Praktik Industri Sawit Berkelanjutan Bisa Dongkrak Keuntungan
loading...
A
A
A
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Dedi Junaedi menambahkan “Banyak regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah, termasuk saat ini terdapat Rencana Aksi Nasional (RAN) sawit berkelanjutan dengan melibatkan 14 kementerian/lembaga pusat, 26 gubernur dan bupati daerah sentra sawit, dan kami juga membentuk forum multi pihak," ujar Dedi dalam sesi presentasi.
Pada akhirnya, kolaborasi para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit Indonesia ini perlu dititikberatkan dalam memahami transisi iklim. Analisis Orbitas menyatakan, industri kelapa sawit akan memasuki era baru sebagai akibat dari perubahan iklim, dengan temuan kunci sebagai berikut:
1. Tingkat kerentanan perusahaan terhadap transisi iklim sangat bergantung pada strategi penggunaan lahan, pengurangan emisi, akses permodalan serta efisiensi operasional.
2. Transformasi menuju model bisnis berkelanjutan merupakan strategi yang menguntungkan.
3. Pembatasan penggunaan lahan mendorong kenaikan harga lahan, meningkatkan persaingan lahan, dan mendorong produktivitas yang lebih tinggi.
4. Petani rakyat akan memainkan peran penting dalam meningkatkan hasil produksi industri sawit dan mengurangi deforestasi di masa depan, namun membutuhkan dukungan dari produsen dan investor.
5. Investor sebaiknya menghindari investasi di perusahaan yang memiliki konsesi di area bernilai konservasi dan mempunyai stok karbon tinggi, menerapkan kebijakan NDPE yang minim, dan/atau yang strategi pertumbuhan usahanya bergantung pada ekspansi lahan.
6. Upaya serius dari semua aktor yang terlibat di dalam transisi iklim ini sangat diperlukan.
(akr)