Hari Ini, RUPS PT Vale Indonesia Tetapkan Febriany Eddy sebagai CEO Baru
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Febriany Eddy resmi menjadi Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk ( PT Vale ) setelah pengangkatannya disetujui melalui e-RUPS, Kamis (29/04/2021). Febriany Eddy telah berkarir di Vale selama 14 tahun, dan memiliki hampir 22 tahun pengalaman kerja internasional di industri finansial maupun pertambangan.
Febri sapaan akrabnya pernah bekerja untuk Pricewaterhouse Coopers di Jakarta selama 5,5 tahun dan di Amsterdam, Belanda, selama 1,5 tahun.
Perempuan kelahiran Palembang, 44 tahun lalu itu, terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan dan proyek-proyek internasional dalam uji tuntas keuangan. Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan pemegang titel MBA dari UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore itu pernah menjabat Manajer Pengawasan Pembiayaan Proyek dan Evaluasi Keuangan PT Vale selama tiga tahun.
Dia pernah bertugas di kantor regional Vale Base Metals Asia Pasifik dan Afrika yang berbasis di Brisbane, Australia, selama 2,5 tahun. Di sana, Febriany bertanggung jawab terhadap operasional Vale Base Metals di Indonesia, Jepang, China, Taiwan, dan Afrika. Sekembalinya ke Indonesia, dia menjabat sebagai CFO PT Vale pada 2018-2019, dan menjabat Deputy CEO selama 2 tahun, sebelum akhirnya dilantik menjadi CEO.
Komitmennya memimpin PT Vale begitu besar, termasuk dalam melaksanakan agenda pengembangan di Bahodopi, Pomala, dan Sorowako, yang didorong oleh Tujuan (Purpose) Vale, yakni memberi kontribusi dari pertambangan kepada masyarakat secara keseluruhan dan membawa kemakmuran bagi semua.
“Terlepas dari tantangan yang luar biasa, kami berkomitmen untuk menerapkan praktik karbon netral dalam memproduksi nikel, material penting untuk rencana dekarbonasi dunia,” kata Febriany.
Di seluruh dunia, hanya 13,2% peran eksekutif C-suite di perusahaan tambang dipegang oleh perempuan, menurut laporan S&P Global Ratings. Hal itu menjadikan Febriany, yang masuk dalam Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific (2015), sebagai satu dari sedikit perempuan di dunia yang menempati posisi paling strategis di industri pertambangan.
Ibu dari dua anak, Kyra dan Evan, yang terpilih sebagai Asia’s Top Sustainability Superwomen 2019 itu, juga aktif menyuarakan kesetaraan, keberagaman, inklusi, dan keberlanjutan, melalui berbagai forum, seperti Women in Mining & Energy (WIME), Indonesia Business Council for Women Empowerment (IBCWE), dan kini menjabat sebagai Vice Chairman Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Kecintaannya terhadap alam Indonesia membuat dirinya menekuni hobi menyelam dan menjadikan keberlanjutan sebagai misi pribadi.
Febri sapaan akrabnya pernah bekerja untuk Pricewaterhouse Coopers di Jakarta selama 5,5 tahun dan di Amsterdam, Belanda, selama 1,5 tahun.
Perempuan kelahiran Palembang, 44 tahun lalu itu, terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan dan proyek-proyek internasional dalam uji tuntas keuangan. Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan pemegang titel MBA dari UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore itu pernah menjabat Manajer Pengawasan Pembiayaan Proyek dan Evaluasi Keuangan PT Vale selama tiga tahun.
Dia pernah bertugas di kantor regional Vale Base Metals Asia Pasifik dan Afrika yang berbasis di Brisbane, Australia, selama 2,5 tahun. Di sana, Febriany bertanggung jawab terhadap operasional Vale Base Metals di Indonesia, Jepang, China, Taiwan, dan Afrika. Sekembalinya ke Indonesia, dia menjabat sebagai CFO PT Vale pada 2018-2019, dan menjabat Deputy CEO selama 2 tahun, sebelum akhirnya dilantik menjadi CEO.
Komitmennya memimpin PT Vale begitu besar, termasuk dalam melaksanakan agenda pengembangan di Bahodopi, Pomala, dan Sorowako, yang didorong oleh Tujuan (Purpose) Vale, yakni memberi kontribusi dari pertambangan kepada masyarakat secara keseluruhan dan membawa kemakmuran bagi semua.
“Terlepas dari tantangan yang luar biasa, kami berkomitmen untuk menerapkan praktik karbon netral dalam memproduksi nikel, material penting untuk rencana dekarbonasi dunia,” kata Febriany.
Di seluruh dunia, hanya 13,2% peran eksekutif C-suite di perusahaan tambang dipegang oleh perempuan, menurut laporan S&P Global Ratings. Hal itu menjadikan Febriany, yang masuk dalam Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific (2015), sebagai satu dari sedikit perempuan di dunia yang menempati posisi paling strategis di industri pertambangan.
Ibu dari dua anak, Kyra dan Evan, yang terpilih sebagai Asia’s Top Sustainability Superwomen 2019 itu, juga aktif menyuarakan kesetaraan, keberagaman, inklusi, dan keberlanjutan, melalui berbagai forum, seperti Women in Mining & Energy (WIME), Indonesia Business Council for Women Empowerment (IBCWE), dan kini menjabat sebagai Vice Chairman Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Kecintaannya terhadap alam Indonesia membuat dirinya menekuni hobi menyelam dan menjadikan keberlanjutan sebagai misi pribadi.
(agn)