Kementan Perjelas Cara Minimalisir Yield Gap Saat MSPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 29 yang secara virtual di ruang AOR BPPSDMP membahas pentingnya cara meminimalisir kesenjangan hasil atau yield gap. Jika yield gap mampu diatasi, produktivitas pun bisa ditingkatkan.
Dalam kegiatan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengajak dan mendorong seluruh insan pertanian untuk mengkonsumsi pangan lokal. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, mengkonsumsi pangan lokal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Ditambahkannya, pangan lokal juga merupakan bagian dari budaya dan budaya tersebut harus dijaga serta ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas secara massif dan gerakan itu harus dimulai dari diri sendiri.
“Pangan lokal di Indonesia sangat melimpah, dengan mengkonsumsi pangan lokal dapat memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat dan kita telah membantu petani kita sendiri. Dengan mencintai pangan lokal sama artinya dengan mencintai petani Indonesia,” tegas Mentan SYL.
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada MSPP. Menurutnya, pangan lokal membantu membentuk dan memperkuat imunitas tubuh. Namun harus juga ada keseimbangan kerja dan istirahat untuk meningkatkan imun.
“Terlalu banyak kerja tidak baik, imun bisa drop. Malas juga tidak bagus, karena membuat kerja terbengkalai, stres akhirnya imun turun. Artinya, keseimbangan sangat penting,” ujarnya.
Dedi juga mengajak insan pertanian mengonsumsi pangan lokal dan menghindari pangan impor. Dengan mengkomsumsi pangan lokal, berarti kita membeli produk-produk petani Indonesia.
Sementara itu, Diah Setyorini, Peneliti Balai Penelitian Tanah yang menjadi narasumber MSPP, menjelaskan bahwa kesuburan lahan pertanian saat ini memiliki keadaan asupan bahan organik rendah.
Dijelaskannya, pupuk organik tidak dikembalikan ke lahan, sisa tanaman dibakar atau dibawa ke tempat lain. Selain itu juga tanah sudah tercemar pestisida, logam berat, limbah pabrik, dan polutan lainnya sehingga merugikan petani dan menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga petani menjadi rugi.
Dalam kegiatan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengajak dan mendorong seluruh insan pertanian untuk mengkonsumsi pangan lokal. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, mengkonsumsi pangan lokal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Ditambahkannya, pangan lokal juga merupakan bagian dari budaya dan budaya tersebut harus dijaga serta ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas secara massif dan gerakan itu harus dimulai dari diri sendiri.
“Pangan lokal di Indonesia sangat melimpah, dengan mengkonsumsi pangan lokal dapat memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat dan kita telah membantu petani kita sendiri. Dengan mencintai pangan lokal sama artinya dengan mencintai petani Indonesia,” tegas Mentan SYL.
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada MSPP. Menurutnya, pangan lokal membantu membentuk dan memperkuat imunitas tubuh. Namun harus juga ada keseimbangan kerja dan istirahat untuk meningkatkan imun.
“Terlalu banyak kerja tidak baik, imun bisa drop. Malas juga tidak bagus, karena membuat kerja terbengkalai, stres akhirnya imun turun. Artinya, keseimbangan sangat penting,” ujarnya.
Dedi juga mengajak insan pertanian mengonsumsi pangan lokal dan menghindari pangan impor. Dengan mengkomsumsi pangan lokal, berarti kita membeli produk-produk petani Indonesia.
Sementara itu, Diah Setyorini, Peneliti Balai Penelitian Tanah yang menjadi narasumber MSPP, menjelaskan bahwa kesuburan lahan pertanian saat ini memiliki keadaan asupan bahan organik rendah.
Dijelaskannya, pupuk organik tidak dikembalikan ke lahan, sisa tanaman dibakar atau dibawa ke tempat lain. Selain itu juga tanah sudah tercemar pestisida, logam berat, limbah pabrik, dan polutan lainnya sehingga merugikan petani dan menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga petani menjadi rugi.