Luhut Sebut, Oktober Jokowi Akan Groundbreaking Kawasan Industri Hijau Terbesar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia diperkirakan bakal menerima investasi total sebesar USD60 miliar atau setara Rp864 triliun (kurs Rp14.400) dalam enam tahun ke depan.
Setidaknya sekitar USD31 miliar telah dilakukan tanda tangan kesepakatan. Sejumlah negara seperti Tiongkok, Australia, dan lainnya akan turut menginvestasikan dananya ke Indonesia.
"Total USD60 miliar, yang sudah kita tandatanganni USD31 miliar dan ini kerja sama ada macam-macam perusahaan, ada dari Tiongkok, Australia, dan lainnya," kata Luhut dalam sebuah tayangan televisi swasta di Jakarta, Selasa (13/7/2021).
Baca juga:Disebut Terpapar COVID-19, UAS: Jin Kafir, Hantu, Setan Senang Kali Kalau Saya Sakit
Luhut menyebut bahwa pemerintah berencana untuk merealisasikan proyek besar, yaitu Green Industrial Park, atau proyek kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Proyek ini disebut-sebut sebagai proyek industri hijau terbesar di dunia.
"Kami akan groundbreaking itu bulan Oktober di Kalimantan Utara. Itu industri yang berbasis green energy. Nah itu akan groundbreaking oleh Presiden. Sedang kita upayakan betul karena presiden minta itu supaya bisa September, mungkin Oktober-lah karena ada Covid-19," jelasnya.
Seperti diketahui, agenda ini merupakan kelanjutan dari proyek strategis nasional Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan kawasan industri di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan tenaga hidro atau air.
"Saya kira itu proyek besar, akan ada Green Industrial Park, the biggest green industrial park. Di situ mungkin kita akan dekat sampai 20-30 ribu hektare itu. Saya pikir itu energi dari hydro power," kata Luhut.
Bicara soal rencana investasi yang masuk, Luhut juga menarget dana yang masuk di Indonesia diperkirakan mencapai Rp900 triliun. "Terkait mengenai investasi, kita punya target memang 2021 ini target kita agak sedikit dikoreksi jadi Rp900 triliun yang terdiri dari Rp469 triliun modal asing, dan Rp430 triliun dari dalam negeri.
Luhut memaparkan bahwa hingga Maret 2021, capaian realisasi target penanaman modal angkanya masih cukup bagus. "Capaian realisasi target penanaman modal 20201 saya kira cukup bagus, (yaitu) 24,4% persen dan berdasarkan jenisnya, PMA (asing) mencatat pencapaian sebesar 23,8%. Kemudian PMDN (dalam negeri) sebesar 25,1%. Jadi secara pertumbuhan PMA mencatat pertumbuhan sebesar 14% year on year (yoy).
Menurut Luhut, pemerintah pada mulanya telah melihat ada rebound pada kuartal I-II. Tetapi berubah lantaran ada kenaikan gelombang baru Covid-19.
Baca juga:Kasus Covid-19 Meningkat, Lab UGM Maksimalkan Pemeriksaan Sampel Covid-19
Terkait proyek strategis, Luhut mengonfirmasi bahwa sejumlah industri masih berjalan, seperti Hyundai dan LG yang memiliki nilai investasi USD10,3 miliar untuk produksi Hyundai Electric Car dan baterai lithium. Industri pabrik baterai lithium dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan nilai yang diperkirakan mencapai USD3,7 miliar menurut Luhut juga berjalan baik.
"Banyaknya investasi besar itu ada di Indonesia Timur. Itu sangat membantu kita. Saya baru meninjau 2 minggu lalu ke sana sebelum diperintahkan Presiden utuk mengurusi ini. Mereka sudah ada satu yang produksi, satu lagi sedang under-construction. Dan itu semua jalan dengan baik," ungkapnya.
Tak ketinggalan, Luhut juga menyinggung sektor listrik, gas, dan air yang memiliki proporsi angka yang cukup besar juga berjalan dengan baik.
Setidaknya sekitar USD31 miliar telah dilakukan tanda tangan kesepakatan. Sejumlah negara seperti Tiongkok, Australia, dan lainnya akan turut menginvestasikan dananya ke Indonesia.
"Total USD60 miliar, yang sudah kita tandatanganni USD31 miliar dan ini kerja sama ada macam-macam perusahaan, ada dari Tiongkok, Australia, dan lainnya," kata Luhut dalam sebuah tayangan televisi swasta di Jakarta, Selasa (13/7/2021).
Baca juga:Disebut Terpapar COVID-19, UAS: Jin Kafir, Hantu, Setan Senang Kali Kalau Saya Sakit
Luhut menyebut bahwa pemerintah berencana untuk merealisasikan proyek besar, yaitu Green Industrial Park, atau proyek kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Proyek ini disebut-sebut sebagai proyek industri hijau terbesar di dunia.
"Kami akan groundbreaking itu bulan Oktober di Kalimantan Utara. Itu industri yang berbasis green energy. Nah itu akan groundbreaking oleh Presiden. Sedang kita upayakan betul karena presiden minta itu supaya bisa September, mungkin Oktober-lah karena ada Covid-19," jelasnya.
Seperti diketahui, agenda ini merupakan kelanjutan dari proyek strategis nasional Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan kawasan industri di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan tenaga hidro atau air.
"Saya kira itu proyek besar, akan ada Green Industrial Park, the biggest green industrial park. Di situ mungkin kita akan dekat sampai 20-30 ribu hektare itu. Saya pikir itu energi dari hydro power," kata Luhut.
Bicara soal rencana investasi yang masuk, Luhut juga menarget dana yang masuk di Indonesia diperkirakan mencapai Rp900 triliun. "Terkait mengenai investasi, kita punya target memang 2021 ini target kita agak sedikit dikoreksi jadi Rp900 triliun yang terdiri dari Rp469 triliun modal asing, dan Rp430 triliun dari dalam negeri.
Luhut memaparkan bahwa hingga Maret 2021, capaian realisasi target penanaman modal angkanya masih cukup bagus. "Capaian realisasi target penanaman modal 20201 saya kira cukup bagus, (yaitu) 24,4% persen dan berdasarkan jenisnya, PMA (asing) mencatat pencapaian sebesar 23,8%. Kemudian PMDN (dalam negeri) sebesar 25,1%. Jadi secara pertumbuhan PMA mencatat pertumbuhan sebesar 14% year on year (yoy).
Menurut Luhut, pemerintah pada mulanya telah melihat ada rebound pada kuartal I-II. Tetapi berubah lantaran ada kenaikan gelombang baru Covid-19.
Baca juga:Kasus Covid-19 Meningkat, Lab UGM Maksimalkan Pemeriksaan Sampel Covid-19
Terkait proyek strategis, Luhut mengonfirmasi bahwa sejumlah industri masih berjalan, seperti Hyundai dan LG yang memiliki nilai investasi USD10,3 miliar untuk produksi Hyundai Electric Car dan baterai lithium. Industri pabrik baterai lithium dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan nilai yang diperkirakan mencapai USD3,7 miliar menurut Luhut juga berjalan baik.
"Banyaknya investasi besar itu ada di Indonesia Timur. Itu sangat membantu kita. Saya baru meninjau 2 minggu lalu ke sana sebelum diperintahkan Presiden utuk mengurusi ini. Mereka sudah ada satu yang produksi, satu lagi sedang under-construction. Dan itu semua jalan dengan baik," ungkapnya.
Tak ketinggalan, Luhut juga menyinggung sektor listrik, gas, dan air yang memiliki proporsi angka yang cukup besar juga berjalan dengan baik.
(uka)