Bidik Industri Healthcare, BEST Incar Pendapatan Rp700 Miliar

Rabu, 30 Juni 2021 - 17:58 WIB
loading...
Bidik Industri Healthcare, BEST Incar Pendapatan Rp700 Miliar
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pengembang Kawasan Industri MM2100, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) pada tahun ini menargetkan pendapatan sebesar Rp700 miliar dengan membidik industri yang tahan banting terhadap dampak pandemi Covid-19 seperti sektor data center, logistik, healthcare serta food & beverages.

Direktur Utama PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, Yoshihiro Kobi mengatakan dengan pengalaman pengembangan kawasan industri lebih dari 30 tahun, perseroan tetap percaya akan potensi kebutuhan pelaku bisnis atas kawasan industri yang profesional dan dapat diandalkan, terutama di Kawasan Industri MM2100 Bekasi.



“Strategi perseroan adalah terus fokus pada bisnis kawasan industri dan akan melanjutkan pengembangan, termasuk sarana dan fasilitas dan memanfaatkan pembangunan infrastruktur di sekitarnya untuk meningkatkan nilai kawasan,” katanya dalam paparan publik perseroan yang digelar secara virtual usai RUPST dari Cikarang, Rabu (30/6/2021).

Seperti yang diketahui Kawasan MM210 akan dilewati oleh JORR II Cibitung-Cilincing dan para penghuni kawasan akan mendapatkan keuntungan dari penambahan akses dan konektivitas di MM2100. Selain itu Kawasan MM2100 juga akan mendapatkan manfaat dari rencana infrastruktur pemerintah ke depan seperti LRT, Tol Jakarta-Cikampek Selatan, proyek perluasan Tanjung Priok dan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Menurut Yoshihiro, meskipun kondisi perekonomian dalam proses pemulihan namun pandemi Covid-19 belum berakhir. Perseroan menargetkan marketing sales seluas 10-15 hektar dengan harga rata-rata penjualan Rp2,6 juta-3,2 juta/m2.

Perseroan telah menambah marketing sales lahan industri di kuartal I-2021 seluas 0,5 ha dan menargetkan pertumbuhan recurring income yang stabil pada sisa tahun berjalan.

“Target pasar perseroan terutama pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi seperti industri data center, logistik, healthcare dan food & beverages,” terangnya.

Hingga akhir tahun 2020, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BEST ini tercatat memiliki seluas 1.040 hektar secara gross, sementara secara nett seluas 640 ha.

Perseroan akan tetap berupaya meningkatkan luas landbank dengan melakukan akuisisi lahan di tahun ini. Terkait itu, BEST mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar.

Selain untuk akuisisi lahan, belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur kawasan industri. Meski menurut Kobi alokasi capex akan sangat tergantung dengan performa penjualan serta arus kas perseroan.

“Hingga akhir Mei kami sudah membelanjakan capex sebesar Rp55 miliar atau 11% dari target alokasi capex 2021,” ungkapnya.

Terkait kinerja di kuartal I-2021, perseroan telah mencatatkan marketing sales seluas 0,5 ha dengan harga jual rata-rata Rp3 juta per ha. Total penjualan yang dicacatkan per Maret 2021 sebesar Rp36 miliar, dengan laba kotor Rp16 miliar. Posisi EBITDA mesih positif pada angka Rp500 juta dengan perolehan rugi bersih Rp115 miliar.


Sementara itu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen : I Gusti Putu Suryawirawan
Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Herbudianto
Komisaris Independen : Wahyu Hidayat
Komisaris : Hartono

Direksi:

Direktur Utama : Yoshihiro Kobi
Wakil Direktur Utama : Leo Yulianto Sutedja
Direktur : Daishi Asano
Direktur : Swan Mie Rudy Tanardi
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0899 seconds (0.1#10.140)