Raup Pendapatan Rp4.863 Miliar, MNCN Catatkan Kenaikan Laba 25%
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) sukses menggenjot pendapatannya sehingga mencatatkan kinerja yang kinclong pada kuartal II 2021. Pendapatan non-digital yang menjadi kontributor utama pendapatan iklan perseroan mencapai Rp2.087 miliar di kuartal II 2021, atau melesat naik 31 persen (YoY) dari Rp1.593 miliar di kuartal II 2020.
Perseroan menjelaskan, total pendapatan yang diperoleh RCTI pada bulan April 2021 telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah FTA TV di Indonesia dengan mencapai Rp441 miliar pada bulan tersebut.
Selain itu, pertumbuhan pendapatan non-digital yang signifikan berasal dari kinerja berbagai program reguler dan spesial yang baik, serta dimulainya EURO 2020, yang ditayangkan pada kuartal tersebut yang menghasilkan iklan reguler dan iklan non-reguler yang signifikan bagi MNCN. Perseroan juga berhasil memperoleh pencapaian yang hampir setara dengan perolehan pada kuartal II 2019, yang membuka jalan untuk kinerja yang baik pada semester kedua di tahun buku 2021.
Tak cuma non-digital, pendapatan digital perseroan juga mengalami pertumbuhan sangat fantastis, sebesar 171 persen (YoY) dari Rp209,8 miliar pada kuartal II 2020 menjadi Rp568,2 miliar pada Q2-2021. Peningkatan disebabkan oleh kinerja baik RCTI+ secara berkelanjutan, serta sumber pendapatan digital MNCN lainnya, yaitu monetisasi media sosial di Facebook, YouTube, TikTok, dan portal online milik perseroan, yang terus menunjukkan pencapaian positif di tahun ini.
Baca juga:Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan untuk Pertama Kalinya
Sementara itu, pada semester I 2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27% (YoY) menjadi Rp4.595 miliar dari Rp3.615 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Rinciannya, iklan non-digital mengalami peningkatan sebesar 16 persen (YoY) menjadi Rp3.706 miliar dari Rp3.207 miliar pada semester I 2020 dan iklan digital mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 117 persen menjadi Rp889,2 miliar pada H1-2021 dari Rp409 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Manajemen MNCN menjelaskan, untuk pendapatan konten di kuartal II 2021 mengalami peningkatan sebesar 4 persen (YoY) menjadi Rp349,8 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu Rp336,5 miliar di Q2-2020. Sebaliknya, pendapatan konten di H1-2021 mengalami penurunan sebesar 10 persen (YoY) dari Rp807,9 miliar di tahun 2020 menjadi Rp727 miliar, yang mewakili konten yang dipasok ke TV FTA milik MNCN. Pendapatan konten yang berasal dari pihak ketiga (ditampilkan sebagai pendapatan konten setelah eliminasi) tercatat sebesar Rp221,9 miliar pada semester I 2021.
MNCN mencatat, total pendapatan yang dicapai pada semester I 2021 tercatat sebesar Rp4.863 miliar, mengalami peningkatan sebesar 23 persen (YoY) dari Rp3.967 miliar pada semester I 2020. Peningkatan pendapatan perseroan tidak terlepas dari kontribusi pendapatan iklan yang pada kuartal II 2021 menorehkan pertumbuhan sebesar 47 persen (YoY) menjadi Rp2.655 miliar dibandingkan periode sama di tahun lalu yang sebesar Rp1.803 miliar.
Menjulangnya pendapatan, tentu saja berdampak positif terhadap raihan laba perseroan. MNCN membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25 persen (YoY) menjadi Rp843,2 miliar pada kuartal II 2021 dibandingkan Rp674,9 miliar di tahun sebelumnya. Dengan mengecualikan nilai penyesuaian forex, laba bersih dibukukan sebesar Rp745,8 miliar dibandingkan Rp466,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mewakili peningkatan sebesar 60 persen (YoY) dengan marjin laba bersih sebesar 27 persen.
