Antisipasi Gejolak Harga Pakan, Kemendag Siapkan Harga Acuan yang Dinamis

Rabu, 30 Juni 2021 - 22:47 WIB
loading...
Antisipasi Gejolak Harga Pakan, Kemendag Siapkan Harga Acuan yang Dinamis
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menyiapkan revisi Permendag no 7 tahun 2020 dengan membuat harga acuan ayam hidup yang bergerak dinamis mengikuti perkembangan biaya produksi.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim mengatakan, dengan adanya revisi ini maka harga acuan bisa mengantisipasi kenaikan biaya produksi.

“Sebagai salah satu upaya stabilisasi harga komoditi barang kebutuhan pokok, saat ini Kemendag sedang merevisi Permendag 07/2020 tentang Harga Acuan dengan memperhitungkan biaya input yang bersifat dinamis dengan menggunakan koefisien dan konstanta,” ungkapnya dalam webinar “Geliat Industri Perunggasan: Harga Pakan, DOC dan Ayam Hidup” di Jakarta, Rabu (30/6/2021).



Menurut dia, revisi Permendag tersebut menetapkan penghitungan harga acuan yang berbasis harga input serta menetapkan koefisien pengali masing-masing komoditi barang kebutuhan pokok.

Harga acuan merupakan tingkat harga wajar dengan mempertimbangkan struktur biaya produksi dan distribusi, termasuk keuntungan masing-masing pelaku usaha. Harga acuan ini menjadi indikator pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

Sebagai catatan, beberapa waktu lalu harga jagung lokal yang digunakan sebagai bahan pakan ternak sempat naik hingga Rp6.000 per kilogram. Padahal, harga acuan pemerintah yakni paling tinggi Rp3.150 per kg untuk kadar air 15% atau paling rendah Rp2.500 per kg untuk kadar air 35% di tingkat petani.

Melambungnya harga jagung ikut mengerek harga pakan dari Rp6.974 per kg pada awal tahun menjadi Rp7.379 per Mei 2021 bahkan Rp8.000 per Juni ini. Akibat kenaikan ini, pelaku usaha dan industri peternakan unggas merasakan dampak signifikan dari meningkatnya biaya pembelian bahan baku dan harga pokok produksi (HPP) ayam hidup.

Posisi jagung dan kedelai semakin penting bagi Indonesia. Ketika harga kedelai dan jagung melonjak, perusahaan pakan ternak dan para peternak menjerit, khususnya peternak unggas. Pasalnya, jagung dan kedelai merupakan bahan baku utama pakan ternak yaitu sekitar 65%.

Pengusaha makanan ternak menilai upaya pemerintah untuk importasi jagung belum efektif untuk menurunkan harga jagung lokal karena harga jagung di luar negeri juga sedang mahal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)