Pembentukan Holding Jadikan BUMN Lebih Berdaya Saing
loading...
A
A
A
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak. Menurutnya, dengan terintegrasinya perusahaan-perusahaan pertambangan di bawah holding MIND ID, maka perusahaan pertambangan milik negara menjadi lebih punya skala usaha yang lebih besar.
“MIND ID ini menjadi strategic holding, kalau ada progran yang tidak jalan di anak perusahaan, holding akan bantu. Begitu juga hubungan dengan pemangku kepentingan seperti DPR dan pemerintah, maka itu urusan holding. Ini agar manajemen di anak usaha bisa lebih focus pada strategi produksi,” kata Orias.
Dia menambahkan, setelah menjadi holding, MIND ID yang kini membawahi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, PT Timah Tbk, Vale dan MIND ID Trading, menetapkan sejumlah pencapaian antara lain target investasi di luar negeri, agresif melakukan eksplorasi, memperbaiki daya saing, serta beraliansi dengan BUMN lain.
“Yang tidak kalah penting sebagai perusahaan kita juga menerapkan model recycle economy yang dibuktikan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Ini sudah diperlihatkan oleh PT Bukit Asam yang meraih Proper Emas lebih dari lima kali berturut-turut,” kata Orias.
Sementara itu, Yayan Satyaki mengungkapkan, sepakat dengan model holding yang dikembangkan oleh pemerintah seperti dibentuknya MIND ID yang fokus pada penanganan natural resources. Dengan demikian, kata dia, diharapkan ke depannnya BUMN tidak hanya fokus pada produksi tambang tetapi juga memberikan perhatian pada sustainability resource.
Adapun Slamet Usman Ismanto menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan holding yang berbasis lingkungan, harus memberikan manfaat lebih baik kepada kawasan setempat dan masyarakat sekitarnya.
“Maka dari itu perlu penyusunan visi dan membangun sistem yang kuat. Namun ada tantangannya yakni harusmenyamakan persepsi dari berbagi latar berlakang yang berbeda,” ujar dia.
“MIND ID ini menjadi strategic holding, kalau ada progran yang tidak jalan di anak perusahaan, holding akan bantu. Begitu juga hubungan dengan pemangku kepentingan seperti DPR dan pemerintah, maka itu urusan holding. Ini agar manajemen di anak usaha bisa lebih focus pada strategi produksi,” kata Orias.
Dia menambahkan, setelah menjadi holding, MIND ID yang kini membawahi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, PT Timah Tbk, Vale dan MIND ID Trading, menetapkan sejumlah pencapaian antara lain target investasi di luar negeri, agresif melakukan eksplorasi, memperbaiki daya saing, serta beraliansi dengan BUMN lain.
“Yang tidak kalah penting sebagai perusahaan kita juga menerapkan model recycle economy yang dibuktikan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Ini sudah diperlihatkan oleh PT Bukit Asam yang meraih Proper Emas lebih dari lima kali berturut-turut,” kata Orias.
Sementara itu, Yayan Satyaki mengungkapkan, sepakat dengan model holding yang dikembangkan oleh pemerintah seperti dibentuknya MIND ID yang fokus pada penanganan natural resources. Dengan demikian, kata dia, diharapkan ke depannnya BUMN tidak hanya fokus pada produksi tambang tetapi juga memberikan perhatian pada sustainability resource.
Adapun Slamet Usman Ismanto menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan holding yang berbasis lingkungan, harus memberikan manfaat lebih baik kepada kawasan setempat dan masyarakat sekitarnya.
“Maka dari itu perlu penyusunan visi dan membangun sistem yang kuat. Namun ada tantangannya yakni harusmenyamakan persepsi dari berbagi latar berlakang yang berbeda,” ujar dia.
(ynt)