Gara-gara IMF IHSG Galau di Level 6.088
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada perdagangan hari ini (28/7) indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 8,5 poin atau turun 0,14% ke level 6.088. Selama transaksi ada 187 emiten yang menguat, 305 yang anjlok, dan 158 yang tidak berubah.
Satu katalis yang memicu pelemahan IHSG menurut analis disebabkan dari hasil revisi International Monetary Fund (IMF) ihwal outlook pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, termasuk Indonesia. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 ada di kisaran 3,9%.
Baca juga:Wow! Beverly Hills Jababeka Jadi Tempat Isolasi Pekerja Industri di Bekasi
"Kalau kita lihat katalis negatif datang dari IMF yang merivisi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, yang tadinya 6,7%, menjadi 6,3% untuk tahun ini. Proyeksi itu jadi katalis negatif pelemahan indeks," kata Technical Analyst BCA Sekuritas Muhammad Syahrizannas, di Session Closing Market IDXChannel, Rabu (28/7/2021).
Ican, sapaan akrabnya, memandang selama empat hari perdagangan, secara teknikal IHSG mengalami false break. "Jadi sempat breakout di level 6.100, bahkan tertinggi di 6.166 yaitu pada 23 Juli 2021 lalu," ujarnya.
Selanjutnya, sentimen dari dalam negeri, Ican melihat masih ada data ekonomi yang dapat menggairahkan market. Dia menyebut IHSG masih ada potensi bertahan di atas level 6.000.
Baca juga:Setia Band Rilis Kenangan Terindah, Lagu Perpisahan untuk Label
"Secara teknikal, potensi pergerakan indeks dari tanggal 14 Juli masih dalam trend bullish dan masih kuat di atas 20-50. Jadi indikasi pelemahannya masih minim. Saya rasa untuk pekan ini masih bertahan di potensi atau teritori 6.000, support 6.050, resisten 6.138," ujarnya.
Untuk diketahui, total transaksi perdagangan bursa hari ini mencapai Rp12,4 triliun dari 18,93 miliar lembar saham yang diperdagangkan. Investor asing masih melakukan penjualan bersih di all market sebesar Rp329,51 miliar.
Satu katalis yang memicu pelemahan IHSG menurut analis disebabkan dari hasil revisi International Monetary Fund (IMF) ihwal outlook pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, termasuk Indonesia. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 ada di kisaran 3,9%.
Baca juga:Wow! Beverly Hills Jababeka Jadi Tempat Isolasi Pekerja Industri di Bekasi
"Kalau kita lihat katalis negatif datang dari IMF yang merivisi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, yang tadinya 6,7%, menjadi 6,3% untuk tahun ini. Proyeksi itu jadi katalis negatif pelemahan indeks," kata Technical Analyst BCA Sekuritas Muhammad Syahrizannas, di Session Closing Market IDXChannel, Rabu (28/7/2021).
Ican, sapaan akrabnya, memandang selama empat hari perdagangan, secara teknikal IHSG mengalami false break. "Jadi sempat breakout di level 6.100, bahkan tertinggi di 6.166 yaitu pada 23 Juli 2021 lalu," ujarnya.
Selanjutnya, sentimen dari dalam negeri, Ican melihat masih ada data ekonomi yang dapat menggairahkan market. Dia menyebut IHSG masih ada potensi bertahan di atas level 6.000.
Baca juga:Setia Band Rilis Kenangan Terindah, Lagu Perpisahan untuk Label
"Secara teknikal, potensi pergerakan indeks dari tanggal 14 Juli masih dalam trend bullish dan masih kuat di atas 20-50. Jadi indikasi pelemahannya masih minim. Saya rasa untuk pekan ini masih bertahan di potensi atau teritori 6.000, support 6.050, resisten 6.138," ujarnya.
Untuk diketahui, total transaksi perdagangan bursa hari ini mencapai Rp12,4 triliun dari 18,93 miliar lembar saham yang diperdagangkan. Investor asing masih melakukan penjualan bersih di all market sebesar Rp329,51 miliar.
(uka)