Stok Minyak Sawit pada Juni Mulai Meluber: Tembus 4,15 Juta Ton
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan produksi kelapa sawit pada bulan Juni 2021 mulai menunjukkan peningkatan. Produksi CPO (crude palm oil) bulan Juni mencapai 4,48 juta ton, sedangkan PKO (palm kernel oil) mencapai 426.000 ton, sehingga produksi CPO+PKO sekitar 12,7% lebih tinggi dari bulan Mei yang sebesar 4,35 juta ton.
"Secara tahunan (year on year/yoy) produksi CPO+PKO tahun 2021 adalah 4,3% lebih tinggi dari tahun 2020," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).
Mukti melanjutkan, kenaikan produksi, penurunan ekspor dan konsumsi telah memulihkan stok menjadi 4,15 juta ton dari 2,85 juta ton pada bulan Mei.
"Peningkatan produksi minyak sawit dari Indonesia sangat diharapkan oleh konsumen dunia. Oleh sebab itu, momentum kenaikan produksi sawit Indonesia perlu terus dijaga terutama dari kejadian karhutla dan masuknya Covid-19 ke lingkungan perkebunan," tuturnya.
Pada Juni 2021, nilai ekspor produk sawit turun menjadi USD2,118 miliar. Angka ini lebih rendah USD0,945 miliar atau turun 30,1% dari bulan Mei 2021. Walaupun demikian, devisa dari ekspor sawit masih mencapai 11,4% dari total devisa ekspor, yang menunjukkan tetap pentingnya ekspor sawit bagi perolehan devisa negara.
Secara volume, ekspor produksi sawit bulan Juni 2021 mencapai 2,026 juta ton atau 926.000 ton (31,4%) lebih rendah dari ekspor bulan Mei 2021. Namun secara tahunan (year on year/yoy) sampai dengan bulan Juni, ekspor minyak sawit 2021 lebih tinggi 1,8% dari tahun 2020.
Penurunan terjadi pada semua produk kecuali oleokimia. Penurunan ekspor diduga karena pengusaha cenderung bersikap wait and see akibat volatilitas harga yang sangat tinggi. Penurunan nominal ekspor terbesar terjadi dengan tujuan Uni Eropa (151.000 ton) diikuti dengan tujuan Timur Tengah (124.000 ton), India (105.000 ton) dan Pakistan (108.000 ton). Secara YoY sampai dengan Juni, penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India (475.000 ton).
Sementara konsumsi dalam negeri pada bulan Juni 2021 mencapai 1,58 juta ton atau 5,8% lebih rendah dari konsumsi bulan Mei. Penurunan terjadi pada penggunaan untuk industri pangan (4,6%) dan biodiesel (9,6%), sedangkan untuk oleokimia naik 3,4%. Secara YoY konsumsi dalam negeri tahun 2021 sebesar 19% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020.
"Secara tahunan (year on year/yoy) produksi CPO+PKO tahun 2021 adalah 4,3% lebih tinggi dari tahun 2020," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).
Mukti melanjutkan, kenaikan produksi, penurunan ekspor dan konsumsi telah memulihkan stok menjadi 4,15 juta ton dari 2,85 juta ton pada bulan Mei.
"Peningkatan produksi minyak sawit dari Indonesia sangat diharapkan oleh konsumen dunia. Oleh sebab itu, momentum kenaikan produksi sawit Indonesia perlu terus dijaga terutama dari kejadian karhutla dan masuknya Covid-19 ke lingkungan perkebunan," tuturnya.
Pada Juni 2021, nilai ekspor produk sawit turun menjadi USD2,118 miliar. Angka ini lebih rendah USD0,945 miliar atau turun 30,1% dari bulan Mei 2021. Walaupun demikian, devisa dari ekspor sawit masih mencapai 11,4% dari total devisa ekspor, yang menunjukkan tetap pentingnya ekspor sawit bagi perolehan devisa negara.
Secara volume, ekspor produksi sawit bulan Juni 2021 mencapai 2,026 juta ton atau 926.000 ton (31,4%) lebih rendah dari ekspor bulan Mei 2021. Namun secara tahunan (year on year/yoy) sampai dengan bulan Juni, ekspor minyak sawit 2021 lebih tinggi 1,8% dari tahun 2020.
Penurunan terjadi pada semua produk kecuali oleokimia. Penurunan ekspor diduga karena pengusaha cenderung bersikap wait and see akibat volatilitas harga yang sangat tinggi. Penurunan nominal ekspor terbesar terjadi dengan tujuan Uni Eropa (151.000 ton) diikuti dengan tujuan Timur Tengah (124.000 ton), India (105.000 ton) dan Pakistan (108.000 ton). Secara YoY sampai dengan Juni, penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India (475.000 ton).
Sementara konsumsi dalam negeri pada bulan Juni 2021 mencapai 1,58 juta ton atau 5,8% lebih rendah dari konsumsi bulan Mei. Penurunan terjadi pada penggunaan untuk industri pangan (4,6%) dan biodiesel (9,6%), sedangkan untuk oleokimia naik 3,4%. Secara YoY konsumsi dalam negeri tahun 2021 sebesar 19% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020.
(uka)