Untuk semester I 2021, laba bersih perseroan mengalami peningkatan sebesar 26 persen (YoY) menjadi Rp1.264 miliar dari Rp1.008 miliar pada periode yang sama tahun lalu. MNCN juga menorehkan hasil yang baik dengan membukukan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan konsolidasi sebesar 40 persen (YoY) di kuartal II 2021 menjadi Rp2.722 miliar dari Rp1.951 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun EBITDA MNCN tercatat sebesar Rp1.155 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp892,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 42 persen. Sementara pada semester I 2021, EBITDA perseroan mengalami peningkatan sebesar 18 persen menjadi Rp2.108 miliar dari Rp1.787 miliar tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 43 persen. Pada semester I 2021, total liabilitas mengalami penurunan secara signifikan sebesar 18 persen menjadi Rp3.659 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar Rp4.461 miliar pada Desember 2020.
Baca juga:YouTube Sanksi Sky News Australia Tak Boleh Unggah Konten Baru
Program penurunan utang pada neraca MNCN akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama pada pinjaman sindikasi dalam dolar Amerika Serikat yang jatuh tempo pada Agustus 2022. Manajemen perseroan juga menjelaskan mengenai keluarnya MNCN dari indeks IDX30 telah menyebabkan pergerakan saham Perseroan mengalami penurunan pada minggu 26–30 Juli 2021, yang dibuka pada Rp840 dan ditutup pada Rp790, mewakili penurunan harga saham hampir 6 persen untuk minggu tersebut.
Diyakini bahwa harga saham akan meningkat karena laporan keuangan kuartal II 2021 akan segera dilaporkan dan RUPS Perseroan akan diadakan pada akhir bulan ini. Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyambut positif kinerja MNCN di kuartal II 2021 dan Semester I 2021 tersebut.
"Saya sangat senang dengan kinerja Perseroan sejauh ini di tahun 2021. Kinerja luar biasa MNCN di kuartal ini membuat kami berada di jalur yang tepat untuk melampaui ekspektasi setahun penuh dan arus kas kami yang kuat memungkinkan untuk melanjutkan rencana penurunan hutang lebih cepat dari yang dijadwalkan," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Dia menambahkan, perseroan berada di jalur yang tepat untuk tahun yang luar biasa dan diversifikasi berkelanjutan dari bisnis digital, perluasan pendirian operasi game, dan kinerja kuat yang berkelanjutan dari TV FTA. "Ini menggambarkan kemajuan yang telah kami buat untuk memposisikan MNCN agar dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang," tuturnya.
Perseroan menjelaskan, total pendapatan yang diperoleh RCTI pada bulan April 2021 telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah FTA TV di Indonesia dengan mencapai Rp441 miliar pada bulan tersebut.
Selain itu, pertumbuhan pendapatan non-digital yang signifikan berasal dari kinerja berbagai program reguler dan spesial yang baik, serta dimulainya EURO 2020, yang ditayangkan pada kuartal tersebut yang menghasilkan iklan reguler dan iklan non-reguler yang signifikan bagi MNCN. Perseroan juga berhasil memperoleh pencapaian yang hampir setara dengan perolehan pada kuartal II 2019, yang membuka jalan untuk kinerja yang baik pada semester kedua di tahun buku 2021.
Tak cuma non-digital, pendapatan digital perseroan juga mengalami pertumbuhan sangat fantastis, sebesar 171 persen (YoY) dari Rp209,8 miliar pada kuartal II 2020 menjadi Rp568,2 miliar pada Q2-2021. Peningkatan disebabkan oleh kinerja baik RCTI+ secara berkelanjutan, serta sumber pendapatan digital MNCN lainnya, yaitu monetisasi media sosial di Facebook, YouTube, TikTok, dan portal online milik perseroan, yang terus menunjukkan pencapaian positif di tahun ini.
Baca juga:Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan untuk Pertama Kalinya
Sementara itu, pada semester I 2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27% (YoY) menjadi Rp4.595 miliar dari Rp3.615 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Rinciannya, iklan non-digital mengalami peningkatan sebesar 16 persen (YoY) menjadi Rp3.706 miliar dari Rp3.207 miliar pada semester I 2020 dan iklan digital mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 117 persen menjadi Rp889,2 miliar pada H1-2021 dari Rp409 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Manajemen MNCN menjelaskan, untuk pendapatan konten di kuartal II 2021 mengalami peningkatan sebesar 4 persen (YoY) menjadi Rp349,8 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu Rp336,5 miliar di Q2-2020. Sebaliknya, pendapatan konten di H1-2021 mengalami penurunan sebesar 10 persen (YoY) dari Rp807,9 miliar di tahun 2020 menjadi Rp727 miliar, yang mewakili konten yang dipasok ke TV FTA milik MNCN. Pendapatan konten yang berasal dari pihak ketiga (ditampilkan sebagai pendapatan konten setelah eliminasi) tercatat sebesar Rp221,9 miliar pada semester I 2021.
