Pengusaha Ngeluh Mumet, Banyak Mal Belum Dapat Izin Buka

Senin, 16 Agustus 2021 - 09:08 WIB
loading...
Pengusaha Ngeluh Mumet, Banyak Mal Belum Dapat Izin Buka
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja meminta kepada pemerintah agar seluruh pusat perbelanjaan/mal izin operasionalnya dibuka mengingat perpanjangan PPKM Level 4 mulai berakhir pada hari ini, Senin (16/8).

Pasalnya, selama perpanjangan PPKM Level 4 yang berlangsung sejak 9 Agustus hingga 16 Agustus 2021, pemerintah hanya menetapkan empat kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang sebagai kota uji coba pembukaan mal dengan kapasitas pengunjung 25%.



Adapun pengusaha memiliki harapan uji coba yang dilakukan pemerintah memberikan hasil yang baik. Sehingga dengan demikian pusat perbelanjaan yang berada pada kota-kota lain dapat menjalankan roda bisnisnya kembali.

“Kami sangat berharap pelonggaran dapat dilakukan juga untuk Pusat Perbelanjaan yang berlokasi di luar pulau Jawa dan Bali,” ucap Alphonzus kepada MNC Portal Indonesia, Senin (16/8/2021).

Pembukaan pusat perbelanjaan tak hanya menjadi harapan bagi semua pengusaha mal melainkan masyarakat yang jenuh dengan pengetatan pun kian ‘menjerit’. Ia mengatakan pusat perbelanjaan sudah cukup lama menanti izin pemerintah, sebab jika PPKM Level 4 kembali di perpanjang, penutupan usaha akan memasuki minggu ke tujuh.



Sementara itu, penutupan pusat perbelanjaan juga berdampak negatif pada sektor-sektor non formal yang berdampingan dengan operasional mal. Maka dari itu, besar harapan pengusaha agar mal kembali dibuka sehingga para pengais rejeki yang bergantung dengan karyawan mal dapat memperoleh penghasilan lagi.

“Kondisi sangat berat bukan hanya diderita oleh pusat perbelanjaan dan penyewa, tetapi juga terlebih sangat membebani usaha non formal berskala mikro dan kecil yang berada di sekitar Pusat Perbelanjaan. Seperti tempat kos, warung, ojek, parkir dan lain-lain yang selama ini melayani para pekerja di pusat perbelanjaan,” terang Alphonzus.

Ia pun menambahkan relaksasi, stimulus dan subsidi yang telah diberikan oleh pemerintah tidak akan mencukupi jika penutupan usaha berlangsung berkepanjangan.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1232 seconds (0.1#10.140)