Taliban Berkuasa, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Sebut AS Pergi Terlalu Cepat

Kamis, 19 Agustus 2021 - 06:56 WIB
loading...
Taliban Berkuasa, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Sebut AS Pergi Terlalu Cepat
Gubernur bank sentral yang melarikan diri dari Afghanistan akhir pekan ini mengatakan, bahwa Ia berharap penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) bisa lebih lama. Menurutnya kepergian AS dari Afghanistan dinilai terlalu cepat. Foto/Dok BBC
A A A
KABUL - Gubernur bank sentral yang melarikan diri dari Afghanistan akhir pekan ini mengatakan, bahwa Ia berharap penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) bisa lebih lama. Menurutnya kepergian AS dari Afghanistan dinilai terlalu cepat.

Seperti dikutip dari BBC, Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Ajmal Ahmady mengatakan, hak Amerika untuk pergi. Meskipun sebagian besar warga Afghanistan berharap mereka (tentara AS) tetap tinggal.



Lebih lanjut Ia menerangkan, seharusnya ada "waktu yang lebih lama untuk menerapkannya". Ahmady juga menolak pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa militer Afghanistan telah gagal memperjuangkan negaranya.

"Saya tidak akan mengakui hal ini sebagai kemenangan militer untuk Taliban ," katanya kepada wartawan BBC.

"Saya mengakui ini sebagai mungkin kemenangan intelijen, kemenangan di mana mereka mampu meyakinkan atau membuat kesepakatan dengan orang-orang untuk menyerah," ucapnya.

Berbicara untuk pertama kalinya sejak tweet tentang kepergiannya secara dramatis dari negara itu menjadi viral. Ahmady berbicara tentang kekacauan di bandara Kabul ketika ia mencoba untuk pergi pada hari Minggu, lalu.

Mantan gubernur bank sentral, yang juga menjabat sebagai menteri industri dan perdagangan Afghanistan, mengakui bahwa korupsi skala luas di negara itu telah menjadi faktor yang berkontribusi merusak kepercayaan pihak yang berwenang.

"Terjadi sejumlah korupsi besar di pemerintah Afghanistan, Anda tidak dapat menyangkal hal itu, ini benar. Tapi saya pikir, ada tindakan yang diambil untuk mengurangi hal itu dan sangat sulit dilakukan hanya dalam rentang beberapa tahun," ungkapnya.

Ditanya apakah kegagalan untuk mengatasi korupsi itu menjadi penyebab utama pada peristiwa baru-baru ini, Ahmady mengatakan: "Apakah itu satu-satunya atau faktor yang berkontribusi besar? Saya pikir itu adalah faktor utama.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)