Punya Kelebihan, Angkutan Ilegal Masih Tetap Marak

Jum'at, 23 Juli 2021 - 17:56 WIB
loading...
Punya Kelebihan, Angkutan Ilegal Masih Tetap Marak
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Angkutan ilegal atau travel gelap masih marak terjadi di Indonesia, terutama di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Kondisi itu sangat merugikan para pengusaha angkutan umum legal serta para penumpang karena tidak mendapatkan kepastian tarif.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, Kemenhub telah membuat dua skema angkutan ilegal. Pertama angkutan umum penumpang dengan kendaraan bermotor pelat warna kuning namun tidak dilengkapi izin penyelenggaraan dan kartu pengawasan.

Baca juga:Dunia Ini Penjara Bagi Kaum Mukmin, Begini Maksudnya

“Sebetulnya kalau kendaraannya mungkin sesuai, namun pada aspek perizinannya, baik kartu pengawasannya maupun uji kirnya tidak lengkap. Belakangan ini kami melakukan pengawasan, dan pelanggaran banyak terjadi terutama saat operator-operator yang cukup besar menjual beberapa kendaraannya karena mungkin usia kendaraan dan sebagainya. Kendaraan itu kemudian dibeli oleh perorangan,” ujarnya secara virtual di Jakarta, Jumat (23/7/2021).

Lanjutnya, pengusaha-pengusaha sekarang ini biasanya banyak yang tidak melengkapi perizinan. Ia mencontohkan seperti kecelakaan kendaraan pariwisata yang terjadi di Sukabumi ketika operatornya baru memiliki lima kendaraan. Jadi, secara hukum yang bersangkutan sampai dengan operasinya tidak memilikinya perizinan yang seharusnya.

Skema kedua, angkutan umum penumpang dengan kendaraan bermotor pelat hitam atau yang dikenal dengan istilah travel gelap. Pelanggaran ini umumnya menggunakan kendaraan minibus seperti Luxio ataupun Elf yang sering ditemui di jalan.

“Skema yang kedua ini sangat marak sekali apalagi sekarang banyak masyarakat yang menggunakan gadget. Dan bahkan untuk travel gelap ini sekarang transaksinya sudah menggunakan aplikasi Whatsapp, dan aplikasi yang lain,” paparnya.

Terkait keberadaan angkutan umum ilegal ini, Budi menegaskan sangat merugikan pengguna ataupun pemilik perusahaan angkutan umum yang sah. Khusus masyarakat umum, pengguna travel gelap tidak dapat dijamin kelayakan kendaraannya lantaran tidak dapat diketahui status uji kir terutama untuk kendaraan berpelat nomor berwarna hitam.

Selain itu, masyarakat pengguna juga tidak mendapat kepastian tarif. Pada implementasinya pengguna akan membayar tarif sesuai dengan kesepakatan pengemud. “Kerugian lainnya adalah masyarakat yang menggunakan travel gelap tidak mendapat kepatian jadwal dan tujuan tiba,” sambung dia.

Baca juga:YouTube Shorts Kini Tersedia di Indonesia

Lanjut Budi, keberadaan travel gelap sangat merugikan pengusaha sah dari segi pendapatan. Sebab sebagian penumpang yang seharusnya menggunakan armada angkutan umum legal justru diangkut oleh travel gelap dari titik di mana saja.

“Kelebihan yang didapatkan biasanya kendaraan angkutan umum yang ilegal bisa berangkat dari beberapa titik di tempat yang dekat dengan lingkungan masyarakat itu sendiri,” tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1778 seconds (0.1#10.140)