Jika Mobilitas Masih Tinggi, Luhut Akan Usulkan ke Jokowi Pengawasan yang Lebih Ketat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan kembali melakukan evaluasi PPKM darurat pada hari kelima. Berdasarkan data analisis, Menko Luhut menyebutkan penurunan mobilitas Jawa Bali membaik, jumlah kabupaten/kota yang berwarna hitam turun dari 35 menjadi 27. Meskipun ada penurunan, wilayah Jawa Timur (Jatim) dan Bali masih perlu mendapatkan perhatian lebih ketat.
“Sampai tanggal 6 juli, kita lihat kabupaten/kota yang berwarna hitam masih banyak di Jawa Timur dan Bali. Penurunan mobilitasnya belum siginifikan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih ketat, kuncinya pengetatan,” kata Menko Luhut di Jakarta, Rabu (7/7/2021).
Menko Luhut dalam paparannya menjelaskan dibutuhkan penurunan mobilitas minimal 30% untuk menurunkan kenaikan kasus, meskipun angka idealnya minimal 50%.
Baca juga:TP3 Keluarkan Buku Putih, Amien Rais: TNI-Polri Tak Terlibat Kasus Penembakan di KM 50
“Ini berkali-kali saya katakan, 30% itu batas minimum. Kita mau sebenarnya penurunan itu 30%-50%, ya paling tidak 40%. Baru itu akan menjadi membaik," katanya.
Lebih lanjut Menko Luhut menjelaskan ada sepuluh kabupaten/kota dengan penurunan mobilitas terendah berada di Bali dan Jawa Timur, yaitu Karangasem Bali -4,72, Tabanan Bali -7,00, Jembrana Bali -7,11, Buleleng Bali -8,42, Bangli Bali -9,53, Klungkung Bali -9,83, Denpasar Bali -10,12 dan Badung Bali -10,75.
Di Jawa Timur penurunan mobilitas meningkat. Namun, Mojokerto, Jember, Banyuwangi, Nganjuk, dan Kota Pasuruan paling rendah. Ketika peningkatan penurunan mobilitas di Jawa Timur pun terjadi pada semua kabupaten kota, kecuali Sampang, Pamekasan, dan Kota Batu.
Berdasarkan hal tersebut, di Jawa Timur maupun di Bali belum ada kabupaten kota yang mengalami penurunan mobilitas lebih dari 30%.
“Jatim dan Bali ini lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya, perlu upaya lebih keras untuk menurunkan mobilitas setidaknya lebih dari 30%," kata Menko Luhut.
Baca juga:5 Hari PPKM Darurat, Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Mulai Melambat
Adapun upaya penurunan mobilitas, menurut Menko Luhut, perlu difokuskan pada aktivitas masyarakat di malam hari. Indikator lampu di malam hari masih menunjukkan kecenderungan peningkatan, terutama di Bali. Selain itu juga perlu penertiban yang tegas dari aparat terkait disiplin penggunaan masker yang rendah dan aktivitas di malam hari di Bali yang dilakukan oleh wisatawan.
Oleh karena itu, Menko Luhut meminta kepada pemerintah daerah, bersama TNI dan Polri untuk dapat menekan pergerakan masyarakat dan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan.
“Saya titip untuk lebih intens lagi mengajak masyarakat untuk patuh terhadap prokes. Ini tidak bisa main-main lagi, karena kalau terus kaya gini kita akan evaluasi dan saya akan usul ke Presiden agar kita lakukan lebih ketat,” tegas Menko Luhut.
“Sampai tanggal 6 juli, kita lihat kabupaten/kota yang berwarna hitam masih banyak di Jawa Timur dan Bali. Penurunan mobilitasnya belum siginifikan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih ketat, kuncinya pengetatan,” kata Menko Luhut di Jakarta, Rabu (7/7/2021).
Menko Luhut dalam paparannya menjelaskan dibutuhkan penurunan mobilitas minimal 30% untuk menurunkan kenaikan kasus, meskipun angka idealnya minimal 50%.
Baca juga:TP3 Keluarkan Buku Putih, Amien Rais: TNI-Polri Tak Terlibat Kasus Penembakan di KM 50
“Ini berkali-kali saya katakan, 30% itu batas minimum. Kita mau sebenarnya penurunan itu 30%-50%, ya paling tidak 40%. Baru itu akan menjadi membaik," katanya.
Lebih lanjut Menko Luhut menjelaskan ada sepuluh kabupaten/kota dengan penurunan mobilitas terendah berada di Bali dan Jawa Timur, yaitu Karangasem Bali -4,72, Tabanan Bali -7,00, Jembrana Bali -7,11, Buleleng Bali -8,42, Bangli Bali -9,53, Klungkung Bali -9,83, Denpasar Bali -10,12 dan Badung Bali -10,75.
Di Jawa Timur penurunan mobilitas meningkat. Namun, Mojokerto, Jember, Banyuwangi, Nganjuk, dan Kota Pasuruan paling rendah. Ketika peningkatan penurunan mobilitas di Jawa Timur pun terjadi pada semua kabupaten kota, kecuali Sampang, Pamekasan, dan Kota Batu.
Berdasarkan hal tersebut, di Jawa Timur maupun di Bali belum ada kabupaten kota yang mengalami penurunan mobilitas lebih dari 30%.
“Jatim dan Bali ini lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya, perlu upaya lebih keras untuk menurunkan mobilitas setidaknya lebih dari 30%," kata Menko Luhut.
Baca juga:5 Hari PPKM Darurat, Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Mulai Melambat
Adapun upaya penurunan mobilitas, menurut Menko Luhut, perlu difokuskan pada aktivitas masyarakat di malam hari. Indikator lampu di malam hari masih menunjukkan kecenderungan peningkatan, terutama di Bali. Selain itu juga perlu penertiban yang tegas dari aparat terkait disiplin penggunaan masker yang rendah dan aktivitas di malam hari di Bali yang dilakukan oleh wisatawan.
Oleh karena itu, Menko Luhut meminta kepada pemerintah daerah, bersama TNI dan Polri untuk dapat menekan pergerakan masyarakat dan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan.
“Saya titip untuk lebih intens lagi mengajak masyarakat untuk patuh terhadap prokes. Ini tidak bisa main-main lagi, karena kalau terus kaya gini kita akan evaluasi dan saya akan usul ke Presiden agar kita lakukan lebih ketat,” tegas Menko Luhut.
(uka)