Demi Tarik Duit Asing, LPI Bakal Tinggalkan Cara Lawas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Marita Alisjahbana Chief Risk Officer Lembaga Pengelola Investasi /INA mengatakan, Indonesia memerlukan terobosan untuk mengundang investasi asing terlebih di masa pandemi. Jika hanya melakukan cara-cara lawas akan sulit menarik minat investor.
Baca juga:Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Israel akan Dibuka di Tel Aviv
"Perlunya terobosan dalam mengundang investasi asing disebabkan terbatasnya kapasitas pembiayaan baik fiskal maupan melalui BUMN untuk membiayai investasi," katanya dalam acara virtual Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).
Selain terobosan, Marita juga mengatakan bahwa tata kelola INA didesain untuk memastikan independensinya dalam berinvestasi untuk memenuhi standar investasi internasional. Tak hanya itu, INA berupaya untuk melakukan fund raising dari berbagai sumber dana global maupun domestik untuk diinvestasikan bersama dalam target investasi komersial.
“INA sudah diberi modal. Dengan modal itu INA akan menggaet investor asing dan diharapkan investasi masuk ke dalam aset-aset di indonesia (yang) kebanyakan aset dari BUMN," jelas Marita.
Baca juga:Inilah Para Artis yang Doyan Mobil Klasik 1990an, Yuk Intip Koleksi Mereka!
Beberapa sektor utama untuk fase awal investasi adalah manufaktur, digital infrastruktur, dan pariwisata. Hingga saat ini, INA sudah melakukan di antaranya penandatanganan MOU tol platform senilai Rp50 triliun antara INA ADIA APG dan CDPQ, dengan Pertamina untuk menjajaki investasi di sektor energi, kerja sama investasi antara INA dan BPJSTK serta dengan Kementerian BUMN dan perusahaan Telkom, Angkasa Pura, Pelindo, Pertamina dan Kimia Farma.
Baca juga:Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Israel akan Dibuka di Tel Aviv
"Perlunya terobosan dalam mengundang investasi asing disebabkan terbatasnya kapasitas pembiayaan baik fiskal maupan melalui BUMN untuk membiayai investasi," katanya dalam acara virtual Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).
Selain terobosan, Marita juga mengatakan bahwa tata kelola INA didesain untuk memastikan independensinya dalam berinvestasi untuk memenuhi standar investasi internasional. Tak hanya itu, INA berupaya untuk melakukan fund raising dari berbagai sumber dana global maupun domestik untuk diinvestasikan bersama dalam target investasi komersial.
“INA sudah diberi modal. Dengan modal itu INA akan menggaet investor asing dan diharapkan investasi masuk ke dalam aset-aset di indonesia (yang) kebanyakan aset dari BUMN," jelas Marita.
Baca juga:Inilah Para Artis yang Doyan Mobil Klasik 1990an, Yuk Intip Koleksi Mereka!
Beberapa sektor utama untuk fase awal investasi adalah manufaktur, digital infrastruktur, dan pariwisata. Hingga saat ini, INA sudah melakukan di antaranya penandatanganan MOU tol platform senilai Rp50 triliun antara INA ADIA APG dan CDPQ, dengan Pertamina untuk menjajaki investasi di sektor energi, kerja sama investasi antara INA dan BPJSTK serta dengan Kementerian BUMN dan perusahaan Telkom, Angkasa Pura, Pelindo, Pertamina dan Kimia Farma.
(uka)