Tangani Covid-19, Menkominfo: Pemerintah Tak Gunakan Narasi Tunggal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memastikan bahwa setiap langkah strategis atau kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19 diambil dengan perencanaan yang matang dan komprehensif. Menurut Johnny, pemerintah selalu menghitung dan mempertimbangkan segala aspek dalam mengambil kebijakan.
"Selama ini pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak dan melibatkan para ahli-ahli dari universitas dalam negeri dan juga ahli dari organisasi dunia WHO," kata Jhonny di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Baca juga:Melesat dan Melejit, Dahsyatnya Sunnah Awwaabiin (1)
Dalam menangani Covid-19, lanjut Johnny, pemerintah tidak menggunakan narasi tunggal. Artinya pemerintah selalu mendengar segala pendapat, masukan, dan saran yang disampaikan oleh berbagai pihak.
"Masyarakat perlu tahu pemerintah tidak pernah asal-asalan dalam mengambil keputusan. Kita melibatkan ahli-ahli dari UGM, Airlangga (universitas), dan tentu juga dari Lembaga kesehatan dunia WHO yang menjadi benchmark kita,” imbuhnya.
Konteks penanganan Covid-19 disebutnya sangat komprehensif dan kompleks sehingga butuh banyak masukan dari pihak-pihak terkait.
“Meskipun kemudian tidak semua pendapat bisa diimplementasikan, karena konteks keputusan (terkait Covid-19) sangat luas (cakupannya). Oleh karenanya pemerintah butuh kerja sama yang bahu-membahu dari semua elemen strategis,” urai Johnny.
Baca juga:Kesigapan Yonif Raider 600 saat Kuasai Pantai Bikin Kaget Pasukan US Army
Terdapat lima elemen strategis yang disebut Johnny menjadi aktor penting dalam menangani persoalan pandemi. Lima elemen strategis tersebut, yaitu pemerintah, masyarakat umum, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, media massa dan para pelaku usaha. Kelima elemen ini menurutnya perlu menyatu dalam soliditas agar Covid-19 segera dapat terkendali dan Indonesia akan mampu melewati masa sulit.
“Dibutuhkan kerja sama, bahu-membahu antar lima elemen strategis ini agar terjalin soliditas nasional. Semua masalah di lapangan dapat kita atasi bersama kalua kita semua kompak,” tandasnya.
"Selama ini pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak dan melibatkan para ahli-ahli dari universitas dalam negeri dan juga ahli dari organisasi dunia WHO," kata Jhonny di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Baca juga:Melesat dan Melejit, Dahsyatnya Sunnah Awwaabiin (1)
Dalam menangani Covid-19, lanjut Johnny, pemerintah tidak menggunakan narasi tunggal. Artinya pemerintah selalu mendengar segala pendapat, masukan, dan saran yang disampaikan oleh berbagai pihak.
"Masyarakat perlu tahu pemerintah tidak pernah asal-asalan dalam mengambil keputusan. Kita melibatkan ahli-ahli dari UGM, Airlangga (universitas), dan tentu juga dari Lembaga kesehatan dunia WHO yang menjadi benchmark kita,” imbuhnya.
Konteks penanganan Covid-19 disebutnya sangat komprehensif dan kompleks sehingga butuh banyak masukan dari pihak-pihak terkait.
“Meskipun kemudian tidak semua pendapat bisa diimplementasikan, karena konteks keputusan (terkait Covid-19) sangat luas (cakupannya). Oleh karenanya pemerintah butuh kerja sama yang bahu-membahu dari semua elemen strategis,” urai Johnny.
Baca juga:Kesigapan Yonif Raider 600 saat Kuasai Pantai Bikin Kaget Pasukan US Army
Terdapat lima elemen strategis yang disebut Johnny menjadi aktor penting dalam menangani persoalan pandemi. Lima elemen strategis tersebut, yaitu pemerintah, masyarakat umum, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, media massa dan para pelaku usaha. Kelima elemen ini menurutnya perlu menyatu dalam soliditas agar Covid-19 segera dapat terkendali dan Indonesia akan mampu melewati masa sulit.
“Dibutuhkan kerja sama, bahu-membahu antar lima elemen strategis ini agar terjalin soliditas nasional. Semua masalah di lapangan dapat kita atasi bersama kalua kita semua kompak,” tandasnya.
(uka)