Digitalisasi Kunci Bertahan dan Bangkitkan UMKM dari Pandemi
loading...
A
A
A
Jakpreneur binaan juga didorong untuk masuk ke sistem E-Order yang dibuat Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI. Ia menjelaskan, E-order adalah pasar online-nya UMKM Provinsi DKI Jakarta.
Lewat E-Order, UMKM bisa mendapat akses untuk mempromosikan produk barang atau jasanya. SKPD/UKPD juga dapat memesan barang/jasa langsung ke UMKM. "Sudah ada sekitar 150 Jakpreneur binaan yang sudah bergabung pada sistem E-Order," katanya.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino yang turut hadir dalam webinar menyampaikan, DPRD DKI juga telah melakukan berbagai hal untuk membantu pengembangan UMKM DKI Jakarta. "Salah satu program itu adalah Jakwifi," katanya.
Selain itu, ada juga program Jakpreneur kolaboratif dengan menggandeng perusahaan swasta, startup dalam pengembangan ekonomi digital.
Kemudian, ada program bernama ‘Monas 25 Jakpreneur’ dan penyaluran kredit program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui rekening Bank DKI guna memberikan manfaat kepada para pelaku UMKM sebagai tambahan modal kerja maupun investasi. Pada periode September 2020, terdapat 153 UMKM yang akan tergabung dalam proses pengajuan kredit modal kerja dengan total penyaluran dana sebesar Rp 38,8 miliar.
Baca juga:Modric: Madrid Harus Fokus Raih Poin Penuh di Tiga Pertandingan Tersisa
Wibi berharap pemerintah terus melakukan program yang berpihak kepada UMKM, salah satunya adalah akses terhadap lembaga keuangan. "Saat ini aksesibilitas UMKM ke lembaga keuangan masih rendah," katanya.
Wibi juga mendorong adanya peraturan daerah mengenai pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain itu, mendorong Pemprov DKI Jakarta agar menciptakan platform e-commerce mandiri dalam kegiatan pemasaran, sehingga dapat menciptakan marketplace sendiri yang tidak bergantung dengan pihak swasta untuk memasarkan hasil dari produk-produk yang diproduksi oleh UMKM hasil binaan Pemprov DKI Jakarta.
"Sehingga, kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan binaan UMKM Pemprov DKI Jakarta dapat menghasilkan peningkatan perekonomian daerah," katanya.
Lewat E-Order, UMKM bisa mendapat akses untuk mempromosikan produk barang atau jasanya. SKPD/UKPD juga dapat memesan barang/jasa langsung ke UMKM. "Sudah ada sekitar 150 Jakpreneur binaan yang sudah bergabung pada sistem E-Order," katanya.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino yang turut hadir dalam webinar menyampaikan, DPRD DKI juga telah melakukan berbagai hal untuk membantu pengembangan UMKM DKI Jakarta. "Salah satu program itu adalah Jakwifi," katanya.
Selain itu, ada juga program Jakpreneur kolaboratif dengan menggandeng perusahaan swasta, startup dalam pengembangan ekonomi digital.
Kemudian, ada program bernama ‘Monas 25 Jakpreneur’ dan penyaluran kredit program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui rekening Bank DKI guna memberikan manfaat kepada para pelaku UMKM sebagai tambahan modal kerja maupun investasi. Pada periode September 2020, terdapat 153 UMKM yang akan tergabung dalam proses pengajuan kredit modal kerja dengan total penyaluran dana sebesar Rp 38,8 miliar.
Baca juga:Modric: Madrid Harus Fokus Raih Poin Penuh di Tiga Pertandingan Tersisa
Wibi berharap pemerintah terus melakukan program yang berpihak kepada UMKM, salah satunya adalah akses terhadap lembaga keuangan. "Saat ini aksesibilitas UMKM ke lembaga keuangan masih rendah," katanya.
Wibi juga mendorong adanya peraturan daerah mengenai pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain itu, mendorong Pemprov DKI Jakarta agar menciptakan platform e-commerce mandiri dalam kegiatan pemasaran, sehingga dapat menciptakan marketplace sendiri yang tidak bergantung dengan pihak swasta untuk memasarkan hasil dari produk-produk yang diproduksi oleh UMKM hasil binaan Pemprov DKI Jakarta.
"Sehingga, kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan binaan UMKM Pemprov DKI Jakarta dapat menghasilkan peningkatan perekonomian daerah," katanya.
(uka)