Komentar The Fed dan Kasus Covid-19 Bikin IHSG Rontok Pagi Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (21/6/2021). IHSG tertekan 1,87% dan berada di level 5.894.
Head of Research NH Korindo Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar, menuturkan, melemahnya bursa global dan Asia turut memberikan dampak negatif bagi pergerakan IHSG. Diketahui, pelemahan bursa disebabkan adanya komentar hawkish (kemungkinan kuat menaikan suku bunga) dari The Fed.
Baca juga:Vaksin Teruji Mampu Beri Perlindungan Terhadap Varian Baru
“Penutupan bursa Amerika di akhir pekan lalu itu memang masih terkoreksi cukup dalam pasca-pertemuan The Fed. Kemudian, ditambah juga pernyataan dari salah satu pejabat The Fed yang melihat bahwa kenaikan suku bunga akan dimulai lebih cepat,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (21/6/2021).
Anggaraksa menjelaskan, adanya komentar hawkish dari The Fed menyebabkan para investor takut. Hal ini dapat terlihat dari market yang bereaksi cukup negatif.
“Sepertinya market bereaksi cukup negatif. Sebenarnya tidak hanya di Amerika saja, justru impact-nya mengenai taper tantrum memengaruhi juga seluruh bursa-bursa global yang lain,” jelas dia.
Baca juga: Melempem di Piala Eropa 2020, Kane Klaim Bukan Imbas Ingin Cari Klub Baru
Sementara itu, dia menilai, kekhawatiran utama dari market dalam negeri adalah masih tingginya kasus Covid-19. Sementara dari kondisi global terutama Amerika Serikat (AS), menjadi sentimen negatif tambahan bagi IHSG.
“Kita lihat pengaruh dari US sana itu menyebabkan sentimen tambahan bagi IHSG kita. Kemudian, tema utama sih saya rasa kekhawatiran yang masih menyelimuti dari tingginya kasus Covid-19. Tapi tentu dengan melemahnya mayoritas bursa global, ini juga bisa menjadi sentimen tambahan yang kurang baik dari IHSG kita,” ucap Anggaraksa.
Head of Research NH Korindo Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar, menuturkan, melemahnya bursa global dan Asia turut memberikan dampak negatif bagi pergerakan IHSG. Diketahui, pelemahan bursa disebabkan adanya komentar hawkish (kemungkinan kuat menaikan suku bunga) dari The Fed.
Baca juga:Vaksin Teruji Mampu Beri Perlindungan Terhadap Varian Baru
“Penutupan bursa Amerika di akhir pekan lalu itu memang masih terkoreksi cukup dalam pasca-pertemuan The Fed. Kemudian, ditambah juga pernyataan dari salah satu pejabat The Fed yang melihat bahwa kenaikan suku bunga akan dimulai lebih cepat,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (21/6/2021).
Anggaraksa menjelaskan, adanya komentar hawkish dari The Fed menyebabkan para investor takut. Hal ini dapat terlihat dari market yang bereaksi cukup negatif.
“Sepertinya market bereaksi cukup negatif. Sebenarnya tidak hanya di Amerika saja, justru impact-nya mengenai taper tantrum memengaruhi juga seluruh bursa-bursa global yang lain,” jelas dia.
Baca juga: Melempem di Piala Eropa 2020, Kane Klaim Bukan Imbas Ingin Cari Klub Baru
Sementara itu, dia menilai, kekhawatiran utama dari market dalam negeri adalah masih tingginya kasus Covid-19. Sementara dari kondisi global terutama Amerika Serikat (AS), menjadi sentimen negatif tambahan bagi IHSG.
“Kita lihat pengaruh dari US sana itu menyebabkan sentimen tambahan bagi IHSG kita. Kemudian, tema utama sih saya rasa kekhawatiran yang masih menyelimuti dari tingginya kasus Covid-19. Tapi tentu dengan melemahnya mayoritas bursa global, ini juga bisa menjadi sentimen tambahan yang kurang baik dari IHSG kita,” ucap Anggaraksa.
(uka)