggarisbawahi peran leaders. Tidak hanya manajemen atau level high managerial, tetapi termasuk leaders di lapangan. Mereka harus bebas bias gender dan punya wawasan kesetaraan. Ketika leaders sudah bisa menjadi teladan bagi anggota timnya, budaya setara itu akan terbentuk. Untuk itu, PT Vale melakukan pelatihan bias gender terhadap para leader dan kami punya jadwal khusus untuk membahas agenda D&I dalam rapat rutin. Saya menaruh harapan bahwa Vale dapat menjadi “rumah” untuk semua kalangan.
Strategi dalam bekerja seperti apa, apalagi yang didirect adalah dominasi laki-laki?
Saya memegang teguh prinsip respect is earned, not given. Orang lain akan menaruh hormat kepada kita jika kita juga menghargai mereka, mau mendengar, punya empati, siap menerima kritik membangun, dan, yang paling penting, menunjukkan kompetensi. Vale menanamkan budaya open and transparent dialogue.
Di situlah leaders memosisikan diri setara dengan karyawan lain. Ketika kita saling terbuka dan menghargai satu sama lain, komunikasi menjadi lancar dan efektif. Leaders bisa memberi arahan dengan lancar, sekaligus menerima masukan dari anggota tim. Leaders dihargai karena kompetensi dan kepeduliannya. Di sini, saya tidak melihat ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Siapapun harus mengembangkan sikap dan perilaku saling menghargai.
Di masa pandemi, tentu bukan perkara mudah untuk menjalankan perusahaan. Strategi apa yang dilakukan agar menjaga operasional tetap berjalan dengan maksimal?
Pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi seluruh kalangan, terutama dunia usaha. Vale memiliki nilai utama life matters most, kehidupan adalah hal terpenting. Di sinilah komitmen kami untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan diuji. PT Vale dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru secara cepat. Pedoman kami dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 mencakup screening, testing, tracing, treatment, dan recovery. Kami melakukan screening COVID-19 melalui swab antigen setiap 3 minggu sekali yang diikuti dengan tes PCR bagi mereka yang reaktif dan masih berjalan hingga hari ini, kami juga masih menangguhkan seluruh perjalanan yang sifatnya non-esensial, menerapkan mekanisme bekerja dari rumah bagi fungsi-fungsi yang memungkinkan, memberlakukan daily health checklist kepada siapapun yang hendak memasuki area operasi kami, melakukan pembatasan jarak fisik di lokasi operasi, memberlakukan metode sekolah dari rumah bagi siswa Yayasan Pendidikan Sorowako, menutup fasilitas olahraga dan rekreasi di bawah pengelolaan Perusahaan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, strategi lainnya yang diterapkan seperti apa?
Dalam upaya kuratif, PT Vale menyiapkan RS INCO Sorowako sebagai fasilitas perawatan pasien COVID-19 dan 108 ruang isolasi di berbagai lokasi. Saya sangat mengapresiasi kerja sama tim kami sebagai satu kesatuan sehingga PT Vale tetap bisa beroperasi penuh di tengah pandemi dengan mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan. Bahkan ketika gelombang PHK terjadi di berbagai industri, PT Vale justru melakukan beberapa kali rekrutmen tenaga kerja lokal. Hal itu membuktikan bahwa fokus terhadap kesehatan akan membawa dampak yang baik bagi roda perekonomian.
Dari sisi bisnis, target bisnis perseroan yang akan dicapai?
PT Vale punya komitmen yang kuat untuk melaksanakan proyek-proyek pengembangan. Saya harap, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kami sudah bisa menyelesaikan seluruh perizinan di Sulteng-Sultra dan mendapatkan mitra dengan visi yang selaras untuk joint venture di Sulawesi Tengah.
Bagaimana ibu mendirect perusahaan dalam menyeimbangkan antara bisnis dan tanggungjawab sosial ke masyarakat utamanya pada daerah terkena dampak?
Sebagai Perusahaan yang menjalankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan, kami memandang tiga pilar keberlanjutan, yaitu people-planet-profit, sebagai mata rantai yang tidak bisa diputus. Terkhusus untuk pilar people, PT Vale senantiasa menjalankan program sosial di wilayah terdampak. Program Terpadu Pengembangan Masyarakat kami merupakan agenda jangka panjang 5 tahunan yang terus bergulir. Di antaranya Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri yang menitikberatkan pada kemajuan kawasan lintas-desa lintas-kecamatan. Program sosial kami tidak hanya bersifat charity, melainkan benar-benar mendorong kemandirian masyarakat.
Sebagai seorang perempuan, ibu, istri dan CEO bagaimana membagi waktu dan menempatkan fungsi-fungsi tersebut?
Saya yakin setiap individu punya cara yang berbeda untuk mencapai dan mengejar work-life balance. Bagi perempuan, apalagi yang sudah menikah dan punya anak, ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena perspektif budaya yang sudah mengakar. Bagi saya, hal paling utama yang perlu dilakukan adalah membangun support system. Agar dapat menciptakan system dukungan yang baik, komunikasi menjadi mutlak. Bicarakan kondisi dan kebutuhan Anda dengan orang-orang terdekat. Dalam situasi saya, suami menjadi support system utama, selain anggota keluarga dekat. Saya dan suami berbagi peran dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak, tidak berat sebelah. Menurut saya, kehadiran keluarga sama sekali bukan penghalang, tapi justru menjadi dorongan besar untuk mencapai potensi terbaik. Energi yang saya dapatkan dari bekerja membuat suasana di rumah menjadi hidup dan punya dinamika yang baik. Sementara energi dari rumah memberi saya semangat di tempat kerja. Keduanya saling mengisi.
Pesan ke perempuan di Indonesia untuk terus maju?
Semua berawal dari diri sendiri. Tempat perempuan adalah di manapun dia ingin berada. Ketika dia memutuskan untuk merintis karir, maka lakukanlah dengan sepenuh hati dan yakini bahwa itu merupakan keputusan terbaik. Demikian pula ketika sudah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, tidak ada bedanya. Dukungan dari lingkungan memang penting. Karena itu, peran dunia usaha dalam menciptakan iklim kerja yang setara menjadi krusial. Para leaders, baik itu leaders laki-laki maupun perempuan, harus punya perspektif kesetaraan gender. Ketika tercipta lingkungan kerja yang ramah perempuan dan diimbangi dengan keinginan kuat dari perempuan itu sendiri untuk maju, saya percaya bahwa dunia kita akan menjadi lebih baik, lebih inklusif. Sebuah dunia yang menjadi impian kita untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
(agn)