Kesehatan Finansial Anak Muda Indonesia Kalah Jauh dari Singapura

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 06:01 WIB
loading...
Kesehatan Finansial Anak Muda Indonesia Kalah Jauh dari Singapura
Ilustrasi Foto/Dok SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Bank OCBC NISP mempersembahkan OCBC NISP Financial Fitness Index, sebuah riset hasil kerjasama dengan NielsenIQ yang menggambarkan kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia dengan melihat sikap dan perilaku dalam pengaturan finansial serta bagaimana cara untuk memperbaikinya.

Hasil riset OCBC NISP Financial Fitness Index menunjukkan, generasi muda Indonesia menjadi salah satu yang memiliki literasi keuangan yang rendah dengan rata-rata kesehatan finansial hanya mencapai 37,72, jauh dibandingkan Singapura yang mencapai 61.

Direktur Bank OCBC NISP Ka Jit mengatakan, riset tersebut juga menunjukkan hanya 14,3% anak muda yang terlihat berusaha menuju sehat finansial, namun nyatanya kondisi mereka masih belum ideal. Hal ini salah satunya dikarenakan pemahaman para generasi muda yang masih tidak tepat dan lengkap terkait kekayaan dan bagaimana mengelola keuangan.

Pemberitaan media juga menunjukan fenomena ikutan tren investasi saham namun menggunakan uang hasil hutang, atau nekat terjun ke cryptocurrency menggunakan uang sekolah atau tabungan nikah.

"Akses masyarakat pada produk dan layanan keuangan yang terus meningkat ternyata tidak selalu membawa dampak positif, khususnya di generasi muda jika mereka tidak dibekali dengan pemahaman keuangan yang baik," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (19/8/2021).



Riset OCBC NISP Financial Fitness Index menunjukan 85,6% generasi muda terlihat kurang sehat secara finansial dan perlu segera melakukan check-up. Sementara sisanya terlihat sehat namun ternyata PR-nya masih banyak.

"Generasi muda harus segera melakukan Financial Fitness Check Up sebagai langkah awal untuk memperbaiki kesehatan finansial mereka, dan jangan asal mengikuti tren keuangan atau ajakan investasi teman yang belum tentu tepat," jelas Ka Jit.

Director Customized Intelligence NielsenIQ Indonesia Inggit Primadevi mengatakan, dari hasil studi juga menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat untuk menabung atau memiliki dana darurat lebih tinggi seiring dengan penghasilan.

Namun, dari mereka yang berpenghasilan cukup tinggi sekalipun, persentase yang memiliki dana darurat dan perencanaan anggaran masih rendah di bawah 50% dan persentase penghasilan yang ditabung pun masih terlalu kecil di bawah jumlah ideal 20%.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)