Niat Industri Mamin Antarkan RI Jadi Produsen Halal Terbesar Dunia Masih Terganjal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaku usaha industri di sektor makanan dan minuman (mamin) optimistis akan mengantar Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia. Industri ini mencatatkan nilai ekspor yang mencapai USD31 miliar atau setara dengan Rp441,62 triliun.
Baca juga:Kazona Maritim Barat dan Lima Kementerian Lembaga Negara Tinjau Pulau Nipa
Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga GAPMMI Rachmat Hidayat mengatakan, faktor pendorong industri mamin meraih kinerja yang gemilang, yakni motivasi. Pasalnya, industri halal menjadi bagian dari total industri, misalkan makanan dan minuman.
Namun demikian, industri mamin masih memiliki sejumlah kendala sehingga membuat daya saingnya menjadi tertekan. Kendala itu salah satunya adalah pasokan bahan baku.
“Memang daya saing industri ini ujung-ujungnya salah satu penyebabnya. Kan kita membutuhkan bahan baku yang banyak untuk memproduksi lebih banyak dari Malaysia katakanlah,” dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (18/6/2021).
Rachmat menjelaskan, pada tingkat persaingan bahan baku ini, terkait berapa bahan baku yang harus dibayar dan berapa yang harus dibayar oleh pelaku industri di negara lain. Ini sangat menentukan daya saing tersebut.
“Kita baru bicara bahan baku, belum lagi biaya energi, logistic cost, dsbnya,” ujar dia.
Baca juga:Speech Delay Berhubungan dengan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya!
Lanjutnya, korelasi dari faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya menciptakan total competitiveness (daya saing total). Oleh karena itu, jika semua kendala dihilangkan akan mendorong industri mamin, sehingga industri halal otomatis juga ikut terdongkrak.
Baca juga:Kazona Maritim Barat dan Lima Kementerian Lembaga Negara Tinjau Pulau Nipa
Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga GAPMMI Rachmat Hidayat mengatakan, faktor pendorong industri mamin meraih kinerja yang gemilang, yakni motivasi. Pasalnya, industri halal menjadi bagian dari total industri, misalkan makanan dan minuman.
Namun demikian, industri mamin masih memiliki sejumlah kendala sehingga membuat daya saingnya menjadi tertekan. Kendala itu salah satunya adalah pasokan bahan baku.
“Memang daya saing industri ini ujung-ujungnya salah satu penyebabnya. Kan kita membutuhkan bahan baku yang banyak untuk memproduksi lebih banyak dari Malaysia katakanlah,” dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (18/6/2021).
Rachmat menjelaskan, pada tingkat persaingan bahan baku ini, terkait berapa bahan baku yang harus dibayar dan berapa yang harus dibayar oleh pelaku industri di negara lain. Ini sangat menentukan daya saing tersebut.
“Kita baru bicara bahan baku, belum lagi biaya energi, logistic cost, dsbnya,” ujar dia.
Baca juga:Speech Delay Berhubungan dengan Kecerdasan Anak? Ini Faktanya!
Lanjutnya, korelasi dari faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya menciptakan total competitiveness (daya saing total). Oleh karena itu, jika semua kendala dihilangkan akan mendorong industri mamin, sehingga industri halal otomatis juga ikut terdongkrak.
(uka)