Utang PLN Tembus Rp500 Triliun, Erick Thohir: Utang Lancar Bukan Utang Jelek!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mencatat, utang PT PLN (Persero) senilai Rp 500 triliun merupakan utang lancar (current liabilities). Meski begitu, pemegang saham meminta manajemen untuk menekan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar 24 persen.
Erick mengakui, dirinya telah berdialog bersama direksi PLN perihal utang perseroan yang menggunung tersebut. Hasilnya, manajemen bisa melakukan penghematan sebesar Rp 24 triliun.
"Saya rasa begini, saya rasa uutang lancar itu bukan utang jelek, karena itu saya pastikan ketika saya jadi menteri BUMN, saya duduk dengan direksi PLN bahwa Rp500 triliun ini kita pastikan ada tadi, yang namanya balance. Karena itu saya sudah meminta direksi untuk menekan capex PLN 24 persen itu adalah saving Rp 24 triliun," ujar Erick saat ditemui di kawasan UIP2B, Rabu (7/7/2021).
Kementerian BUMN selaku pemegang saham belum membuka sumber utang itu. Fokusnya saat ini melakukan langkah penyehatan agar perusahaan bisa menjaga cash flow-nya. "PLN itu utangnya Rp 500 triliun. Tidak ada jalan kalau PLN itu segera disehatkan," kata dia.
Ada sejumlah langkah strategis yang dilakukan direksi PLN untuk menekan bunga utang berdasarkan arahan Kementerian BUMN. Salah satunya, mengurangi belanja modal. "Alhamdulillah PLN menekan capex hingga 24 persen atau Rp24 triliun, sehingga itu yang menjadikan cash flow-nya lebih baik," tutur dia.
Lihat Juga: PSSI Umumkan Pendanaan di Tahun 2025 Sebesar Rp665 Miliar, Segini Angka Alokasi untuk Timnas Indonesia?
Erick mengakui, dirinya telah berdialog bersama direksi PLN perihal utang perseroan yang menggunung tersebut. Hasilnya, manajemen bisa melakukan penghematan sebesar Rp 24 triliun.
"Saya rasa begini, saya rasa uutang lancar itu bukan utang jelek, karena itu saya pastikan ketika saya jadi menteri BUMN, saya duduk dengan direksi PLN bahwa Rp500 triliun ini kita pastikan ada tadi, yang namanya balance. Karena itu saya sudah meminta direksi untuk menekan capex PLN 24 persen itu adalah saving Rp 24 triliun," ujar Erick saat ditemui di kawasan UIP2B, Rabu (7/7/2021).
Kementerian BUMN selaku pemegang saham belum membuka sumber utang itu. Fokusnya saat ini melakukan langkah penyehatan agar perusahaan bisa menjaga cash flow-nya. "PLN itu utangnya Rp 500 triliun. Tidak ada jalan kalau PLN itu segera disehatkan," kata dia.
Ada sejumlah langkah strategis yang dilakukan direksi PLN untuk menekan bunga utang berdasarkan arahan Kementerian BUMN. Salah satunya, mengurangi belanja modal. "Alhamdulillah PLN menekan capex hingga 24 persen atau Rp24 triliun, sehingga itu yang menjadikan cash flow-nya lebih baik," tutur dia.
Lihat Juga: PSSI Umumkan Pendanaan di Tahun 2025 Sebesar Rp665 Miliar, Segini Angka Alokasi untuk Timnas Indonesia?
(nng)