Pasar Fisik Timah Batangan Optimis Bakal Rebound
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI merilis data atas transaksi pasar fisik timah batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di KBI selama kuartal I tahun 2020.
Dari data tersebut, selama tiga bulan pertama tahun 2020 tercatat transaksi sebanyak 3.859 Lot dalam 19.285 Ton, dan dengan total nilai transaksi sebesar USD316.344.303.
Transaksi tertinggi selama kuartal I/2020 terjadi di tanggal 24 Januari 2020 dengan jumlah transaksi sebanyak 810 Lot dengan nilai transaksi sebesar USD68.577.600.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan pergerakan transaksi pasar fisik timah batangan di bulan Maret 2020 menurun karena faktor global. Namun, hal itu diyakini hanya sementara.
“Kami optimis, dalam beberapa waktu ke depan, volume transaksi pasar fisik timah batangan di BBJ akan rebound seiring dengan membaiknya ekonomi dunia pasca wabah corona di China dan sebagian besar negara-negara di dunia,” kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4/2020).
Sejak diluncurkan pertama kali pada Agustus tahun 2019 lalu, pasar fisik timah di Bursa Berjangka Jakarta cukup menarik perhatian para pelaku pasar. Total transaksi yang terjadi dari Agustus sampai dengan Desember 2019 sebanyak 5.436 Lot dalam 27.183 Ton, dengan total nilai transaksi sebesar USD448.740.124.
Fajar menambahkan, timah batangan merupakan komoditas global, dan akan banyak terpengaruh oleh situasi ekonomi global. Ketika ekonomi dunia mengalami kontraksi, hal itu akan sangat memberikan pengaruh terhadap permintaan timah batangan dunia. “Wajar kalau saat ini ekonomi dunia terkoreksi, transaksi di pasar fisik di BBJ juga mengalami kontraksi,” terangnya.
Senada dengan fajar, Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang juga optimis pasar fisik timah batangan akan bergerak positif dalam beberapa bulan ke depan mengingat permintaan pasar global terhadap timah batangan cukup besar.
“Apa yang terjadi saat ini adalah fenomena sesaat karena situasi ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi. Kedepan setelah ekonomi dunia pulih, kami optimis transaksi pasar fisik timah batangan akan kembali rebound,” ujar Paulus.
Dari data tersebut, selama tiga bulan pertama tahun 2020 tercatat transaksi sebanyak 3.859 Lot dalam 19.285 Ton, dan dengan total nilai transaksi sebesar USD316.344.303.
Transaksi tertinggi selama kuartal I/2020 terjadi di tanggal 24 Januari 2020 dengan jumlah transaksi sebanyak 810 Lot dengan nilai transaksi sebesar USD68.577.600.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan pergerakan transaksi pasar fisik timah batangan di bulan Maret 2020 menurun karena faktor global. Namun, hal itu diyakini hanya sementara.
“Kami optimis, dalam beberapa waktu ke depan, volume transaksi pasar fisik timah batangan di BBJ akan rebound seiring dengan membaiknya ekonomi dunia pasca wabah corona di China dan sebagian besar negara-negara di dunia,” kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/4/2020).
Sejak diluncurkan pertama kali pada Agustus tahun 2019 lalu, pasar fisik timah di Bursa Berjangka Jakarta cukup menarik perhatian para pelaku pasar. Total transaksi yang terjadi dari Agustus sampai dengan Desember 2019 sebanyak 5.436 Lot dalam 27.183 Ton, dengan total nilai transaksi sebesar USD448.740.124.
Fajar menambahkan, timah batangan merupakan komoditas global, dan akan banyak terpengaruh oleh situasi ekonomi global. Ketika ekonomi dunia mengalami kontraksi, hal itu akan sangat memberikan pengaruh terhadap permintaan timah batangan dunia. “Wajar kalau saat ini ekonomi dunia terkoreksi, transaksi di pasar fisik di BBJ juga mengalami kontraksi,” terangnya.
Senada dengan fajar, Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang juga optimis pasar fisik timah batangan akan bergerak positif dalam beberapa bulan ke depan mengingat permintaan pasar global terhadap timah batangan cukup besar.
“Apa yang terjadi saat ini adalah fenomena sesaat karena situasi ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi. Kedepan setelah ekonomi dunia pulih, kami optimis transaksi pasar fisik timah batangan akan kembali rebound,” ujar Paulus.
(ind)