Bangkitkan Kegiatan Ekonomi Perlu Kontak Fisik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kontak fisik merupakan hal yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan ekonomi seperti semula. Meski kontak fisik dilarang di tengah pandemi, Menteri Kesehatan memahami bahwa sebagian besar pertukaran barang dan pekerjaan jasa tidak bisa terlepas dari kontak fisik.
"Sesudah saya amati, karena memang kegiatan ekonomi terjadi kalau ada kontak fisik, baik pertukaran barang atu pekerjaan jasa. Sebagian besar di Indonesia (masih) dilakukan dengan kontak fisik. Nah, (padahal) masalah kesehatan melarang kita melakukan kontak fisik. Karena itu terjadi, (maka) harus menjaga jarak, karena penularan dilakukan secara fisik, itu sebabnya ekonominya turun" ungkapnya dalam tayangan live streaming daring di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Budi Gunadi, yang dilantik Presiden Jokowi pada Desember 2020 ini menyebut bahwa porsi transaksi non-fisik atau daring masih belum mampu mengalahkan kontak fisik. "Jadi contohnya, sehebat apapun kita belajar dengan daring, tetap belum se-efektif luring, seberapa bagus kita bikin seminar daring, tetap tidak se-efektif luring. Apalagi kalau kita belanja daring, tetap belum bisa mengalahkan belanja di mall atau di pasar," terangnya.
Solusi atas hal itu, Budi memandang perlu untuk secepatnya mengembalikan keyakinan masyarakat bahwa kontak fisik aman dilakukan. "Sehingga mereka mau melakukan kontak fisik, otomatis ekonomi akan baik dengan sendirinya. Karena memang masalah utamanya di sektor kesehatan", ujarnya.
Budi yang juga mengatakan bahwa krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh krisis kesehatan, mencatat perlunya membuat rakyat nyaman dalam melakukan transaksi fisik. "Satu hal yang utama adalah memberikan keyakinan ke masyarakat agar mereka tidak takut untuk keluar dan melakukan kontak fisik. Itu adalah hal yang sangat penting untuk bisa mengembalikan kegiatan ekonomi kita," imbuhnya.
Namun demikian, untuk saat ini, pemerintah masih menahan laju mobilitas melalui kebijakan PPKM Darurat. "Kita akan mengurangi laju penularan, supaya orang tidak sakit dan merasa percaya diri dan aman untuk keluar. Kalaupun toh kita biarkan terbuka, tapi kemudian masyarakat tidak merasa aman, mereka tidak keluar, kegiatan ekonomi juga tidak bisa pulih kembali. Kegiatan ekonomi di Indonesia saya rasa masih 70-80 persen sangat bergantung pada kontak fisik," terangnya.
Budi melihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi juga harus melihat tingkat kesehatan masyarakatnya. "(Penekanan laju mobilitas memang) akan mengurangi kontak fisik, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi, tapi menurut saya, lebih baik kita ekonominya maju pelan-pelan satu langkah selangkah, daripada lari cepat seribu langkah kemudian jatuh, malah tidak bisa jalan lagi berikutnya. Kalau kita sudah merasa aman, prokes berjalan baik, kita maju lima-sepuluh langkah. Itu saya lihat jauh lebih efektif untuk kesinambungan ekonomi negara" tegasnya.
"Sesudah saya amati, karena memang kegiatan ekonomi terjadi kalau ada kontak fisik, baik pertukaran barang atu pekerjaan jasa. Sebagian besar di Indonesia (masih) dilakukan dengan kontak fisik. Nah, (padahal) masalah kesehatan melarang kita melakukan kontak fisik. Karena itu terjadi, (maka) harus menjaga jarak, karena penularan dilakukan secara fisik, itu sebabnya ekonominya turun" ungkapnya dalam tayangan live streaming daring di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Budi Gunadi, yang dilantik Presiden Jokowi pada Desember 2020 ini menyebut bahwa porsi transaksi non-fisik atau daring masih belum mampu mengalahkan kontak fisik. "Jadi contohnya, sehebat apapun kita belajar dengan daring, tetap belum se-efektif luring, seberapa bagus kita bikin seminar daring, tetap tidak se-efektif luring. Apalagi kalau kita belanja daring, tetap belum bisa mengalahkan belanja di mall atau di pasar," terangnya.
Solusi atas hal itu, Budi memandang perlu untuk secepatnya mengembalikan keyakinan masyarakat bahwa kontak fisik aman dilakukan. "Sehingga mereka mau melakukan kontak fisik, otomatis ekonomi akan baik dengan sendirinya. Karena memang masalah utamanya di sektor kesehatan", ujarnya.
Budi yang juga mengatakan bahwa krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh krisis kesehatan, mencatat perlunya membuat rakyat nyaman dalam melakukan transaksi fisik. "Satu hal yang utama adalah memberikan keyakinan ke masyarakat agar mereka tidak takut untuk keluar dan melakukan kontak fisik. Itu adalah hal yang sangat penting untuk bisa mengembalikan kegiatan ekonomi kita," imbuhnya.
Namun demikian, untuk saat ini, pemerintah masih menahan laju mobilitas melalui kebijakan PPKM Darurat. "Kita akan mengurangi laju penularan, supaya orang tidak sakit dan merasa percaya diri dan aman untuk keluar. Kalaupun toh kita biarkan terbuka, tapi kemudian masyarakat tidak merasa aman, mereka tidak keluar, kegiatan ekonomi juga tidak bisa pulih kembali. Kegiatan ekonomi di Indonesia saya rasa masih 70-80 persen sangat bergantung pada kontak fisik," terangnya.
Budi melihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi juga harus melihat tingkat kesehatan masyarakatnya. "(Penekanan laju mobilitas memang) akan mengurangi kontak fisik, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi, tapi menurut saya, lebih baik kita ekonominya maju pelan-pelan satu langkah selangkah, daripada lari cepat seribu langkah kemudian jatuh, malah tidak bisa jalan lagi berikutnya. Kalau kita sudah merasa aman, prokes berjalan baik, kita maju lima-sepuluh langkah. Itu saya lihat jauh lebih efektif untuk kesinambungan ekonomi negara" tegasnya.
(nng)