Pertamina Jaga Produksi Hulu Migas demi Keberlangsungan Energi
loading...
A
A
A
Prestasi PHM, PHKT, PHSS, dan PIEP dapat dicapai berkat upaya masing-masing anak perusahaan, yaitu dengan melakukan pekerjaan sumur pengembangan sesuai rencana, pekerjaan workover dan well services sesuai rencana, dan mempertahankan keandalan fasilitas produksi.
Fajriyah melanjutkan, sepanjang 2019, Pertamina terus berupaya meningkatkan jumlah kegiatan pengeboran yang didukung investasi Pertamina di sektor hulu yang cukup signifikan. Nilai investasi Pertamina di sektor hulu pada periode tersebut mencapai USD2,45 miliar atau sekitar 60% dari keseluruhan investasi Pertamina pada RKAP tahun 2019 yang mencapai USD4,1 miliar. Untuk tahun 2020 ini, Pertamina akan tetap berkomitmen untuk mempertahankan tingkat investasi hulu dikisaran yang sama dengan tahun 2019.
Sepanjang triwulan 1-2020, meskipun dalam kondisi yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi biaya dan efisiensi, Pertamina tetap menjadi pemimpin secara nasional dalam jumlah kegiatan pengeboran. Terbukti dengan berhasil dilakukannya pengeboran eksploitasi sebanyak 78 sumur dan pekerjaan workover (pekerjaan untuk mempertahankan atau memperbaiki/menambah produksi) sebanyak 161 sumur.
Sebagai contoh, Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) berhasil melakukan tajak dua sumur lepas pantai di Struktur Parang. Pengeboran kedua sumur di Blok Nunukan ini diperkirakan memiliki potensi cadangan yang cukup besar dan menjadi semangat tersendiri di tengah pandemi.
Prestasi serupa juga dicatatkan PHM yang telah melakukan pengeboran 31 sumur tajak di South Peciko dan Tunu Deep East dan menargetkan untuk mengebor 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi. Banyaknya jumlah sumur yang dibor itu merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah makin marjinal. Selain itu, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10%.
Menghadapi situasi pandemi Covid-19, Fajriyah mengungkapkan, Pertamina melakukan berbagai penyesuaian, termasuk sistem kerja antara lain mengubah prosedur pergantian pekerja lapangan (crew change) yang sebelumnya tiap 12 hari menjadi 28 hari serta memastikan kondisi kesehatan pekerja seraya terus berupaya menjaga produksi migas sesuai target RKAP.
“Pertamina hingga saat ini memutuskan tetap melakukan investasi di sektor hulu untuk menjaga produksi dan lifting migas nasional. Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, terutama pandemi Covid-19, harga minyak mentah dunia, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar,” pungkas Fajriyah.
Lihat Juga: Profil Lengkap Simon Aloysius Mantiri, Mantan Bendahara TKN Prabowo-Gibran Jadi Komut Pertamina
Fajriyah melanjutkan, sepanjang 2019, Pertamina terus berupaya meningkatkan jumlah kegiatan pengeboran yang didukung investasi Pertamina di sektor hulu yang cukup signifikan. Nilai investasi Pertamina di sektor hulu pada periode tersebut mencapai USD2,45 miliar atau sekitar 60% dari keseluruhan investasi Pertamina pada RKAP tahun 2019 yang mencapai USD4,1 miliar. Untuk tahun 2020 ini, Pertamina akan tetap berkomitmen untuk mempertahankan tingkat investasi hulu dikisaran yang sama dengan tahun 2019.
Sepanjang triwulan 1-2020, meskipun dalam kondisi yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi biaya dan efisiensi, Pertamina tetap menjadi pemimpin secara nasional dalam jumlah kegiatan pengeboran. Terbukti dengan berhasil dilakukannya pengeboran eksploitasi sebanyak 78 sumur dan pekerjaan workover (pekerjaan untuk mempertahankan atau memperbaiki/menambah produksi) sebanyak 161 sumur.
Sebagai contoh, Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) berhasil melakukan tajak dua sumur lepas pantai di Struktur Parang. Pengeboran kedua sumur di Blok Nunukan ini diperkirakan memiliki potensi cadangan yang cukup besar dan menjadi semangat tersendiri di tengah pandemi.
Prestasi serupa juga dicatatkan PHM yang telah melakukan pengeboran 31 sumur tajak di South Peciko dan Tunu Deep East dan menargetkan untuk mengebor 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi. Banyaknya jumlah sumur yang dibor itu merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah makin marjinal. Selain itu, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10%.
Menghadapi situasi pandemi Covid-19, Fajriyah mengungkapkan, Pertamina melakukan berbagai penyesuaian, termasuk sistem kerja antara lain mengubah prosedur pergantian pekerja lapangan (crew change) yang sebelumnya tiap 12 hari menjadi 28 hari serta memastikan kondisi kesehatan pekerja seraya terus berupaya menjaga produksi migas sesuai target RKAP.
“Pertamina hingga saat ini memutuskan tetap melakukan investasi di sektor hulu untuk menjaga produksi dan lifting migas nasional. Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, terutama pandemi Covid-19, harga minyak mentah dunia, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar,” pungkas Fajriyah.
Lihat Juga: Profil Lengkap Simon Aloysius Mantiri, Mantan Bendahara TKN Prabowo-Gibran Jadi Komut Pertamina
(ars)