Kementan Perjelas Cara Minimalisir Yield Gap Saat MSPP
loading...
A
A
A
"Dengan kondisi seperti ini sehingga tidak bisa berproduksi secara maksimal dan produk yang dihasilkan tidak sehat. Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan meningkatkan kadar bahan organik (C-organik) tanah perbaikan sifat fisik, kimia, biologi secara umum dan menurunkan kemasaman tanah atau meningkatkan pH tanah," jelas Diah.
Sambung Diah menerangkan, bahwa kesenjangan hasil atau yield gap adalah perbedaan hasil antara potensi hasil dan hasil aktual. Lebarnya senjang hasil diantara hasil penelitian di kebun percobaan (research station) dan praktek petani.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena kesuburan tanah menurun diantaranya perubahan iklim, musim tanam (MK>MH), pengelolaan tanaman yang tidak optimal, kesuburan tanah alami, serta pencemaran sumber air irigasi dan tanah pertanian.
"Selain itu, penggunaan dosis pupuk tidak tepat (efisiensi rendah), pengendalian hama dan penyakit tidak optimal juga berpengaruh. Dan solusi dari semuanya adalah dengan teknologi spesifik lokasi, pengelolaan tanaman terpadu (BMP)," urai Diah.
Dalam acara MSPP kali ini, peserta juga dijelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner penelitian, tentang senjang hasil padi sawah oleh Irawan, dari Peneliti Balai Penelitian Tanah.
Ruang lingkup pertanyaan kuesioner tersebut diantaranya: profil responden dan Poktan; hasil panen padi, penggunaan pupuk atau jenis/jumlah dan evaluasinya terhadap rekomendasi; penggunaan varietas padi, perbedaan hasil padi terhadap potensi hasilnya dan antar MT serta bagaimana persepsi Penyuluh Pertanian dengan pencapaian senjang hasil padi.
“Pengisian formulir dilakukan berdasarkan hasil dari pengamatan, pengalaman dan interaksi dilapangan dengan tujuan untuk menggambarkan usaha tani padi dan sawah di lapangan,” terang Irwan.
Sambung Diah menerangkan, bahwa kesenjangan hasil atau yield gap adalah perbedaan hasil antara potensi hasil dan hasil aktual. Lebarnya senjang hasil diantara hasil penelitian di kebun percobaan (research station) dan praktek petani.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena kesuburan tanah menurun diantaranya perubahan iklim, musim tanam (MK>MH), pengelolaan tanaman yang tidak optimal, kesuburan tanah alami, serta pencemaran sumber air irigasi dan tanah pertanian.
"Selain itu, penggunaan dosis pupuk tidak tepat (efisiensi rendah), pengendalian hama dan penyakit tidak optimal juga berpengaruh. Dan solusi dari semuanya adalah dengan teknologi spesifik lokasi, pengelolaan tanaman terpadu (BMP)," urai Diah.
Dalam acara MSPP kali ini, peserta juga dijelaskan bagaimana cara pengisian kuesioner penelitian, tentang senjang hasil padi sawah oleh Irawan, dari Peneliti Balai Penelitian Tanah.
Ruang lingkup pertanyaan kuesioner tersebut diantaranya: profil responden dan Poktan; hasil panen padi, penggunaan pupuk atau jenis/jumlah dan evaluasinya terhadap rekomendasi; penggunaan varietas padi, perbedaan hasil padi terhadap potensi hasilnya dan antar MT serta bagaimana persepsi Penyuluh Pertanian dengan pencapaian senjang hasil padi.
“Pengisian formulir dilakukan berdasarkan hasil dari pengamatan, pengalaman dan interaksi dilapangan dengan tujuan untuk menggambarkan usaha tani padi dan sawah di lapangan,” terang Irwan.
(akr)