Menko Airlangga Sebut Indonesia Akan Jadi Ketua ASEAN 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada 2023. Amanat itu diemban Indonesia setahun setelah menjadi Ketua Presidensi G20.
"Jadi Indonesia di 2022 akan jadi Ketua Presidensi G20, dan selanjutnya akan jadi Ketua ASEAN di 2023," kata Airlangga dalam video virtual, Senin (7/6/2021).
Baca juga:PGRI Jawa Barat Dukung Informasi Soal Sawit Masuk Kurikulum
Dengan terpilihnya Indonesia menjadi ketua ASEAN, maka harapannya bisa memulihkan perekonomian nasional. Menurut Airlangga, pandemi Covid-19 bisa diatasi dengan kerja sama di seluruh dunia.
"Jadi menghadapi Covid-19 adalah recover together dan recover stronger. Ini didukung prioritas produktivitas ketahanan dan keberlanjutan pertumbuhan yang inklusif dan berbagai stakeholder," katanya.
Dia menambahkan, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif secara umum masih terkendali, namun mulai menunjukkan tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pasca-Idulfitri. Tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3%, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5%. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9% (global 90,3%); dan kematian sebesar 2,80% (global 2,15%).
Baca juga:Doa Mandi Haid Wanita, Manfaat dan Tata Caranya
Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2% dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021.
"Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021, yakni sejumlah 87.514 kasus," tandasnya.
"Jadi Indonesia di 2022 akan jadi Ketua Presidensi G20, dan selanjutnya akan jadi Ketua ASEAN di 2023," kata Airlangga dalam video virtual, Senin (7/6/2021).
Baca juga:PGRI Jawa Barat Dukung Informasi Soal Sawit Masuk Kurikulum
Dengan terpilihnya Indonesia menjadi ketua ASEAN, maka harapannya bisa memulihkan perekonomian nasional. Menurut Airlangga, pandemi Covid-19 bisa diatasi dengan kerja sama di seluruh dunia.
"Jadi menghadapi Covid-19 adalah recover together dan recover stronger. Ini didukung prioritas produktivitas ketahanan dan keberlanjutan pertumbuhan yang inklusif dan berbagai stakeholder," katanya.
Dia menambahkan, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif secara umum masih terkendali, namun mulai menunjukkan tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pasca-Idulfitri. Tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3%, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5%. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9% (global 90,3%); dan kematian sebesar 2,80% (global 2,15%).
Baca juga:Doa Mandi Haid Wanita, Manfaat dan Tata Caranya
Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2% dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021.
"Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021, yakni sejumlah 87.514 kasus," tandasnya.
(uka)