Hipmi Beberkan Dampak Pandemi terhadap Ekonomi: Ngeri-Ngeri Sedap

Jum'at, 16 Juli 2021 - 11:07 WIB
loading...
Hipmi Beberkan Dampak...
Petugas gabungan melakukan imbauan dan penertiban ke sejumlah pedagang di kawasan Pasar Asemka, Jakarta. Foto/Sutikno/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai koordinator kebijakan PPKM darurat Jawa-Bali sedang melakukan evaluasi dan kajian komprehensif atas efektivitas pelaksanaan di lapangan. Dari situ selanjutnya akan diputuskan apakah PPKM darurat ini akan diperpanjang atau tidak.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati pada rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin 12 Juli 2021, menyampaikan skenario alternatif PPKM darurat diperpanjang sampai dengan 6 minggu untuk menahan penyebaran Corona, dengan menurunkan mobilitas orang secara signifikan.

Kesehatan menjadi tolok ukur pemberlakuan kebijakan PPKM dan kegiatan perekonomian bisa kembali normal setelah terbangun herd immunity atau kekebalan komunal di masyarakat, ketika minimal 70% masyarakat sudah tervaksin. Dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta orang, dibutuhkan lebih dari 189 juta orang untuk membangun kekebalan komunal ini.

Baca juga:DPO Pengeroyok Polisi Diciduk di Sunter Agung

"Kalau pemerintah bisa melakukan vaksinasi 1 juta orang per hari, awal tahun 2022 baru selesai. Kuncinya adalah akselerasi program vaksinasi," ujar Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Ajib Hamdani di Magelang, Jumat (16/7/2021).

Seluruh insfrastruktur dan instrumen yang dipunyai oleh pemerintah harus fokus dengan upaya akselerasi vaksinasi. Bahkan perlu melibatkan semua elemen masyarakat, karena program ini bukan hanya tanggung jawab tunggal pemerintah.

"Kemudian muncul wacana kebijakan vaksin gotong royong perorangan atau vaksin berbayar. Ini adalah usulan terbaik untuk mendorong percepatan, dengan tetap mengedepankan good corporate governance (GCG) agar tidak tumpang tindih dengan kebijakan vaksin gratis yang memang menjadi hak masyarakat Indonesia," jelas Ajib.

Dari sisi ekonomi, PPKM darurat menimbulkan konstraksi yang luar biasa, terutama sektor UKM. Bahkan Bank Indonesia kembali membuat revisi target pertumbuhan ekonomi, dari target sebesar 4,1%-5,1% menjadi hanya 3,8% secara agregat sampai akhir tahun 2021. Kondisi di lapangan dan pemerintah mempunyai kesimpulan yang sama atas dampak ekonomi yang terjadi.

"Masalah ekonomi lain akibat pandemi adalah melebarnya kesenjangan. Data dari Credit Suisse menunjukan data bahwa orang dengan kekayaan USD10 juta sampai dengan USD50 juta naik selama pandemi menjadi 7.616 dari sebelumnya 5.210," paparnya.

Ajib mengatakan, problem ekonomi lanjutan yang perlu dicermati dan dimitigasi adalah potensi kredit macet di perbankan. Ketika ekonomi tidak berjalan, efek domino yang bisa meledak adalah goyahnya industri keuangan dan perbankan. Data dari Bank Indonesia mencatat sampai akhir Desember 2020 kredit perbankan mencapai Rp5.482,5 triliun. Potensi masalah ini akan hilang ketika perekonomian bisa kembali dalam jalur positif dan kembali bisa bergerak.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Laporan Perekonomian...
Laporan Perekonomian Indonesia di 2024, Gubernur BI Tekankan 3 Poin Ini
Partai Perindo Konsisten...
Partai Perindo Konsisten Dukung UMKM Demi Perekonomian Indonesia
Kinerja Manufaktur Indonesia...
Kinerja Manufaktur Indonesia Positif, Tepis Adanya Deindustrialisasi
Forum Ekonom Minta Kembalikan...
Forum Ekonom Minta Kembalikan Program Pembangunan Ekonomi Rasional, Realistis, Berkelanjutan
Menjaga Ekonomi di 2024,...
Menjaga Ekonomi di 2024, Menko Airlangga Ingin Lanjutan Capaian Extraordinary
Radityo Egi Pratama...
Radityo Egi Pratama Resmi Ditetapkan Jadi Calon Ketua Umum HIPMI Jabar
Kalangan Pengusaha Prediksi...
Kalangan Pengusaha Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 5,2%
Mengungkap Hasil Studi...
Mengungkap Hasil Studi Dampak Sosial-Ekonomi Platform Travel terhadap Pariwisata
The Fed Tahan Suku Bunga,...
The Fed Tahan Suku Bunga, Ekonom: Momen Pas Stabilkan Rupiah dan Gaet Investor
Rekomendasi
Rusdi Kirana Kunjungi...
Rusdi Kirana Kunjungi SMK Asy-Syarif Mitra Industri, Tekankan Pentingnya Lulusan Siap Kerja
Titiek Puspa Meninggal...
Titiek Puspa Meninggal Dunia, Ariel Noah Unggah Kutipan Menyentuh
Purnawirawan TNI Sertu...
Purnawirawan TNI Sertu Agus Salim Ditemukan Tewas di Anak Sungai di Gowa
Berita Terkini
3 Alasan Trump Nekat...
3 Alasan Trump Nekat Kobarkan Perang Dagang dengan China
13 menit yang lalu
Prabowo Hapus Kuota...
Prabowo Hapus Kuota Impor Pangan, Wamentan Sebut Bukan Berarti Jor-joran
1 jam yang lalu
Transformasi InJourney...
Transformasi InJourney Airports Antarkan Bandara Soekarno-Hatta Jadi Top 25 Bandara Terbaik Dunia!
2 jam yang lalu
IHSG Dibuka Balik ke...
IHSG Dibuka Balik ke Zona Merah, Mayoritas Sektor Kompak Turun
2 jam yang lalu
Harga Emas Antam Melesat...
Harga Emas Antam Melesat Rp43.000 Tembus Rp1.889.000 per Gram, Ini Rinciannya
2 jam yang lalu
Perang Dagang AS-China,...
Perang Dagang AS-China, Siapa yang Bakal Menang dan Berakhir Tumbang?
3 jam yang lalu
Infografis
AS Luncurkan Serangan...
AS Luncurkan Serangan Militer Dahsyat terhadap Houthi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved