Jadi Komisaris Unilever, Begini Sepak Terjang Alissa Wahid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Unilever Indonesia menunjuk putri Gus Dur menjadi Komisaris Independen. Pengangkatan tersebut berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilakukan pada 27 Mei 2021.Dalam RUPST tersebut, pemegang saham Unilever mengangkat beberapa nama baru di jajaran Dewan Komisaris, mulai dari putri Gus Dur, Alissa Wahid sebagai Komisaris Independen.
Pemilihan Alissa sebagai salah satu Komisaris UNVR diketahui berlatar belakang dengan dirinya yang fokus terhadap isu sosial, demokrasi dan agama yang menjadi isu yang sejalan dengan kultur perusahaan Unilever. Alissa Qotrunnada Munawaroh atau yang lebih dikenal dengan nama Alissa Wahid ini diketahui memiliki sepak terjang dalam mengkampanyekan isu sosial budaya. Alissa diketahui berhasil menjadi Civil Society Ambassador untuk Sustainable Develompnet Goals di Indonesia.
Putri ke-4 Gus Dur ini juga dianugerahi Shine-On Award 2015 dari majalah Good Housekeeping Indonesia. Tak hanya itu, Alissa sukses meraih penghargaan Women Award 2016 dari Indonesia Marketing Week. Alissa Wahid memiliki keinginan dunia yang adil dan damai. Itu sebabnya putri Gus Dur ini aktif menyuarakan HAM dan toleransi antarumat beragama. Ia pun berpegang teguh pada prinsip 'tanpa integritas, tak ada yang mendengarkan; tanpa kepercayaan, tak ada yang mengikuti'.
Sebelumnya, Alissa diketahui sangat berpartisipasi pada kasus persoalan yang membelit warga Rembang terkait ekspansi PT Semen Indoensia di Jawa Tengah. Alissa mendesak pabrik semen raksasa tersebut untuk menghentikan kegiatan pembangunan pabrik semen di Rembang. Melalui media sosial dan jaringan Nahdlatul Ulama (NU), Alissa bergerak mendukung perjuangan Ibu-ibu Rembang.
Selain itu, Alissa juga aktif di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) Yogyakarta. Alissa menjadi wakil ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) DIY. Alissa kerap memberikan semangat kepada anak muda NU di berbagai daerah. Sejak tahun 2019, Alissa menjadi Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK). Gerakan ini sendiri diketuai Menko Polhukam, Mahfud MD.
Pemilihan Alissa sebagai salah satu Komisaris UNVR diketahui berlatar belakang dengan dirinya yang fokus terhadap isu sosial, demokrasi dan agama yang menjadi isu yang sejalan dengan kultur perusahaan Unilever. Alissa Qotrunnada Munawaroh atau yang lebih dikenal dengan nama Alissa Wahid ini diketahui memiliki sepak terjang dalam mengkampanyekan isu sosial budaya. Alissa diketahui berhasil menjadi Civil Society Ambassador untuk Sustainable Develompnet Goals di Indonesia.
Putri ke-4 Gus Dur ini juga dianugerahi Shine-On Award 2015 dari majalah Good Housekeeping Indonesia. Tak hanya itu, Alissa sukses meraih penghargaan Women Award 2016 dari Indonesia Marketing Week. Alissa Wahid memiliki keinginan dunia yang adil dan damai. Itu sebabnya putri Gus Dur ini aktif menyuarakan HAM dan toleransi antarumat beragama. Ia pun berpegang teguh pada prinsip 'tanpa integritas, tak ada yang mendengarkan; tanpa kepercayaan, tak ada yang mengikuti'.
Sebelumnya, Alissa diketahui sangat berpartisipasi pada kasus persoalan yang membelit warga Rembang terkait ekspansi PT Semen Indoensia di Jawa Tengah. Alissa mendesak pabrik semen raksasa tersebut untuk menghentikan kegiatan pembangunan pabrik semen di Rembang. Melalui media sosial dan jaringan Nahdlatul Ulama (NU), Alissa bergerak mendukung perjuangan Ibu-ibu Rembang.
Selain itu, Alissa juga aktif di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) Yogyakarta. Alissa menjadi wakil ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) DIY. Alissa kerap memberikan semangat kepada anak muda NU di berbagai daerah. Sejak tahun 2019, Alissa menjadi Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK). Gerakan ini sendiri diketuai Menko Polhukam, Mahfud MD.
(nng)