Bisnis 'Musiman' Kue Kering Lebaran, Nastar Tetap jadi Primadona
loading...
A
A
A
DEPOK - Pandemi Covid-19 yang masih melanda tak menyurutkan geliat bisnis kue lebaran. Mulai dari industri skala besar hingga rumahan memanfaatkan momentum hari raya ini untuk meraup cuan dengan memproduksi kue-kue kering seperti nastar.
Berbisnis kue kering juga bisa menguntungkan jika dilakukan dengan serius. Seperti yang dirasakan Rosmizar (48 tahun), perempuan asal Sawahlunto ini mampu meraup cuan dari berbisnis kue kering yang digelutinya.
Ros, sapaan akrabnya, sudah merintis usaha kue kering sejak tahun 2008. Semua kebutuhan berjualan diurus oleh dirinya sendiri dari mulai produksi, mengemas, hingga mengantar pesanan ke pelanggan.
“Saya berjualan kue kering ini sudah hampir 13 tahun ya, dari tahun 2008. Alhamdulillah semakin ke sini makin banyak pesanan,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (12/5/2021).
Dia mengatakan, berbisnis kue kering ini hanya dilakukan di bulan Ramadan. Namun, di luar bulan Ramadan dia hanya berjualan keripik dan berbagai jajanan pasar.
“Kalau untuk kue kering ini saya berjualan khusus di bulan Ramadan karena untuk Lebaran kan. Hari-hari biasa saya berjualan keripik, kolak, dan kue-kue,” kata Rosmizar.
Ros menjelaskan, dari beberapa jenis kue kering yang dia jual ada satu varian yang paling banyak dipesan, yakni kue nastar. Menurut dia, nastar masih menjadi kue kering favorit masyarakat hingga saat ini. “Saya jualan kue kering ada nastar, putri salju, sagu keju, dan lain-lain. Tapi yang paling banyak dipesan itu nastar setiap tahunnya,” ucap dia.
Untuk setiap toples kue, Ros membanderol mulai harga Rp45 ribu dengan ukuran 250 gram. Sementara, untuk satu paket parcel dijual dengan harga Rp120.000 yang terdiri dari tiga jenis kue.
Berbisnis kue kering juga bisa menguntungkan jika dilakukan dengan serius. Seperti yang dirasakan Rosmizar (48 tahun), perempuan asal Sawahlunto ini mampu meraup cuan dari berbisnis kue kering yang digelutinya.
Ros, sapaan akrabnya, sudah merintis usaha kue kering sejak tahun 2008. Semua kebutuhan berjualan diurus oleh dirinya sendiri dari mulai produksi, mengemas, hingga mengantar pesanan ke pelanggan.
“Saya berjualan kue kering ini sudah hampir 13 tahun ya, dari tahun 2008. Alhamdulillah semakin ke sini makin banyak pesanan,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (12/5/2021).
Dia mengatakan, berbisnis kue kering ini hanya dilakukan di bulan Ramadan. Namun, di luar bulan Ramadan dia hanya berjualan keripik dan berbagai jajanan pasar.
“Kalau untuk kue kering ini saya berjualan khusus di bulan Ramadan karena untuk Lebaran kan. Hari-hari biasa saya berjualan keripik, kolak, dan kue-kue,” kata Rosmizar.
Ros menjelaskan, dari beberapa jenis kue kering yang dia jual ada satu varian yang paling banyak dipesan, yakni kue nastar. Menurut dia, nastar masih menjadi kue kering favorit masyarakat hingga saat ini. “Saya jualan kue kering ada nastar, putri salju, sagu keju, dan lain-lain. Tapi yang paling banyak dipesan itu nastar setiap tahunnya,” ucap dia.
Untuk setiap toples kue, Ros membanderol mulai harga Rp45 ribu dengan ukuran 250 gram. Sementara, untuk satu paket parcel dijual dengan harga Rp120.000 yang terdiri dari tiga jenis kue.
(ind)