Tonton Rizal Ramli, Kwik Kian Gie: Saya Penasaran Apa Betul Sri Mulyani Kalah

Minggu, 13 Juni 2021 - 13:30 WIB
loading...
Tonton Rizal Ramli,...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kwik Kian Gie , mantan Menko Perekonomian periode 1999-2000 dan juga Kepala Bapennas (2001-2004) angkat bicara atas pernyataan-pernyataan Rizal Ramli mengenai pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) atas sembako yang ditayangkan di kanal Yotube Karni Ilyas, Sabtu kemarin (12/6).

Rizal menyatakan bahwa rencana pengenaan PPN atas sembako dianggap sebagai sebuah kezaliman kepada masyarakat, terutama kalangan bawah. Rencana tersebut, menurut Rizal merupakan bentuk kepanikan pemerintah yang saat ini didera masalah keuangan.

Di sisi lain menurut Rizal, pemerintah justru memberikan sejumlah insentif pajak kepada dunia usaha yang menyangkut kepentingan perusahaan-perusahaan besar. Rizal menyebut, royalti batu baru yang dinolpersenkan dan insentif pajak pembelian mobil baru.

"Jadi bener-bener ini pemerintah sangat pro sama yang gede yang udeh kaya dan nindes yang miskin," kata Rizal.

Baca juga:Megawati Raih Gelar Profesor, Ini Harapan Dua Rektor Universitas di Aceh

Menurut Rizal, semua rencana kebijakan pajak tadi tak lepas dari beban utang yang ditanggung oleh pemerintah. Kewajiban pemerintah membayar bunga utang itu mencapai Rp273 triliun per tahun. Jika ditambah utang pokoknya, beban pembayaran itu semakin membengkak lagi.

Rizal menyatakan kenapa pemerintah tidak fokus mengatasi beban bunga utang itu agar kewajibannya menjadi separuh saja. Mantan Menko Perekonomian era Gusdur ini kemudian mengungkapkan salah satu caranya lewat cerita pertemuan dengan seorang gubernur bank sentral sebuah negara besar.

Rizal menuturkan, ketika bank sentral itu menerbitkan surat utang (bond) harus membayar bunga sebesar 1% kepada para peminjamnya. Sementara Indonesia menerbitkan surat utang dengan yield atau bunga 7,5%.

"Mau gak kita swap? Kamu ambil surat utang kita, saya kasih bunga plus 1%. Doktor Ramli saya senang sekali kalo Indonesia mau begitu, karena hari ini kami minjamin ke lembaga keuangan, kami yang harus bayar bunga. Kalo Indonesia kasih plus 1%, kami happy banget," kata Rizal menirukan perkataan sang gubernur bank dimaksud.

Nah salah satu cara yang diungkap Rizal itulah yang membuat Kwik Kian Gie berkomentar yang berisi perbandingan dengan "kemampuan" Menteri Keuangan Sri Mulyani. Meski keduanya sama-sama mengenyam pendidikan luar negeri, Sri Mulyani dipandang punya "pandangan" yang tak diungkapkannya kepada publik.

"Menyaksikan RR (Rizal Ramli--red) di youtube Karni Ilyas, saya penasaran apa betul SMI (Sri Mulyani--red) yg Doktor lulusan University of Illinois kalah dalam pengethuannya dibandingkan dng yg juga Dr dari Boston University. Bukannya SMI punya alasan2 kuat yg tidak diketahui oleh RR?" tulis Kwik dalam akun twitternya, Minggu (13/6/2021).

Baca juga:Bikin Minder, Ini Deretan Artis Cantik Penyuka Motor Gede

Masih mengenai Sri Mulyani, lewat sepekan yang lalu, Kwik Kian Gie juga pernah menge-twit pengalaman ketika dirinya masih duduk di Kabinet. Kwik menyatakan, ketika dirinya bersama Menteri Keuangan Dr. Bambang Sudibyo memimpin delegasi Indonesia untuk penjadwalan utang, berniat akan bersuara keras kepada lembaga pemberi utang, seperti CGI, IMF, dan Bank Dunia. Namun dirinya menyatakan bahwa mereka berdua dijaga selama 24 jam supaya tidak bersuara keras.

"Siapa yang menjaga saya supaya tidak keras? Tidak lain adalah Prof. Dr. Widjojo Nitisastro dan Dr Sri Mulyati Indrawati. Kami duduk dari jam 10.00 pagi sampai jam 10.00 pagi keesokan harinya. Demikian ketatnya penjagaan thd Menko (KKG) dan Menkeu (Bambang Sudibyo) spy tidak keras dan tidak kurang ajar thd Tuan2 counterpart," tulis Kwik dalam twitnya (4/6)

Diketahui, waktu itu Sri Mulyani merupakan sekretaris Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang diketuai oleh Prof. Emil Salim. DEN yang dibentuk pada tahun 1999 bertugas memberikan masukan-masukan untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi saat itu.

Kwik melanjutkan, waktu itu dirinya sudah mengetahui bahwa IMF akan merusak, tetapi dia terpaksa harus mau menerima pendiktean dari IMF. Kwik pun mati-matian menyiasati dan mengakalinya.

"Lantas dibentuk De(w)an Ekonomi Nasional (DEN) yg hrs mengawasi saya spy nurut persis LOI," kata Kwik.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)