Industri Elektronik Mulai Pulih, Keran Ekspor Terbuka Lebar di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian mencatat sektor industri kembali pulih, tercermin dalam indeks manufaktur atau Purchasing Manufacturs Index (PMI) yang berada pada level ekspansi 53,2 di Maret 2021. Ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Masrokhan, mengatakan bahwa industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 131,13 miliar pada Januari-Desember 2020 di tengah pandemi COVID-19. Angka ini naik 2,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 surplus menjadi USD 14,17 miliar. “Hal-hal tersebut menandakan sektor industri mulai menggeliat kembali untuk produksi perekonomian. Momentum ini jangan sampai hilang dan harus kita jaga,” ujar Masrokhan di Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Dia melanjutkan, salah satu subsektor industri pengolahan non migas yang memberikan kontribusi terbesar ke perekonomian adalah barang elektronik. Sepanjang tahun lalu, kontribusi industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar USD 1,63 miliar.
Adapun industri elektronik tersebut juga mencatatkan ekspor yang tinggi, senilai USD 3,75 miliar sepanjang 2020. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar. “Untuk kuartal I 2021 ini, sektor logam, komputer, barang elektronik masuk dalam lima besar investasi sektor industri yang berada di posisi pertama dengan nilai Rp 31,2 triliun,” jelasnya.
Dia berharap, ke depan industri tersebut akan semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan peningkatan substitusi dan utilitas industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Direktur Operasional PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP), Shirly Effendy, juga mengatakan pemulihan pada industri elektronik rumah tangga terlihat sejak awal tahun ini. Melalui anak usaha SCNP khusus di bidang elektronik rumah tangga, PT Turbo Electro Domestici (TED), pihaknya yakin pasar ekspor kembali terbuka.
Adapun pasar ekspor yang dibidik perusahaan adalah Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam tersebut, kata Shirly, permintaan terhadap barang elektronik untuk kebersihan dan kesehatan juga tinggi. “Market size perangkat rumah tangga di tahun 2021 ini mencapai Rp 16 triliun. Bahkan angka ini kalau kita lihat masih akan bertumbuh 11 persen per tahunnya hingga tahun 2025,” jelasnya.
Dia mencontohkan, dua produk yang diluncurkan perusahaan di tengah pandemi ini seperti air purifier dan sterilizer mendapat respons yang sangat baik. Menurutnya, produk-produk elektronik kebersihan dan kesehatan saat ini sudah menjadi kebutuhan di masyarakat. “Untuk produk kami yang baru diluncurkan Trsna Turbo Air Purifier dan Trsna Turbo Sterilizer Cabinet, tidak menutup kemungkinan untuk ekspor. Target penjualan untuk produk tersebut di 2021 ini sebanyak 35 ribu unit, angkanya more or less Rp 85 miliar, di mana kapasitas pabrik 1.100 per hari,” kata Shirly.
Produk elektronik kebersihan dan kesehatan itu diharapkan terus meningkat. Adapun penjualannya bisa memberikan andil hingga 50 persen dari total penjualan SCNP. “Ini ekspansi ke segmen baru dari homeapliances ke alat kesehatan. Total kontribusinya 40-50 persen tahun Ini (kontibusinya),” pungkasnya.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Masrokhan, mengatakan bahwa industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 131,13 miliar pada Januari-Desember 2020 di tengah pandemi COVID-19. Angka ini naik 2,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 surplus menjadi USD 14,17 miliar. “Hal-hal tersebut menandakan sektor industri mulai menggeliat kembali untuk produksi perekonomian. Momentum ini jangan sampai hilang dan harus kita jaga,” ujar Masrokhan di Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Dia melanjutkan, salah satu subsektor industri pengolahan non migas yang memberikan kontribusi terbesar ke perekonomian adalah barang elektronik. Sepanjang tahun lalu, kontribusi industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar USD 1,63 miliar.
Adapun industri elektronik tersebut juga mencatatkan ekspor yang tinggi, senilai USD 3,75 miliar sepanjang 2020. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar. “Untuk kuartal I 2021 ini, sektor logam, komputer, barang elektronik masuk dalam lima besar investasi sektor industri yang berada di posisi pertama dengan nilai Rp 31,2 triliun,” jelasnya.
Dia berharap, ke depan industri tersebut akan semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan peningkatan substitusi dan utilitas industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Direktur Operasional PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP), Shirly Effendy, juga mengatakan pemulihan pada industri elektronik rumah tangga terlihat sejak awal tahun ini. Melalui anak usaha SCNP khusus di bidang elektronik rumah tangga, PT Turbo Electro Domestici (TED), pihaknya yakin pasar ekspor kembali terbuka.
Adapun pasar ekspor yang dibidik perusahaan adalah Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam tersebut, kata Shirly, permintaan terhadap barang elektronik untuk kebersihan dan kesehatan juga tinggi. “Market size perangkat rumah tangga di tahun 2021 ini mencapai Rp 16 triliun. Bahkan angka ini kalau kita lihat masih akan bertumbuh 11 persen per tahunnya hingga tahun 2025,” jelasnya.
Dia mencontohkan, dua produk yang diluncurkan perusahaan di tengah pandemi ini seperti air purifier dan sterilizer mendapat respons yang sangat baik. Menurutnya, produk-produk elektronik kebersihan dan kesehatan saat ini sudah menjadi kebutuhan di masyarakat. “Untuk produk kami yang baru diluncurkan Trsna Turbo Air Purifier dan Trsna Turbo Sterilizer Cabinet, tidak menutup kemungkinan untuk ekspor. Target penjualan untuk produk tersebut di 2021 ini sebanyak 35 ribu unit, angkanya more or less Rp 85 miliar, di mana kapasitas pabrik 1.100 per hari,” kata Shirly.
Produk elektronik kebersihan dan kesehatan itu diharapkan terus meningkat. Adapun penjualannya bisa memberikan andil hingga 50 persen dari total penjualan SCNP. “Ini ekspansi ke segmen baru dari homeapliances ke alat kesehatan. Total kontribusinya 40-50 persen tahun Ini (kontibusinya),” pungkasnya.
(nng)