MNCN mencatat, total pendapatan yang dicapai pada semester I 2021 tercatat sebesar Rp4.863 miliar, mengalami peningkatan sebesar 23 persen (YoY) dari Rp3.967 miliar pada semester I 2020. Peningkatan pendapatan perseroan tidak terlepas dari kontribusi pendapatan iklan yang pada kuartal II 2021 menorehkan pertumbuhan sebesar 47 persen (YoY) menjadi Rp2.655 miliar dibandingkan periode sama di tahun lalu yang sebesar Rp1.803 miliar.
Menjulangnya pendapatan, tentu saja berdampak positif terhadap raihan laba perseroan. MNCN membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25 persen (YoY) menjadi Rp843,2 miliar pada kuartal II 2021 dibandingkan Rp674,9 miliar di tahun sebelumnya. Dengan mengecualikan nilai penyesuaian forex, laba bersih dibukukan sebesar Rp745,8 miliar dibandingkan Rp466,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mewakili peningkatan sebesar 60 persen (YoY) dengan marjin laba bersih sebesar 27 persen.
Untuk semester I 2021, laba bersih perseroan mengalami peningkatan sebesar 26 persen (YoY) menjadi Rp1.264 miliar dari Rp1.008 miliar pada periode yang sama tahun lalu. MNCN juga menorehkan hasil yang baik dengan membukukan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan konsolidasi sebesar 40 persen (YoY) di kuartal II 2021 menjadi Rp2.722 miliar dari Rp1.951 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun EBITDA MNCN tercatat sebesar Rp1.155 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp892,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 42 persen. Sementara pada semester I 2021, EBITDA perseroan mengalami peningkatan sebesar 18 persen menjadi Rp2.108 miliar dari Rp1.787 miliar tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 43 persen. Pada semester I 2021, total liabilitas mengalami penurunan secara signifikan sebesar 18 persen menjadi Rp3.659 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar Rp4.461 miliar pada Desember 2020.
Baca juga:YouTube Sanksi Sky News Australia Tak Boleh Unggah Konten Baru
Program penurunan utang pada neraca MNCN akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama pada pinjaman sindikasi dalam dolar Amerika Serikat yang jatuh tempo pada Agustus 2022. Manajemen perseroan juga menjelaskan mengenai keluarnya MNCN dari indeks IDX30 telah menyebabkan pergerakan saham Perseroan mengalami penurunan pada minggu 26–30 Juli 2021, yang dibuka pada Rp840 dan ditutup pada Rp790, mewakili penurunan harga saham hampir 6 persen untuk minggu tersebut.
Diyakini bahwa harga saham akan meningkat karena laporan keuangan kuartal II 2021 akan segera dilaporkan dan RUPS Perseroan akan diadakan pada akhir bulan ini. Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyambut positif kinerja MNCN di kuartal II 2021 dan Semester I 2021 tersebut.
"Saya sangat senang dengan kinerja Perseroan sejauh ini di tahun 2021. Kinerja luar biasa MNCN di kuartal ini membuat kami berada di jalur yang tepat untuk melampaui ekspektasi setahun penuh dan arus kas kami yang kuat memungkinkan untuk melanjutkan rencana penurunan hutang lebih cepat dari yang dijadwalkan," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Dia menambahkan, perseroan berada di jalur yang tepat untuk tahun yang luar biasa dan diversifikasi berkelanjutan dari bisnis digital, perluasan pendirian operasi game, dan kinerja kuat yang berkelanjutan dari TV FTA. "Ini menggambarkan kemajuan yang telah kami buat untuk memposisikan MNCN agar dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang," tuturnya.
(uka)