Industri Dalam Negeri Masih Ekspansi, Ini Buktinya!

Senin, 19 Juli 2021 - 03:33 WIB
loading...
Industri Dalam Negeri...
Kenaikan impor barang modal dan bahan baku/penolong pasca-Lebaran menunjukkan bahwa industri dalam negeri Indonesia masih berada di tingkat ekspansi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Impor Indonesia pada Juni 2021 mencapai USD17,23 miliar, naik 21,03% secara bulanan atau melonjak sebesar 60,12% secara tahunan. Peningkatan kinerja impor pada Juni 2021 dipicu kenaikan impor migas sebesar 11,44% (MoM) menjadi USD2,30 miliar dan kenaikan impor nonmigas sebesar 22,66% (MoM) menjadi USD14,93 miliar.

Kenaikan impor tertinggi berasal dari impor logam mulia (HS 71) yang naik 153,03% MoM dengan nilai impor USD0,27 miliar, serealia (HS 10) naik 79,99% (MoM) dengan nilai USD0,43 miliar, perangkat optik (HS 90) naik 54,43% dengan nilai USD0,28 miliar, produk farmasi (HS 30) naik 39,33% (MoM) dengan nilai USD0,28 miliar, serta pupuk (HS 31) naik 35,22% (MoM) dengan nilai USD0,19 miliar.



Pada Juni 2021 ini, impor seluruh golongan penggunaan barang tercatat naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang modal dan bahan baku/penolong meningkat lebih tinggi (tumbuh masing-masing 35,02% MoM dan 19,15% MoM) dibandingkan dengan impor barang konsumsi (naik 16,92% MoM).

"Kenaikan impor barang modal dan bahan baku/penolong pasca-Lebaran menunjukkan bahwa industri dalam negeri Indonesia masih berada di tingkat ekspansi, yang ditunjukkan oleh gairah pada permintaan domestik, output nasional, dan ekspor," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi .

Impor barang modal yang naik paling tinggi pada Juni 2021 adalah mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84). Sedangkan, bahan baku/penolong yang meningkat paling tinggi adalah besi dan baja (HS 72), plastik dan barang dari plastik (HS 39), dan bahan kimia organik (HS 29).

Sementara itu, impor barang konsumsi naik 16,92% MoM. Serealia (HS 10), perangkat optik (HS 90), produk farmasi (HS 30), serta gula dan kembang gula (17) berkontribusi terhadap peningkatan tersebut.

"Kenaikan impor produk farmasi ini terutama disebabkan oleh kedatangan vaksin Covid-19 ke Indonesia sebagai langkah antisipatif pemerintah menekan penyebaran Covid-19," jelas Mendag Lutfi.

Jika melihat dari negara asal impor Indonesia pada Juni 2021, China masih menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai mencapai USD4,78 miliar atau 27,78% dari total impor Indonesia. Nilai impor tersebut juga meningkat sebesar 16,84% MoM.



Sementara itu, impor dari Singapura adalah terbesar kedua dengan USD1,42 miliar (8,24% dari total impor) dan meningkat sebesar 17,42% dibanding Mei 2021. Selain China dan Amerika Serikat, impor dari Jepang juga menunjukkan kenaikan cukup tinggi sebesar 39,99% MoM.

Secara kumulatif, total impor Indonesia pada Januari–Juni 2021 tercatat sebesar USD91,01 miliar, naik 28,36% YoY. Pertumbuhan impor tersebut disebabkan oleh naiknya impor migas sebesar 52,96% YoY dan nonmigas sebesar 25,44% YoY.

Produk mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), besi dan baja (HS 72), plastik dan barang plastik (HS 39), dan produk farmasi (HS 30) merupakan produk-produk yang memicu peningkatan impor nonmigas selama Januari–Juni 2021.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1821 seconds (0.1#10.140)